(1) qodarullah (pertemuan karna takdir)

7.8K 417 7
                                    


" Aku tidak tahu menahu mengenai soal suka, sebab Allah benar-benar menjagaku untuk tidak merasakannya hingga datang orang yg tepat, yg Allah ridhoi menjadi imamku"

Khumairah zeynasha Khairunnisa

------------------------------------------------------

Dinginnya angin malam, lembut menyentuh kulit, terasa menusuk ke tulang secara perlahan.
Namun dinginnya angin malam masih sanggup kutahan, jika dinginnya sikapmu aku angkat tangan.


Semarang,

Sudah dua jam berlalu, namun mata biru shapire milik gadis berlesung pipi itu tak kunjung bisa terpejam, padahal jika diingat kembali, betapa lelahnya Ia seharian ini, banyak sekali praktek ujian yg harus Ia ikuti karena kewajiban.

Entahlah dengan statusnya yg kini mahasiswi co-ass semester akhir membuatnya sulit sekali tidur, Ia dituntut untuk selalu siap apapun keadaannya, entah itu pagi, siang, malam, bahkan dini hari sekalipun, ditambah lagi tuntutan harus bekerja demi membiayai kuliahnya selama ini.

Ia Zeynasha, yg akrab disapa Zeyna oleh teman-temannya, bekerja di sebuah ruko penjual bunga, Ia juga mencari tambahan dengan bekerja di butik milik teman sekampus nya, beruntunglah sewaktu kecil zeyna sempat diajari menjahit oleh uminya yg juga seorang penjahit hingga zeyna mahir menjahit, dan membuatnya dengan mudah diterima di butik tersebut.

Keadaan ini membuat Zeyna melangkahkan kakinya ke kamar mandi guna mengambil air wudhu, Ia gunakan kesempatan ini untuk Tahajjud, sedikit berkeluh kesah pada Rabbnya atas beban hidup yg selalu Ia syukuri.

Jam masih menunjukan pukul 02:40 Ia niatkan untuk berpuasa Senin-Kamis, kebetulan besok hari Kamis, alasan lain Zeyna ingin berpuasa karena Ia menyadari bahwa uangnya tak cukup untuk sarapan dan makan siang besok, uangnya hanya cukup untuk naik kendaraan umum untuk ke rumah sakit, Zeyna sadar Ia tak boleh menghambur-hamburkan uangnya, bisa saja Ia gunakan tabungannya untuk hidup mewah di kota orang, namun teringat pasan kedua kakaknya untuk fokus hanya pada pendidikannya, Ia buang jauh-jauh pikiran itu. Lagipula Zeyna tak ingin merepotkan kedua orang tuanya untuk mengirimkan uang bulanan meski mereka memaksa, namun Zeyna tetaplah si keukeh yg mandiri hingga membuat orang tuanya pasrah mengikuti kemauan anaknya.

Selesai tahajjud Zeyna tak kembali tidur ia sibuk dengan tugas-tugasnya yg Ia siapkan untuk bahan sumpah dokter 3 bulan lagi, kesibukan itu menyita fokusnya hingga Ia tersadar oleh azdan subuh yg berkumandang tak jauh dari tempat Ia tinggal, kost-kostan Bu Mia, kost-kostan itu begitu strategis karna lokasinya yg dekat masjid dan pesantren, membuat Zeyna merasa tenang dan damai karna bisa mendengar suara santri mengaji setiap pagi dan sore.

Setelah membereskan tugas-tugasnya Zeyna bersiap membersihkan diri untuk sholat, tak ada orang yg harus Ia bangunkan subuh ini, pasalnya teman sekamarnya tengah menginap di asrama kampus yg sama dengannya karena tugas yg menuntutnya untuk lembur.

Selesai sholat subuh Ia lanjutkan dengan membaca Al-Quran sembari menunggu langit malam meninggalkan waktunya.

Getar ponsel kembali terdengar berkali-kali ketika ia tengah bersiap untuk berangkat.

Pagi ini Zeyna berangkat ke rumah sakit sedikit terburu-buru dari biasanya karena teman-temannya sedari tadi menelfonnya terus-menerus menyuruhnya untuk segera kerumah sakit, entahlah ada kendala apa disana.

Zeyena bergerak gelisah di halte menunggu angkot untuk ke rumah sakit, 15 menit angkot tak kunjung datang, membuatnya sedikit panik kembali, hingga fokusnya terpecah saat mendengar suara kucing.

NO Khalwat UNTIL Akad (Halal Bersamamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang