(29) Ketika Tuhan Menyapa

2.9K 215 40
                                    

Pengalaman pahit mampir sekedar mengetuk hati, kuatkah menjalani beban yg lebih berat dari ini?
Sepi bertandang hanya sekedar bertanya, bagaimana rasanya waktu terbuang sia-sia?
Rindu menghampiri sekejap memaki, karena kelakuan buruk, kami menghinggapi hatimu.

NKUA

------------------------------------------------------

Akankah ada cinta yg baru menggantikan luka yg menganga meninggalkan trauma.
Menghadapi posisi yg sulit membuatnya enggan beranjak dari keterpurukan.

Dedaunan musim kemarau banyak berguguran menghiasi jalan-jalan kota Semarang.

Terik matahari terasa membakar kulit, menyilaukan mata membuatnya tidak sanggup menatap siang.

Hari ini terhitung satu minggu Alfran keluar dari rumah sakit, tebebas dari diagnosa leukemia yg membelenggu hidupmu.

Kini Ia tengah menatap sang istri yg tengah memilih kebutuhan untuk bayi kembar mereka, tampak cantik dengan balutan gamis maroon dan kerudung senada, dan jangan lupakan perut buncit yg tampak malu-malu dibalik gamis lebar dan kerudung syar'i yg Zeyna pakai.

Mereka memilih berbagai kebutuhan dengan warna yg bisa dipakai kedua jenis kelamin berbeda, sampai saat ini usia kandungannya tepat delapan bulan mereka belum mengetahui jenis kelamin anak-anaknya.

Bukan mereka tidak ingin tau atau sengaja merahasiakannya, tapi karena sang janin yg selalu malu-malu menunjukkan kelaminnya kala mereka melakukan USG.

Bahkan mereka pernah melakukan USG satu minggu penuh hanya untuk mengetahui jenis kelamin sang bayi, tapi tetap saja hasilnya nihil.

Kedua bayi mereka tetap keras kepala tidak ingin memberitahu kedua orang tuanya perihal jenis kelaminnya.

"Sayang, ayo duduk di kursi roda, ini sudah hampir satu jam kamu berdiri." Ucap Alfran menghawatirkan Zeyna yg Keukeh enggan duduk di kursi roda yg Rian bawa.

"Tidak mau, aku belum lelah." Tolak Zeyna tetap dengan pendiriannya.

"Jika kau tidak mau, berarti waktu belanja kita tersisa 10 menit lagi." Tutur Alfran melihat jam tangan mewah dipergelangan tangannya.

Sebelum mereka berangkat untuk berbelanja kebutuhan bayi mereka, Alfran telah membuat kesepakatan dengan istrinya, jika Zeyna tidak mau berbelanja dengan menggunakan kursi roda maka waktu berbelanja mereka hanya satu jam.

Mengingat itu Zeyna lantas menuju kursi roda yg Rian bawa dan mendudukan dirinya disana, Ia belum selesai memilih perlengkapan bayinya, bahkan masih banyak lagi yg harus ia beli, bahkan terhitung baru tiga jenis perlengkapan bayi yg mereka beli dengan masing-masingnya double.

"Rian bawa trolinya." Perintah Alfran yg diangguki Rian, sedangkan Alfran memilih mendorong kursi roda Zeyna menuju perlengkapan bayi lainnya.

"Kau benar-benar menjengkelkan." Tutur Zeyna masih tidak terima dengan kuasa suaminya.

Alfran yg mendengar itu hanya terkekeh mendengar kekesalan istrinya.

"Ini untuk kebaikanmu dan anak-anak kita sayang." Tutur Alfran tersenyum tulus.

Waktu berjam-jam mereka habiskan untuk membeli peralatan bayi, lelah kini mendera Zeyna yg bosan hanya duduk di kursi roda.

NO Khalwat UNTIL Akad (Halal Bersamamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang