Chapter 14 - Pelangi Hitam Putih

677 58 5
                                    

... Berjuta warna pelangi di dalam hati. Sejenak luluh bergeming menjauh pergi. Tak ada lagi cahaya suci. Semua nada beranjak, aku terdiam sepi...

- Agnes Monica (Matahariku)

*

**

***

"Maaf, tapi kami dari pihak rumah sakit, Mr.Reid sekarang berada di UGD. Ia baru saja mengalami kecelakan lalu lintas, sepeda motor yang dikendarainya oleng saat menghindari sebuah truk dari arah berlawanan, dan jalan yang licin membuatnya tak dapat menghentikan laju kendaraannya..."

****

Seketika Nadine merasa seperti dihantam oleh sesuatu yang sangat besar membuatnya hampir terjatuh dari posisi duduknya sekarang. Suara sang penelpon pun mulai tak terdengar di telinga-nya, ia terkejut setengah mati hingga tak dapat mendengar maupun berbicara.

Nenek Lynda yang melihat paras Nadine pun menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan ekpresi wajah Nadz. Ia pun segera menyadarkan Nadz "Naddie, hei! Naddie!" panggilnya setengah berteriak sambil menepuk pundak Nadz berkali-kali "Oh Gosh! What's wrong, honey?" Tanyanya kemudian setelah melihat air mata Nadine yang mulai membasahi wajahnya.

Nenek Lynda beinisiatif untuk mengambil alih panggilan tersebut, dan ia pun sama terkejutnya dengan Nadz. Bedanya ia masih bisa berpikir jernih tidak seperti Nadz yang sudah hampir pingsan, ia kemudian bertanya tentang keadaan James dan dari rumah sakit mana mereka menelpon. "Naddie, kumohon tetaplah sadar, James membutuhkanmu!" ucap Nenek Lynda membuyarkan pikiran Nadz. Jika bukan karena perkataan Nenek itu, mungkin ia sudah tak sadarkan diri. Ia kemudian berusaha tenang, untung saja Nenek Lynda selalu berada disisinya dan menenangkannya.

Lalu Nadz mencoba menghubungi Joseph sembari bersiap menuju rumah sakit, karena ini musim dingin ia tak bisa langsung pergi keluar rumah dengan pakaian tipis. Sungguh ia ingin sekali langsung berlari menuju dimana sang suami berada, tetapi ia ingat bahwa ia tak boleh gegabah karena ada dua nyawa di dalam rahimnya.

****

Sydney Hospital...

Nadz tiba lebih dulu dari Joseph dan keluarganya serta Donny yang kebetulan sedang berada di rumah mereka. Dia duduk di kursi tunggu di depan ruang operasi. Nadz baru saja menyetujui surat untuk operasi James. Kondisi badan James pun ia belum sempat melihat, saat ia tiba dokter mengabarinya bahwa James harus segera mendapatkan pertolongan karena ia mendapat benturan keras di kepalanya.

Di dalam posisi duduk, Nadz mulai menunduk dan melihat kearah perutnya yang besar. Tiba-tiba air mata yang ia coba tahan untuk sesaat mulai tumpah lagi, bagaimana tidak, pada saat itu ia merasakan pergerakan aktif kedua bayi kembar di dalam perutnya. "Jangan khawatir, anak-anak ku, Daddy akan baik-baik saja~" gumamnya di dalam hati seraya mengelus lembut perutnya. Tetapi setelah berhenti sejenak, pergerakan mereka bertambah lagi.

Memang sudah beberapa minggu ini, bayi-bayinya sangat aktif bergerak. Itu sebenarnya hal wajar pada kehamilan di trimester akhir sebagai tanda bayi akan lahir dalam waktu dekat, tetapi hal itu membuat sang Ibu menjadi lebih sering mengeluh sakit pinggang. Begitupun Nadine, ia ingat bagaimana ia sering mengeluh kepada sang suami, tetapi ia selalu bisa menenangkannya kembali. Semakin bayi-bayinya bergerak, semakin Nadz mengingat elusan dan pijitan lembut James untuk membuatnya nyaman, air mata nya pun tumpah sejadi-jadinya.

Saat ini ia benar-benar takut kehilangan James... seperti sebuah lagu. Telah habis sisa cinta dan hidupnya hanya untuk James, dan tak lagi tersisa untuk dunia. Bila musim berganti dan waktu terhenti, walau dunia membenci ia akan tetap berada disisinya. (author: tebak aja lagu apa guys...)

Memories of My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang