Chapter 6

779 68 0
                                    

"Kau..." Dokter Han terus menerus memotong pembicaraannya.

"Ada apa sebenarnya?" Tanyaku.

"Ada tumor ganas di kepalamu" jawabnya pelan.

Aku menutup mulutku, aku tidak percaya apa yg disampaikannya benar benar terjadi padaku.

"Maafkan aku Mr Jeon. Kau harus segera melakukan tindakan operasi. Jangan sampai terlambat" katanya.

"Jika aku terlambat, apa yg akan terjadi?" Tanyaku sambil menahan airmataku.

"Maaf... nasib mu akan sama seperti anakku. Dia meninggal di usianya yg masih kecil. Semuanya karena tumor ganas yg hidup di kepalanya" jelasnya dengan mata berkaca kaca

"Aku turut berduka atas anakmu" kataku.

Dia mengangguk dan membenarkan posisi kacamatanya.

"Jadi bagaimana? Kapan kau mau melakukan operasi itu?" Tanyanya.

"Sebentar... jadwalku sangat sampai 2 tahun ke depan. Aku tidak tau kapan aku akan melakukannya" Ucapku sambil memegang kepalaku.

"Kau harus mengorbankan beberapa waktu konser mu. Kesehatanmu lebih penting" katanya

"Kau salah. ARMY ku lebih penting" jawabku.

Saat mengucapkan kata ARMY, aku tidak kuasa menahan airmataku. Aku membiarkannya mengalir begitu saja.

Dia menghela nafasnya.

"Apa kau sudah memberi tahu keluarga mu?" Tanyanya.

"Mereka tidak perlu tau" jawabku sambil menghapus airmataku.

Dia mengangguk, sepertinya dia mengerti apa maksudku.

"Lalu? Siapa yg sudah kau beritahu soal ini?" Tanyanya.

"Tidak ada yg boleh tau" jawabku.

"Kau harus memberitahu seseorang, mereka bisa membantumu dari segi mental. Beritahu ke orang yg kau anggap bisa mengerti dan bisa menghiburmu. Intinya, ke orang yg tepat" sarannya.

'Apakah aku harus memberitahu Bangtan? Ah, tidak! Mereka pasti akan khawatir sekali padaku. Atau haruskah aku memberitahu (y/n)? Dia pasti tidak akan peduli lagi padaku! Terlebih karena kejadian tadi'

Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri.

"Entahlah... mungkin bukan dalam waktu dekat ini" kataku.

Dia tidak bergeming.

Lalu dia memberikan 3 buah tabung berisi kapsul. Aku sudah memberitahunya agar tidak menyuruhku mengambil di apotek. Itu terlalu beresiko.

"Yg ini, kau harus meminumnya 2 kali sehari sesudah makan, masing masing 2 kapsul. Yg ini dan yg ini minumlah sebelum tidur." Jelasnya.

Aku mengangguk tanda mengerti.

Lalu aku berdiri.

"Terimakasih dok" Ucapku sambil membungkuk.

Lalu kami bersalaman sebelum aku meninggalkan ruangannya.

Hyung hyung ku langsung berdiri saat melihatku.

"Kau sudah selesai??" Tanya Jin hyung.

Aku mengangguk.

"Apa itu?" Tanya Hoseok hyung saat melihat kantung plastik dan map yg aku bawa.

"Ah tidak... ini hanya vitamin dan hasil pemeriksaanku" kataku.

'nampaknya mereka tidak curiga'

(Don't) Leave Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang