CHIVE 9√

12.6K 237 0
                                    

"Chio.."

Sebuah rengkuhan lembut ada saat kedua lengan kekar tersebut memeluknya melingkar hingga menyalurkan rasa nyaman dalam dekapan pria tampan itu.

"Ini ... serius?" pria tersebut mengangguk dengan membalikkan tubuh gadisnya menatap mata coklatnya dengan tatapan lembut.

"Aku tak pernah berkata bohong sayang." ucap pria tersebut.

"Aku? Apa sekarang waktunya aku-kamu.." pria itu terkekeh pelan mendengar gumaman gadisnya, ia lalu menarik pinggang Venaya lebih dekat dengannya lagi.

"Ya. Karena kamu sangat menggemaskan, hm." Venaya tertawa saat Chiko mengecupi lehernya dengan bertubi-tubi hingga terdengar suara decapan.

"Aku tak sabar lagi ingin melihat mereka. Kamu tahu? Saat usiaku 14 tahun lalu aku sangat berharap bahwa suatu doaku untuk bertemu idolaku diwujudkan oleh Tuhan, dan dia mewujudkannya dengan hadirnya dirimu. Aku merasa kalau akulah satu-satunya wanita yang sangat bahagia didunia ini karena aku, memilikimu dan juga hidupmu." ucap Venaya dengan segenap hatinya, gadis tersebut bergerak memeluk kekasihnya dengan erat, Chiko ikut merasakan kebahagiaan gadisnya dengan membalas pelukan Venaya tak kalah eratnya.

"Aku juga beruntung karena Venaya adalah milikku termasuk juga hidupnya. This is beautiful world my girl."

/////

"Gadis itu bersamanya, ia tumbuh dengan sangat baik. Dan aku hanya berharap bahwa ia akan menerima kita dan juga Chiko. Adikku yang malang, apa pilihan kita sudah tepat saat itu?" pria dewasa itu terus berkata apa yang isi hatinya katakan. Kegelisahan dan ketakutan.

"Kita melakukan yang tepat, Ved." ucap seorang wanita dewasa yang tersenyum dengan memegang bahu pria tersebut.

"Mendiang Helena dan Vairus. Aku tak yakin ia akan berlapang dada berkata ikhlas." ucapnya lagi.

"Bicaralah baik-baik padanya, dia akan dengan tenang kalau kau juga tenang. Mintalah bantuan pada seseorang, siapa tahu selain kita ada yang tahu tentang hal ini."

"Kirana?"

"Ya, pikiranmu sama denganku suamiku. Hanya orangtua Kirana lah yang tahu hal ini selain kita dan Helena juga Vairus, dan aku yakin Kirana pasti sudah tahu tentang hal ini."

Pria dewasa itu beranjak dari duduknya menatap rumput hijau melalui jendela kamarnya, sesekali nafasnya berhembus pelan.

"Kita akan menemui Kirana. Bersiaplah segera."

"Baiklah."

/////

Chiko masih berdiri tegak menunggu Venaya yang kini sedang berada ditoilet, sambil memainkan ponselnya mata indah serupa tersebut terus menatap layar ponselnya dengan senyuman. Hingga sebuah tepukan dipundaknya menyadarkan pria tersebut dari lamunannya, ia menoleh kebelakang dengan mengerutkan dahinya.

"Pak Chiko?" suara menggelikan itu seketika terdengar olehnya, Chiko menatap wanita dihadapannya masih dengan dahi berkerut hingga ia merasakan kedua tangannya digenggam.

"Anuri. Lepasin tangan saya sekarang." kata Chiko dengan menekankan kalimatnya. Detik setelahnya wanita KB (kurang belaian) tersebut masih menggenggam tangannya sambil tersenyum malu-malu. Aneh.

"Chio.." Chiko menolehkan wajahnya pada Venaya yang kini berdiri disampingnya, tatapan Venaya kini turun pada genggaman Anuri pada tangan prianya. Venaya menatap Anuri dengan sangat panas, nafasnya pun sangat terdengar beruntun, dengan sekali hentakan V telah merampas apa yang pantas memiliki tangan tersebut. Mata coklat gelapnya masih menatap Anuri yang juga menatapnya menantang.

"Maaf ya mbak, kalau mau cari teman ranjang. Silahkan cari laki-laki yang sama bitchnya kayak mbak. Chiko ini punya Venaya, kalau sampai saya liat mbak deket-deket lagi sama calon suami saya maka mbak Anuri akan selesai. Ngerti." kata Venaya masih dengan menggenggam tangan Chiko erat, Anuri yang mendengar kalimat V hanya bisa diam dan sesekali menelan ludahnya, dengan gerakan cepat wanita tersebut kamudian berlalu meninggalkan Chiko dan Venaya.

"Dasar nyali tai."

"Sayang, nggak boleh ngomong gitu." ucap Chiko memperingati, V kemudian memeluk tubuh kekasihnya dan menenggelamkan wajahnya kedalam dada bidang pria tersebut.

"Kamu jangan termakan rayuan mbak Anuri yaa. Kalau sampai itu terjadi maka aku akan gantung kamu dipohon." gumam Venaya yang membuat Chiko terkekeh geli, ia membelai rambut gadisnya dengan lembut dan mengecupnya sayang.

"I love you."

"I love you too Chio."









////////////////////////////////////
Enggak lama-lama amat kan guys😉..insyaallah next selanjutnya diusahain cepet deh.Tenang deh buat konfliknya masih jauh kok,yaa kira-kira pas dichap 20-an.Jadi untuk sekarang kita enjoy-enjoy aja dulu yaa guyss😆😆😆
Bye bye😙😘
////////////////////////////////////

FOREVER ALONG #Siregar-1- [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang