Chapter 03 - Reuni dan Awal Lembaran Baru

1.1K 64 2
                                    


["Kalau memang terlihat rumit lupakanlah. Itu jelas bukan cinta sejati kita. Cinta sejati selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana kesetiaan yang tak menuntut apapun dan keindahan yang apa adanya." 

― Tere Liye]


= * = * = * = * = * = * = * = * =

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Yassi berpikir "Aku harus berpikir dengan cepat,,,baiklah! Aku sembunyi saja..."
Lalu Yassi mencari tempat persembunyian dibelakang rumahnya
"Ah. . .Disini saja!" Yassi menemukan tempat persembunyiannya yaitu di belakang guci,
Kemudian para orang suruhan Ibu James tadi tiba disana,
"Wah! Gawat mereka telah kabur, Ayo kita kejar!" ucap seorang dari mereka, lalu mereka mulai berlari kearah Nadine dan James berlari tadi. Yassi yang mendengar itu langsung berpikir cepat. Ia mengalihkan perhatian mereka dengan membuat tutup guci ditempat Ia bersembunyi terjatuh, dan lalu Ia berlari keluar dari tempat persembunyiannya kearah berlawanan dengan arah Nadine dan James. Rencananya berhasil, para ajudan itu mengikuti arah kemana Yassi berlari,

+
+
"Ah.... Aku capek sekali,," ucap Yassi sambil menoleh kebelakang "Ah itu mereka,aku harus lari lagi"

Di tempat Nadine dan James,
"Nadz, sekarang waktunya kita pergi menjemput adikmu. . .Ayo kita naik bus itu!"ucap James kepada Nadine, mereka benar-benar beruntung baru saja tiba di halte sudah ada bus yang datang.

Nadine dan James duduk di kursi bersebelahan. Nadine menyenderkan kepalanya ke bahu James,

lalu dengan alami James mengelus rambut Nadine,
"Maafkan aku,kau pasti menderita,ini semua gara-gara aku" ucap James
"Tidak, ini semua bukan salahmu, berhentilah menyalahkan diri sendiri" ucap Nadine

Lalu dilain tempat,
"hah... Akhirnya aku bisa lolos dari mereka" ucap Yassi dengan ngos-ngosan
"mereka benar-benar pergi kan?" tanya Yassi pada dirinya sendiri sambil menoleh kebelakang
"Ah.... Syukurlah, mereka(James&Nadine) harus berterimakasih padaku" ucapnya lagi,

Beberapa saat kemudian,
Nadine dan James telah tiba di depan panti asuhan tempat Donny, adik Nadine berada.

Di lain tempat,
"We are sorry, forgive us, we lost them" ucap salah seorang suruhan Ibu James
"What??!! Stupid!! Just looking for them again!"
ucap Ibu James dengan marah-nya

Di depan panti asuhan,
"Kau kenapa? Kau gugup?" tanya James pada Nadine,
"Ehmmm. . .entahlah. . ." gumam Nadine dengan mengangkat kedua bahunya,
"Tenanglah, kau akan baik-baik saja, sekarang kau punya aku^^,dan seharusnya aku yang gugup, kan aku yang ingin meminangmu" hibur James pada Nadine yang terlihat gelisah
"Aku hanya bingung, harus berkata apa kepada adikku. . .aku tiba-tiba pulang dan bukannya membawa uang yang banyak seperti janjiku pada adikku, malah aku membawa calon suami, hehe sedikit aneh" ucap Nadine
"Jadi kau menyesal?" tanya James dengan bibir manyunnya
"Bukan begitu hanya saja. . . ."
"Hanya apa?"
"Haha. . .bukan apa-apa... Tapi nanti ajari aku berbahasa Inggris, kau sudah janjikan?!" jawab Nadine cepat
"Ehmmm.... Nanti akan ku ajari, pasti!" James memastikan,

Lalu kedua melangkahkan kaki perlahan menuju pintu panti. Mereka kemudian membuka pintu kayu tinggi berwarna coklat yang sudah terlihat kusam itu. Nadine tersenyum melihat banyaknya anak-anak yang masih bisa tersenyum walau sudah tidak memiliki orang tua, sama seperti dirinya dan adiknya yang sudah menjadi yatim piatu sejak Nadine berusia 10 tahun dan adiknya 4 tahun. Nadine tidak akan pernah lupa kejadian di saat Ibunya meninggal dunia dihadapannya, Ibunya telah lama sakit sejak melahirkan adiknya, dan ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan sebelum adiknya sempat dilahirkan ke dunia. Ibunya kemudian berusaha bekerja siang malam untuk dirinya dan adiknya, saat itu dia sempat berpikir untuk berhenti sekolah dan membantu Ibunya berkerja, tapi ibunya sangat marah apabila dia mengatakan hal tersebut. Jadi saat Ibunya collapse, teman-teman ibunya di pabrik tempatnya berkerja segera memberitakannya kabar tersebut. Ibunya sempat dibawa ke rumah sakit, dan untung saja Nadine sempat bertemu Ibunya untuk terakhir kali sambil membawa adiknya yang masih kecil.

Memories of My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang