Chapter 28 - Found Yourself

1.1K 103 38
                                    

....sometimes you need to find yourself when you lose the life and lose the game....

*
**
***

[No detail proofreading. Akan di unpublish bila ada perubahan cerita]

Keesokan harinya James telah bersiap di pagi hari sekali.

Nadine juga terbangun seperti biasa. Walaupun ini hari sabtu, dan Ella libur sekolah. Ia tetap saja bangun sebelum jam 7 pagi.

Nadine melangkahkan kakinya menuju kamarnya James. Ia lihat bahwa kopernya James telah siap, dan terdengar suara dari kamar mandi. Jadi, ia memutuskan untuk segera ke dapur dan membuat sarapan untuk James selagi suaminya itu mandi.

Selang beberapa menit, akhirnya James keluar kamar sambil menarik kopernya.

"James, makanlah dulu.." ujar Nadine.

"Tidak, aku makan di pesawat saja."

"Tapikan makanan di pesawat berbeda dengan yang ku masak. Kenapa tidak makan dulu, apakah jadwal penerbanganmu sudah dekat?"

James hanya mengangguk dengan wajah datarnya, berusaha menghindari tatapannya Nadine. Ia lalu melangkah pergi menuju pintu.

"James!" Tahan Nadine seraya setengah berlari ke arah suaminya itu. "Bumbum, hati-hati di sana. Jangan lupa hubungi Joseph..."

James mendengus kesal, "Aku bingung, kenapa Joseph dan keluarga Uncle John ku itu bisa sangat dekat dengan mu dan suamimu. Sebenarnya apa hubungan kalian?!" Ia hanya tau dari Ibunya bahwa Joseph selalu membela suaminya Nadine dan membuat dirinya marah. Tetapi, keluarga Paman nya malah tidak membelanya.

James juga tak tau jika semua yang dikatakan Ibunya benar atau tidak. Karena ia tak dapat mengingat itu semua. Dulu ia sempat percaya dan membenci mereka terutama Joseph. Tapi, lambat laun, setelah ia bertemu Nadine kembali. Hatinya mulai ragu.

Nadine tersenyum hangat, "kau akan tahu jawabannya di Sydney. Bahkan semua hal yang kau pertanyaan selama ini akan kau dapat disana. Tetapi, kumohon jangan memaksakan diri. Lakukan dengan perlahan..." Ia lalu mencium singkat bibir James.

"Aku harus pergi sekarang.." ucap James.

"Apa kau tak ingin berpamitan dengan Ella dulu?"

"Ella sedang tidur, aku tak ingin membangunkan dirinya.."

"Tak apa, James. Ia akan lebih marah jika kau tak berpamitan dengan dirinya.."

"Baiklah..." James meng-iyakan lalu melangkah menuju kamarnya Ella.

Perlahan James membuka pintu kamarnya Ella dan perlahan menginjakkan kakinya di lantai kamar.

Di hadapan Ella, James mengelus dahi gadis kecil itu. Lalu ia berbisik, "Ella, Paman pamit pergi ke Sydney.." Ella belum tersadar sepenuhnya, "Ella, Paman harus segera pergi.." pamit James lagi kemudian mencium kening Ella.

Ella tersadar, lalu melingkarkan tangannya ke leher James. Membuat James menahan gerakannya. "Paman, akan pergi kemana?"

"Ke Sydney, Baby..." Jawab James seraya tersenyum.

"Sydney? Untuk apa?" Tanya Ella dengan ekspresi heran.

"Hmm..." James mencoba mencari alasan yang tepat, "...untuk bekerja. Paman ada pekerjaan disana..."

"Apakah Paman akan pergi lama?" Pertanyaan Ella terdengar polos. Ia sepertinya tak ingin berpisah lama dari James.

"Tidak, Baby. Hanya sebentar..."

Memories of My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang