II. 12

4.8K 287 192
                                    


Apa yang akan Tiffany lakukan?

"Aku tidak akan biarkan Jessica menjadi buta. Tak apa jika Jessica harus kehilangan ingatannya. Kenangan akan bisa terus tercipta. Tapi bila buta, lalu dia akan meninggal?? Tidak. Aku tidak akan biarkan dia meninggal", jawab Tiffany mantap.

"Apakah kamu yakin? Walaupun nantinya dia bisa tidak ingat kamu lagi?", tanya ulang Jason.

"Iya. Aku yakin. Walaupun dia tidak ingat diriku, aku akan selalu berada disisinya dan akan menciptakan kenangan yang baru tentang kami", jawab Tiffany.

Jason menoleh pada Tiffany dan terlihat senyum sedih terpancar dari raut wajahnya.

"Lalu,,, bagaimana dengan fisiknya? Dia sudah cacat secara fisik? Dia mungkin tidak akan bisa bekerja secara maksimal. Lalu bagaimana dengan masa depan kalian? Kalau kamu mau mundur, lebih baik mundur sekarang. Kamu bisa cari orang yang fisiknya lebih sempurna dan masa depan yang cerah. Apalagi kamu cantik. Aku yakin tidak susah bagimu mencari yang jauh lebih sempurna dari adikku", cecar Jason.

"Maaf kak Jason. Aku mencintai Jessica bukan karena fisiknya. Aku mencintai karena dia adalah dia. Seperti apa pun dia, aku akan selalu ada disampingnya. Walaupun aku belum tahu bagaimana masa depanku, tapi akulah yang kelak akan bekerja untuk kami berdua. Akulah yang akan selalu memeluknya. Dan dialah yang akan menjadi pengisi hatiku. Bukan yang lain", entah bagaimana Tiffany berani menjawab tegas tanpa ragu.

pukpukpuk,,, Jason menepuk-nepuk bahu Tiffany seakan-akan memberi semangat.

"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusanmu. Ingat dengan apa yang sudah kamu ucapkan. Bila kelak dimasa depan kau sia-siakan dan membuatnya menangis, tidak akan ada kesempatan kedua kalinya untukmu. Kami akan mengambilnya secara paksa darimu. Kamu mengerti, Tiffany?" Jason memberikan ultimatum yang sangat tegas.

"Ya. Aku berjanji. Aku berjanji tidak akan membuatnya menangis dan akan selalu menjaga dan menyayanginya, kak Jason", jawab Tiffany tanpa ragu.

"Baiklah, kamu sebaiknya pulang dulu istirahat dan ganti baju. Nanti malam kamu bisa kembali lagi kemari menemaninya. Dan tidak ada bantahan. Pulanglah. Sebentar lagi juga orang tuaku akan sampai disini. Dan mereka belum tahu tentang kalian", suruh Jason.

"Izinkan aku melihat Jessica sebentar. Baru aku pulang", pinta Tiffany.

"Baiklah. Masuk saja", perintah Jason.

Tiffany pun beranjak ke dalam ruangan tempat kekasihnya terbaring.

"Jessi, aku pulang dulu sayang. Aku mau kamu cepat buka kembali matamu dan kita bisa bercanda seperti dulu. Tenang aja sayang, aku tidak akan lelah menceritakan tentang kita yang dulu padamu. Aku cinta kamu, Jessi. Sampai kita menua, kita akan selalu berdua", Tiffany mencium pipi Jessica pelan.

Tiffany pun keluar dari ruang ICU.

"Kak Jason, aku pulang dulu. Terima kasih untuk kesempatan yang sudah kakak berikan untuk kami. Nanti malam aku kembali kemari", pamit Tiffany.

"Iya. Pulanglah dulu", Jason pun menyalami Tiffany.

Tiffany pun segera melangkah pergi dan mencari Yoona.

"Hei, bagaimana kedaan Jessica?" tanya Yoona.

"Saat ini dia tidak sadarkan diri. Nanti malam aku akan kembali kemari", jawab Tiffany singkat.

"Ohh,, semoga dia cepat sehat kembali, ya,," do'a Yoona.

"Terima kasih do'anya, Yoona", jawab Tiffany.

Pukul 18.30

Tiffany kembali ke rumah sakit. Tidak bisa dibohongi, nampak matanya yang sembab.
Tiffany membawa tas kecil yang berisi perlengkapannya untuk tidur di rumah sakit.

Hei Tante,,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang