(31) Redupnya Asa Dunia

2.7K 196 31
                                    

Mungkinkah dunia terlalu kejam untuk serius, atau dunia terlalu bercanda untuk sebuah luka.
Inikah ujungnya akhir sebuah cerita kehidupan.
Melepas yg dicinta kemudian mencoba berdamai kembali pada sebuah takdir atau tenggelam pada keterpurukan yg sama dan berulang kali.

NKUA

------------------------------------------------------

Kata terbaik untuk sebuah kehancuran yg nyata adalah ikhlas.
Itu memang sulit jika hanya dibayangkan, tapi mudah jika perlahan dijalankan.

Langit tampak merasa apa yg kini salah satu hamba rasakan.

Hujan turun begitu deras membawa serta duka yg mulai luruh menggerogoti jiwa.

Malam turut mengerti akan duka yg menyelimuti bumi.

Laki-laki tegas, angkuh, dingin serta kejam dulu kini tidak berdaya dibawah guyuran hujan malam.

Tangisnya pecah seiring luka yg kembali menganga dihatinya, luka yg teramat sulit Ia balut dulu, kini dengan paksa kembali membuat luka baru dengan begitu dalam.

Hatinya hancur, harapan hidupnya mulai goyah, hidupnya mulai tidak berarti untuk sekedar menjalani takdir yg menanti.

Setelan baju mahalnya terlihat lusuh dan basah oleh air hujan, tangannya setia mengepal diatas bumi, tidak dihiraukan celana bahannya kotor karena berlutut pada tanah basah.

"Pak.." tegur Rian ikut merasakan apa yg Alfran rasakan.

"Ambil mobil dan kembali, antar aku pergi jauh dari luka ini." Lirih Alfran memejamkan matanya.

"Tapi Pak." Tolak Rian ragu.

"Aku bisa pergi sendiri jika kamu keberatan." Tegas Alfran bangkit dari posisi berlututnya.

"Tidak Pak, saya akan segera kembali dengan mobil." Tutur Alfran khawatir dengan Alfran yg bisa saja nekat karena kekecewaannya.

Rian bergegas meninggalkan Alfran menuju mobil mereka terparkir.

Tidak lama Rian kembali dengan mobil mewah yg biasa Ia bawa.

Alfran bergegas menaiki mobil dan duduk tepat di samping Rian, tidak seperti biasanya yg selalu duduk dibelakang kemudi dengan wibawanya.

Tidak menghiraukan tentang kebiasaan Alfran, Rian bergegas memacu mobilnya di jalanan yg tetap ramai meski hujan deras tengah mengguyur kota Semarang.

"Kita mau kemana Pak?." Tanya Rian sedikit was-was dengan suasana hati Alfran yg sedang kacau balau.

"Lembang." Tutur Alfran dingin sarat akan keraguan.

Rian yg mendengar itu otomatis langsung menginjak rem hingga mobil terhenti seketika, beruntung mobil dibelakangnya spontan ikut berhenti tepat di tempatnya hingga tidak terjadi tabrakan.

Rian yg menyadari kelalaiannya langsung kembali memacu mobilnya setelah mobil dibelakangnya tidak berhenti menekan klakson.

"Maksud Pak Alfran, kita ke Bandung malam ini juga?." Tanya Rian memastikan dengan perasaan ragu.

"Ya." Jawab Alfran singkat.

NO Khalwat UNTIL Akad (Halal Bersamamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang