Chapter 20 - Sepatah kata

1K 85 33
                                    

....apa yang terjadi dengan hatiku? Ku masih terjaga menunggu pagi....
- Peterpan (menunggu pagi)

*
**
***

Rasa itu tak mau pergi, kau pergi dan kembali. Kubertanya pada hati, apa yang terjadi, namun tak Ada jawaban pasti...
- James

Mungkin kau bingung, mungkin kau ragu. Namun ku yakin, suatu saat nanti kau kan tau kemana arahmu...
- Nadine

****

Sudah seminggu lebih Nadine bekerja di kantor James, namun ia belum jua dapat celah untuk mendekati nya. Ia pikir, ia harus bergerak cepat. Entah bagaimana caranya, asalkan ia dapat berbicara dengan suaminya itu walau cuma sepatah kata.

Ini jam makan siang, Nadine telah duduk dengan teman-teman OB dan OG nya di ruang khusus seperti sebuah pantry untuk mereka.

Masing-masing dari mereka mulai menikmati bekal makan siang mereka sambil bertukar cerita.

Rata-rata dari mereka memang sudah berkeluarga, karena James yang menginginkan itu. Mereka saling bercerita tentang suami, istri, dan anak-anak mereka. Nadine termasuk yang termuda disana.

"Bagaimana denganmu, nak Nadine?" Tanya seorang OG berumur sekitar 40-an,

"Aku punya sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan, Tita Mel" jawab Nadine.

"Wuah... Pasti mereka sangat manis, aku dari dulu ingin punya anak kembar" ucap seorang OB berumur 30-an lebih "berapa umur mereka?"

"Umur mereka 8 tahun, Kuya Tolayts" jawab Nadine dengan senyuman nya.

"Berarti kau menikah saat usiamu masih sangat muda, aku juga begitu dulu" Ujar Tita Mel, dan Nadine hanya mengangguk.

"Lalu, bagaimana dengan suamimu, Nad? Dia bekerja dimana?" Tanya seorang OG berumur 30-an,

Nadine terdiam seribu bahasa, bingung tuk berkata apa.

"Nad? Kau kenapa"

"Ah... Tidak, aku hanya teringat sesuatu, Ate Emma" balas Nadine dengan senyum palsunya.

Emma merasa ada yang tidak beres, kenapa Nadine bertingkah aneh saat ia bertanya tentang suaminya sendiri "maaf, Nad. Jika perkataan ku ada yang mengganggumu. Jika kau tak ingin bercerita juga tak apa..."

"Oh, bukan begitu, Ate. Aku sangat ingin bercerita, tapi aku bingung untuk memulai dari mana" memang benar Nadine ingin bercerita karena itu membantunya untuk mengurangi bebannya.

"Kalau begitu, berceritalah secara perlahan, Nad. Tak apa, kapanpun kau mau bercerita, kami akan mendengarkanmu" ucap Tita Mel.

Nadine merasa walaupun hidupnya penuh dengan kepahitan, Tuhan masih berbaik hati untuk membiarkannya berada di antara orang-orang yang berbaik hati kepadanya,
"Sebenarnya, suamiku....." Nadine menghela nafasnya "suamiku telah pergi, sudah 8 tahun lamanya semenjak anak-anak kami terlahir ke dunia..."

Raut terkejut tergambar di wajah teman-teman OB dan OG nya itu "maaf, Nad. Maksudmu, suamimu meninggalkanmu begitu saja?" Tanya Tita Mel.

Memories of My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang