Chiko menatap pintu putih dihadapannya masih dengan perasaan was-was, berharap seseorang yang keluar dari ruangan tersebut membawakan berita yang baik untuknya.
Seorang dokter wanita keluar dari ruangan dengan membawakan beberapa kertas ditangannya. Chiko mendekatinya dengan tak sabar.
"Bagaimana keadaan istriku, dok? Apakah ia baik-baik saja?" Dokter itu tersenyum ia menepuk pundak Chiko.
"Selamat tuan, istri anda hamil, usianya sudah menginjak dua minggu dan semuanya baik-baik saja." tak sadar Chiko meneteskan air matanya dengan perasaan sungguh luar biasa bahagianya. Ia akan menjadi seorang ayah, seorang ayah.
"Aku yakin tuan masih mengingat siapa saya?" kata dokter itu.
"Ya, saya mengingat anda. Terima kasih dokter." Dokter bernama Tery itu mengangguk dan tersenyum ramah.
"Apakah saya boleh masuk?"
"Kenapa tuan bertanya, tentu saja boleh. Istri anda menunggu didalam." setelah mengucapkan kata terima kasih sekali lagi. Chiko masuk ke dalam ruangan dan ia melihat istrinya yang tidak lagi sedang memakan buah apel kesukaannya melainkan kini sedang menatapnya dengan senyuman cantiknya.
"Hei sayang, bagaimana keadaanmu?" Venaya menggeserkan tubuhnya hingga memberikan sedikit ruang untuk suaminya, lalu Chiko duduk disampingnya dan membawa Venaya ke dalam tubuh hangatnya.
"Aku semakin baik saat kau ada di sisiku juga bersama calon baby kita. Aku menjadi semakin kuat." Chiko tersenyum mengecup kening Venaya dengan lembut.
"I believe this my-angel."
/////
Venaya duduk manis di kursi sebelah kemudi, dengan novel yang saat ini sedang dibacanya tanpa harus memegang buku tersebut, dengan berbagai macam ekspresi yang terkadang membuat Chiko terkekeh geli. Tangannya mengelus paha Chiko dan kadang berpindah kebawah perut pria tersebut, mengelusnya dengan sangat lembut dan menggoda."Apa yang kamu inginkan sayang?" tanya Chiko mengalihkan perhatian istrinya itu dengan masih meletakkan tangannya di senjata suaminya yang sudah berdiri tegak.
"Uppss.. Aku tidak bermaksud sayang, aku hanya mengikuti alur cerita di novel tadi." ringis Venaya, ia mengarahkan pandangannya kebawah dan melihat milik suaminya yang terlihat menonjol di balik celana kainnya.
"Aku mengerti sayang,"
Venaya merenggutkan wajahnya dan menatap kesamping tanpa berkata. Chiko yang sedikit peka karena istrinya merajuk pun memberhentikan mobilnya ke pinggir jalan, lalu merengkuh bahu Venaya dan membawa istrinya itu duduk diatas pangkuannya.
"Aku ingin menjenguknya sayang. Tapi kita harus mengunjungi ayah dan ibu dulu untuk memberi tahukan tentang calon cucu mereka." ucap Chiko dengan pelan, ia menepikan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Venaya.
"Ummm ... semua orang menantikannya suamiku. baby, kita akan mengunjungi kakek Vairus dan nenek Helena. Kau pasti sangat senang kan baby." Chiko mengusap perut Venaya dan menciumnya dengan penuh kelembutan.
"Mama mencintai Papa, sepenuh hati mama." ucap Venaya dengan tersenyum manis, Chiko tersenyum dan menggigit pelan ujung hidung istrinya itu.
"Papa juga mencintai mama, sepenuh hati papa."
//////////////////////////////////////////////////////
Hey hey guysss😆😆😆
Muncul lagi deh, chive 19 nih lanjut yaa...😉😉😉
//////////////////////////////////////////////////////
KAMU SEDANG MEMBACA
FOREVER ALONG #Siregar-1- [COMPLETED]√
Lãng mạnWARNING 17+ [ROMANSA CINTA KEHIDUPAN YANG PENUH DENGAN LAW DEMAND.STORY'S FIKSI ABAL2.] Venaya Vanesia atau sering dipanggil V dalam huruf abjad.harapan yang singkat dalam hubungannya bersama masa depannya,hidup serumah bersama seseorang yang telah...