(8) 실패한 (failed)

4.5K 283 5
                                    

Tak pernah ada kata menyerah dan kalah dalam kamus hidup ku, kini aku dan Tuhan kembali menyusun rencana indah takdir kita.
Meski aku harus sedikit berjuang menyingkirkan duri dalam pengorbanan ini.
Tunggu, Kita pasti bersatu didalam takdir yg indah karan-Nya.

Refanza Alfrando Aldrian

------------------------------------------------------

Hembusan angin malam sedikit terasa ngilu di tulang, entahlah mungkin memang cuaca sedang tak bersahabat, sudah beberapa hari ini langit malam tak pernah menghibur dengan menampilkan bintang-bintang maupun sinar rembulan, kini langin hanya di hiasai dominan warna hitam kelabu, dan kibasan angin yg menerbangkan dedaunan, terkadang pula menggoyangkan pohon hingga terlihat hampir tumbang, membuat siapapun enggan berlama-lama di luar rumah, karna dinginnya angin malam.

Namun cuaca saat ini tak menyurutkan zeyna untuk terus berada di rumah sakit, jika orang lain berfikir, akan lebih baik di rumah bergelut dengan kasur empuk dan selimut tebal, namun ini lah tugas nya untuk meraih gelar dokter.

"Zey, ikut bersama suster menjemput Aluna di ruangannya, karna menurut saya Aluna sangat nyaman berada di dekat mu, kamu bisa memotivasi dan memberinya semangat pasti dia kuat dan tidak takut lagi." Pinta dokter ibran pada zeyna.

"Baik dok," Tutur zeyna menganggukan kepala.

-------

"Assalamualaikum.." sapa zeyna.

"Wa'alikumsalam.. Tante cantik." sapa Aluna antusias.

"Wa'alikumsalam... nak zeyna." Sapa Fatma lembut.

ruangan ini terasa kosong menurut zeyna, entahlah Karna apa, ia lihat keseluruhan penjuru ruangan tersebut namun nihil, ia tak menemukan yg memuaskan hatinya.

Mungkin kah ia mencari Alfran?, ahh itu tak mungkin. ya, tak mungkin, justru ia senang Alfran tak ada di ruangan ini, namun sepertinya hati zeyna mengkhianati, mengapa begitu hampa terasa.

Itulah gejolak yg sedang mengisi relung hati zeyna, sedikit berontak dengan keadaan yg tak jelas yg kini ia rasa.

"Nak.. sedang mencari siapa, Alfran ?." Tanya Fatma menyadari gerak-gerik zeyna seperti mencari seseorang.

"Ahha tidak Bu. oh ya Bu, kita harus bawa Aluna ke ruang kemo sekarang." Tutur zeyna sebari berjalan mendekati ranjang Aluna yg diangguki oleh Fatma.

"Hei cantik, apa kabar ?." Tanya zeyna lembut.

"Tadi Luna lemes banget Tante, tapi pas Tante cantik Dateng Luna langsung gak lemes lagi, sekarang Luna udah semangat." Tutur Aluna dengan suara sedikit serak, membuat zeyna menganggukan tersenyum.

"Sayang, Aluna gak takut kan mau kemoterapi lagi." Tanya zeyna meyakinkan.

"Enggak Tante, asalkan Tante temenin Luna ya, ya Tante. Luna gak mau sendirian ditempat gelap itu." Lirih Aluna membuat hati zeyna terenyuh.

"Iya sayang, nanti Tante zeyna temenin, Tante pegang tangan Luna seperti ini." Tutur zeyna sembari menggenggam erat tangan Aluna membuat nya tersenyum tulus.

"Aluna pasti bisa, Aluna harus ingat bahwa selalu ada Allah dan Mama Aluna yg nemenin Aluna, gak cuma Tante, inget ya sayang." Tutur zeyna memberi semangat yg diangguki Aluna dengan senyum yg menghiasi wajah pucatnya.

NO Khalwat UNTIL Akad (Halal Bersamamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang