Chapter 17 - Goodbye Daddy

927 69 26
                                    

...Bergelut udang di dalam laut. Mendengar engkau meninggalkanku. Bergelombang samudera tak rela kau pergi ...

...Berjatuhan daun-daun hijau. Walaupun belum musimnya kini. Tak akan pun bersemi lagi, di dalam hatiku ...

- Noah (Cinta Bukan Dusta)

*

**

***

Hanya satu yang terlintas di kepalanya saat itu, ia yakin bahwa sang mertua telah membawa pergi suami tercintanya.

Tak tau lagi bagaimana untuk menggambarkan perasaan Nadine saat itu, tapi satu yang pasti, hatinya sangatlah hancur

******

Jalanan Sydney memutih, tertutup salju yang turun semalam. Tapi hal tersebut tak menghentikan para kendaraan besi yang berlalu lalang di pusat kota Sydney. Hiruk pikuk pusat kota saat ini sama seperti hati seorang wanita yang terlihat kacau, namun masih tertata.

Semilir angin pagi yang dingin menusuk, berhembus ke Sydney Hospital. Tempat dimana Nadz dan bayi-bayinya dirawat.

Semalam ia benar-benar pergi ke kamar suaminya, dan hatinya sangat hancur saat mengetahui bahwa sang suami sudah tidak ada di kamarnya.

Pada saat itu, lututnya melemah. Tak ada yang bisa ia pikirkan lagi selain kedua bayinya saat itu. Jadi dengan langkah lemah ia berjalan menuju tempat dimana sang bayi berada.

Dari balik kaca, Nadz menyaksikan kedua bayinya yang tertidur di dalam ranjang bayi mereka. Wajah mereka sangat damai. "maafkan Mommy yang tidak bisa mempertahankannya, kalau begitu Mommy minta jangan pernah tinggalkan Mommy juga, yah~ hiks~ hanya kalianlah kenang-kenangan darinya. Kalian lah dua malaikat kecilku~" gumam Nadz dalam isak tangis semalam.

Kalau bukan karena dua malaikat kecilnya, mungkin ia sudah akan gila pada saat itu. Bagaimana tidak, James adalah sebagian jiwanya. Bayangkan saja, bagaimana bisa ia hidup dengan sebagian jiwa yang hilang.

Dengan tenaga yang ia dapat dari dua malaikat kecilnya, Nadz kembali ke kamarnya dan berusaha tidur walaupun itu sulit. Ia berusaha meredam suara tangisannya semalam, agar Bibi Marg tidak mendengarnya dan terbangun.

Nadz ingin merahasiakan kejadian semalam. Ia ingin menunggu sampai mereka sendirilah yang memberitahukan semuanya kepadanya. Nadz tau, bahwa keluarganya itu menyembunyikan itu semua adalah untuk kebaikannya juga.

**

"Naddie~ kau sudah bangun?" Tanya Bibi Marg saat terbangun dari tidurnya dan hanya dibalas dengan senyuman kecil dari Nadz.

"Aunt, kapan kita pulang? Aku ingin segera kembali ke rumah kami" Tanya Nadz yang disambut wajah kebingungan Bibi Marg, karena hari ini ada yang berbeda darinya. Biasanya, yang ditanyakan setiap hari hanyalah kapan ia bisa bertemu James. Tapi pagi ini ia bertanya tentang pulang. Apakah Nadz sudah... ia mulai menerka-nerka apa yang ada dipikiran Nadz.

"Setelah, kau pulih benar dan dokter mengizinkan kita untuk pulang" jawab Bibi dengan senyuman hangat khasnya.

****

Keesokan haripun tiba. Hari kemarin berlalu dengan hawa dingin. Joseph dan Bibi Marg bingung mengapa Nadine tak ada sekalipun bertanya tentang James kemarin.

Memories of My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang