Chapter 4

852 87 11
                                    

'Sekarang saatnya, kau harus benar benar menyelesaikan semuanya hari ini! Kau pasti bisa (y/n)!!'

Aku melangkah ke sebuah taman bunga yg didominasi warna ungu. Karena banyak sekali bunga lavender yg tumbuh Di sana.

Dari kejauhan, aku melihat ada seorang namja yg kukenal bersama seorang gadis di bawah pohon yg besar.

'Betapa sialannya dia! Aku bahkan belum resmi untuk mengakhiri hubungan ini, tapi dia sudah bersama yeoja lain?? Ah, dan kenapa? Kenapa hatiku sangat sakit melihatnya?'

Aku menahan rasa sakit itu dan berjalan mendekati mereka. Mereka yang nampaknya tidak sadar akan kehadiranku masih melakukan aktifitas mereka.

"Aku tidak berbohong! Kau memang gadis tercantik yg pernah aku lihat" ucap Jungkook sambil mengusap pipi gadis itu.

Gadis itu hanya bisa tersipu malu.

'Oh God! Are you kidding me? Dia bahkan lebih jelek dibandingkan aku!'

"Tapi kenapa kau menyuruhku kesini?" Tanya gadis itu.

"Ah, aku hanya merasa kalau gadis secantik kau memang pantas untuk diajak ke tempat secantik ini" jawab Jungkook sambil tersenyum dan mengusap kepala gadis itu.

Aku hanya bisa mengepalkan tanganku erat erat sampai kukuku terasa ingin patah saat menusuk telapak tanganku.

'Calm down (y/n)!! Kau pasti bisa menahannya!!'

"Ekhem!" Aku berpura pura batuk sehingga mereka berdua menoleh ke arahku.

"Ah, si pengganggu datang" desis Jungkook.

Gadis itu nampak kebingungan saat melihatku.

"Heira... sebaiknya kau tunggu di mobil saja" ucap Jungkook sambil mengusap kepala gadis itu.

Gadis itu mengangguk dan langsung menjalankan perintah dari Jungkook.

Setelah gadis itu menjauh, Jungkook langsung merubah semua sikapnya.

"Kenapa kau menyuruhnya pergi? Kau takut dia tau kebusukanmu?" Tanyaku dengan nada yg tidak enak di dengar.

Dia hanya menatapku tajam

"Lebih baik kau katakan apa yg ingin kau katakan! Aku tidak mau 'gadisku' menunggu terlalu lama" katanya.

Aku memutar kedua bola mataku jengah.

"Aku tidak akan bicara banyak! Intinya aku kesini karena aku ingin mengakhiri semuanya!" Kataku.

Dia hanya diam, namun sedetik kemudian dia tertawa.

"Kau pikir aku masih menganggapmu kekasihku? Astaga! Mimpimu terlalu tinggi (y/n)-ah!" Katanya

"Aku tidak bermimpi! Maaf, lebih baik aku tidak usah tidur daripada aku memimpikan seseorang yg tidak memiliki hati sama sekali!" Kataku menangkis perkataannya.

Dia nampak marah

"Apakah aku membuatmu marah tuan Jeon?" Sindirku sambil tersenyum miring.

"Kau telah membuat kesabaranku habis! Kau mau kita putus kan?! Baiklah! Mulai sekarang kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi! Jangan menggangguku lagi! Dan jangan menampakkan wajahmu lagi di hadapanku!" Katanya dengan nada membentak.

Jujur, sisi wanitaku mulai berfungsi lagi. Aku memang tidak bisa dibentak seperti itu. Akhirnya tanpa sadar, airmataku mengalir. Namun aku segera menghapusnya.

"Baiklah! Tapi kau tidak bisa melarangku untuk menampakan wajahku di hadapanmu! Walaupun aku sangat ingin pergi jauh jauh darimu!" Ucapku.

"Pergilah! Pergi yg jauh! Bahkan jika kau tidak kembali lagi, aku akan sangat bersyukur pada Tuhan!" Katanya.

Aku tidak mendengarkan perkataannya, aku langsung membalikkan tubuhku dan berjalan menjauh darinya.

'Baiklah... Kau bisa menangis sekarang'

Airmataku sudah tidak dapat dibendung lagi.

'Kau bertahan selama 5 bulan hanya untuk mendapatkan cacian seperti tadi? Hhh... kau memang gadis bodoh! Sangat sangat bodoh!'

#Jungkook pov on

Aku hanya bisa melihat punggungnya yg lama kelamaan menghilang dari pandanganku.

Aku terduduk di bawah pohon itu dan menangis sejadi jadinya. Aku memukul pohon itu sekuat tenaga sampai tanganku terluka.
Aku berteriak sampai tenggorokanku sakit. Intinya, aku menyakiti diriku sendiri!

"(y/n)!!!!!!" Aku berteriak sambil menarik rambutku kebelakang.

Tak lama kemudian alarmku berbunyi

'Bip... Bip... Bip...'

Aku mematikan alarmku dan meminum obatku.

"Semua ini karena penyakit bodoh itu! Jika aku tidak sakit, aku sudah bahagia dengan (y/n)!! Kenapa Tuhan?? Kenapa Kau memberikan penyakit ini padaku???" Isakku.

Aku menatap bunga bunga lavender di sana, dan memoriku terulang kembali.

'Betapa indahnya saat itu... Aku dengan mudahnya menggapaimu, tanpa adanya halangan apapun. Dan sekarang? Aku sendirilah yg membuat jurang pemisah antara kau dan aku... maafkan aku... maafkan Jungkook mu yg bodoh ini...'

Aku mengacak acak rambutku, seketika kepalaku pusing.

Aku memijat kepalaku untuk menghilangkan rasa sakit itu.

Lalu aku mulai berjalan ke mobilku

#mobil

"Noona... terimakasih atas bantuannya" kataku saat sampai di mobil.

"Sama sama... tapi, kenapa kau melakukan itu? Bukannya kau masih mencintainya?" Tanya Heira.

Heira adalah saudara jauhku dan karena wajahnya terlihat tidak terlalu tua. Aku memutuskan untuk meminta bantuannya agar berpura pura menjadi gadis yg aku dekati.

"Umm... tidak apa apa... Aku memiliki alasan tersendiri" jawabku.

"Seharusnya kau tidak melakukan hal itu Jungkook-ah! Kalian sama sama saling menyakiti" katanya.

"Ini yg terbaik untuk kami noona" jawabku.

"Terbaik? Untuk kalian, atau untukmu saja?" Tanyanya.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Ini yg terbaik untuknya" jawabku.

"Kau bodoh jika berpikiran seperti itu! Dia sama sekali tidak bahagia saat kau berubah seperti itu! Aku yakin dia tertekan atas semua sikapmu itu! Gadis manapun tidak akan suka jika diperlakukan seperti sampah!" Katanya.

"Dia tidak akan bahagia jika masih bersamaku" kataku.

"Aku yakin, kebahagiaannya adalah bersamamu. Tidak ada lagi yg lebih membuatnya bahagia selain bersamamu" katanya.

"Aku tau yg terbaik untuknya" kataku.

Pandangannya mulai tertuju pada darah yg mengalir dari tanganku.

"Astaga Jeon! Tanganmu berdarah! Bisa bisanya kau tidak menyadari ini?" Tanyanya sambil menyeka darahku dengan tisu.

"Ah... ini pasti karena aku memukul pohon terlalu keras" kataku sambil memandangi lukaku.

"Kau menyesal kan? Jujurlah padaku!" Tanyanya sambil menaikan satu alisnya.

"Lelaki mana yg tidak menyesal saat melepaskan gadis yg paling dicintainya?" Tanyaku yg menjawab pertanyaan Heira noona.

"Lalu kenapa kau mengakhiri semuanya? Argh! Kau membuatku pusing Jeon-ah!" Katanya sambil mendorong kepalaku.

"Sudahlah... Aku tidak mau membahas itu lagi" jawabku sambil menghidupkan mesin mobilku dan mulai mengarahkannya menuju rumah saudaraku ini, untuk mengantarnya pulang.

Setelah itu, aku pulang ke dorm ku.

Hai hai hai!!!
Apa yg kalian lakuin kalo pacar kalian mutusin kalian dengan cara kayak gitu?
Btw Jungkook muna ih!! Kesel sendiri gua bacanya!
Jangan lupa vote and comment yg banyak ya...
I Purple You ^_^

(Don't) Leave Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang