II. 4

6.1K 324 126
                                    


Menjelang lomba, Yuri dan kawan2nya lebih giat berlatih. Dan Jenifer pun dengan rajin ikut memberi semangat untuk Yuri cs.

"Jadi bagaimana perkembangan Yuri? Semakin bagus?" tanya Jessica pada Tiffany. Mereka sedang melakukan kencan di taman berdua. Sudah lama mereka tidak menikmati indahnya sore berdua di taman dengan santai.

"Menurutku sih sudah jauuuhh lebih bagusss,, Duuhh semoga mereka menanglah. Kalau menang kan lumayan kita juga bakal ditraktir, Jess hehehee,,," canda Tiffany.

"Astagaaa, Tiffany, kamu berharap mereka menang supaya bisa ditraktir doang? Gak ada yang lain apa? Yang bagusan dikit harapmu?" tanya Jessica sambil menautkan alisnya.

"Ehh ehh gak gak,, hehehehee gak kookk,, Yaaa semoga mereka menang dan bisa jadi terkenal dehhh,," Tiffany takut kena marah Jessica kalau dia minta traktir.

"Kok gak jadi? Harusnya gini Tiffany, kalau mereka menang, semoga mereka bakal bayarin paket bulan madu kita, gituuuuu dong hahahahaa,," Jessica tertawa penuh kemenangan.

"Looohh?? Kok kamu boleh minta hadiah lebih gede dari aku?? Iihhh,, kirain kamu marah aku minta traktir Yuri,, kalau tau,, biar aku minta yang lebih gede sekalian. Minta aja biayain keliling dunia selama 99 hari,," harap Tiffany tambah lebih ngawur,, haeehh..

"Hahahahaaa,, dasar Big Baby,, hadiahnya aja cuma berapaaaa,, kamu kok malah minta bayarin yang mehong2 gitu??" Jessica melihat Tiffany gemas dengan pemikiran anehnya pacarnya itu.

My love,, saranghaeyooo,, sarang,,

"Hallo papah? Iya papah,, Kapan? Formal atau santai? Di mana? Oke,, saya mengerti, pah,," tut.

"Tadi papah yang menelponku. Akan ada pertemuan keluarga hari minggu nanti. Entahlah, aku merasakan hal yang tidak enak nantinya Big Baby,,, huuhhh,,," Jessica menjelaskan pada Tiffany tentang hal yang dibicarakan ditelpon sebelum Tiffany bertanya.

Raut wajah Jessica berubah tidak semangat.

"Hei sayang,, hal yang akan terjadi esok kita belum tau kebenarannya. Yang penting kamu melalui hari2 dengan penuh semangat. Ingat, ada aku selalu untukmu, sayang,, Kalau kamu lemah, bagaimana dengan aku?" Tiffany mencoba menguatkan Jessica.

Jessica tersenyum lembut ke arah Tiffany.

"Hmmmm,, untung ada kamu baby,, kamulah penyemangat nyata hatiku,," Jessica ingin mencium Tiffany.

"Eehh ehh sayaaang,, jangan macem2 ahhh,, ini ditaman lhoo,," Tiffany mengingatkan Jessica.

"Hehehe,, tau kok. Cuma lagi pengen kiss kamu sayang,, huffttt,," alih2 tak bisa menciumnya, Jessica memeluk erat Tiffanynya.

Dirasa sudah cukup saling menyalurkan kehangatan dan kekuatan hati, Tiffany melepaskan pelukan mereka.

"Yuk ah kita belanja aja. Cari cemilan. Kan aku masih dalam pertumbuhan hehehee,," Tiffany senyum2 gaje sambil melihatkan kemanjaannya pada Jessica.

Jessica merasa gemas, dengan kecepatan sepersekian detik, Jessica mencium pipi Tiffany sekilas lalu menarik pipinya.

"Aaaww aaww,, duuhhh akittttt Jeesssicaa!!" Tiffany berusaha membalas. Tapi Jessica cepat menghindar.

Sore itu dihabiskan berbelanja kebutuhan pencemilan untuk Big Baby Tiffany. Tawa ceria terhias di wajah mereka berdua.

       ---------------------------------

Hari minggu tiba. Jessica bersiap hendak pergi menemui ayahnya dangan dalih urusan keluarga.

Jessica sudah merasa tidak tenang dengan pertemuan ini karena sangat jarang sang ayah mengajak kumpul bersama. Tentu saja karena kesibukan sang ayah yang menguasai dunia bisnis. Untung ibunya selalu dengan setia dan sabar menemani ayahnya yang suka lupa waktu dan yang pasti lupa sama keluarganya.

Hei Tante,,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang