Chapter 31 - Apakah akan berakhir?

1.1K 107 44
                                    

....penderitaan dan perjuangan kita selama bertahun-tahun, akankah semuanya berakhir?....

*
**
***

Ella kecil itupun, bangkit dan berdiri di depan Ibunya. Seolah menjadi tameng bagi Ibunya. Iapun menyatukan kedua telapak tangannya, ia memohon.

"Nyonya, kumohon jangan sakiti Mommy.." mohon Ella dengan menatap mata wanita yang memiliki nama yang sama dengannya itu.

Nyonya Ella bingung terhadap perasaannya sendiri. Ia tiba-tiba merasa iba saat melihat Nadine bersama putrinya, yang juga adalah Cucunya.

"Tidak! Aku tidak boleh luluh!" Batin Nyonya Ella. Ia terdiam memandangi keduanya.

Ella kecil menyeka airmatanya, kemudian ia berlutut dan memeluk kaki Neneknya. "Nyonya, maafkan Mommy-ku jika ia salah. Tapi, kumohon jangan sakiti Mommy-ku lagi..."

Nadine mendekati putrinya, dengan cepat ia tarik tubuh putrinya menjauh dari mertuanya.
"Dia masih kecil Nyonya, dia tak mengerti apa-apa. Yang ia inginkan hanya hidup bahagia bersama anggota keluarga yang lengkap." ... "Kumohon restui kami, kami hanya ingin hidup bersama.." mohon Nadine.

Nyonya Ella itu berusaha untuk tidak luluh, "yang kubenci darimu adalah ketidak tau dirianmu itu..." Ia menarik nafas dalam, mencoba menceritakan kisah yang lama ia pendam, "..baiklah akan kuberitahukan ceritaku yang kau tak tau. Kau bilang kau mencintai putraku, tapi kenapa kau mau diajaknya kawin lari? Apa kau tak bisa berpikir? Kalian itu masih remaja, bahkan belum mengerti apa-apa tentang hidup. Tentu saja aku khawatir sebagai Ibunya, aku yakin kau paham karena kau sekarang seorang Ibu juga. Lalu apa kalian bisa bahagia jika hanya mengendalkan rasa cinta? Tidakkan?! Yang kulihat putraku begitu lelah siang dan malam bekerja untuk menghidupi dirimu dan adikmu. Lalu, kau hamil, lebihnya lagi kembar. Apa kau tega padanya?! Kau bilang kau mencintainya?!! Bisa jadi apa James jika saja aku tidak mengambilnya kembali hah?!"

Nadine memberanikan diri untuk menjawab, "iya, aku tau itu adalah kesalahanku. Harusnya aku tolak saja ajakannya, dan meneruskan kuliahku. Tapi..." Ia berusaha untuk menahan airmatanya, "tapi, aku pernah membayangkan jika saja yang aku lakukan adalah itu dulu. Namun..." ... "Namun, aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa dirinya. Aku tak bisa membayangkan jika ia menikah dengan orang lain. Maafkan aku..."

"Siapa yang akan menikahkannya dengan orang lain hah?! Aku hanya ingin dia kuliah di Amerika, agar dia bisa meneruskan perusahaan Ayahnya. Tapi, ia menolak, karena ia tak ingin berpisah darimu. Saat itu kurasa, itu hanyalah cinta remaja biasa, ia harus dipaksa agar dia lupa padamu. Tapi, ternyata ia lebih nekat dari yang kuduga. Ia berkali-kali mencoba kabur dan berkata pada Ayahnya, bahwa ia tak mau meneruskan perusahaan Ayahnya dan lebih memilih dirimu. Disaat itu aku marah dan menamparmu, tapi ternyata ia berhasil kabur dari rumah dan menyempati diriku bertemu denganmu. Belum sempat aku berkata apapun, dia telah membawamu kabur. Padahal saat itu, saat aku tau ia memilihmu, aku berpikir untuk berhenti mengejar kalian. Aku percaya padamu, bahwa kau sangat mencintainya, jadi kau pasti akan menolaknya menikahimu karena kalian masih muda, dan melanjutkan pendidikan kalian dulu.."

Nadine nampak bingung, kenapa ia tak berpikir seperti itu dulu. Mungkin karena ia masih 18 tahun dan begitu takut dengan Ibunya James. "Apakah Nyonya akan memberikan kesempatan kepada kami jika aku melakukan itu?"

"Tentu saja, itu berarti kalian berpikir lebih dewasa!"

"Tidakkah, kau memberi kami kesempatan kedua?"

Memories of My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang