II. 13

8.4K 339 234
                                    


Pertanyaan yang sederhana tapi sanggup membuat orang2 dalam ruangan itu menahan napas.

"Hmmmm,, jadi apakah kamu yang bernama Tiffany?" Suara berat dan tajam seakan-akan membentuk benteng yang tinggi didepan Tiffany.

"Iya, benar. Saya yang bernama Tiffany", Tiffany mencoba senyum, tapi jadi terkesan kaku.

"Lalu,, apa hubunganmu dengan putriku?" tanya tuan Jung.

"Pah! Dia,," Jessica mencoba menyela.

"Kamu diam dulu. Papah ingin mendengar langsung jawaban dari mulutnya", tegas tuan Jung.

Semua mata menatap Tiffany. Menanti jawaban apa yang akan diberikannya.

Jessica menggenggam tangan Tiffany dan menatap dengan cemas. Tiffany membalas genggaman Jessica dan tersenyum kecil.

Mereka saling menenangkan dan menguatkan.

"Baiklah, tuan. Saya akan menjawab. Dan tolong dengarkan baik-baik, karena saya tidak akan mengulanginya lagi", Tiffany mengatur nafas dan degub jantungnya dulu.

"Saya Tiffany. Dan saya adalah calon pendamping hidup putri tuan, Jessica. Saya tidak akan melepaskan Jessica dari hati dan hidup saya, karena dia adalah rumahku. Rumah ternyamanku yang kelak akan aku habiskan waktuku bersamanya, baik dalam suka maupun duka. Kami tidak akan pernah melepaskan genggaman tangan kami, karena kami adalah satu.

Bila jiwa dan raga kami terpisah, maka bukan tinggal setengah, tetapi nol. Karena yang tertinggal hanya raga tanpa jiwa. Maka dari itu tuan, tolong izinkan saya untuk melengkapi Jessica dan Jessica menutupi kekurangan saya.

Hanya itu yang dapat saya sampaikan kepada tuan", benar2 jawaban yang sangat membuat orang2 di dalam ruangan itu tertegun dan terkagum (padahal asli bikin author pusying 9 keliling cari kalimaty🤣🤣uuhhh).

Andai saat ini adalah acara pertandingan atau perlombaan mungkin mereka akan bertepuk tangan.

Tapi berhubung ini dalam rumah tuan Jung, maka orang2 yang ada hanya terdiam dan tersenyum kecil.

Mereka memandang kagum pada Tiffany yang terkesan masih belum dewasa tapi sudah bisa memberi jawaban yang menggugah hati mereka yang mendengarkannya.

"Hmmmm,,baiklah. Aku izinkan. Sskarang kamu kemari dan peluklah calon mama mertuamu. Dia dari tadi ingin bertemu denganmu", senyum tuan Jung.

Huuuffftttt,, semua pada bernafas lega tapi tetap tanpa berani bertepuk tangan.

"Yeeyyyy,,,berhasil,,!! Selamaaat yaa,, gak lama lagi kita perayaaan niihh!! Aseeekkk,,!!" seru Yoona.

"Adduuhhhh,, sakiitt kaakk! Main cubit aja, sudah kayak si Tiffany aja main cubit,," seru Yoona meringis sambil usap2 pinggangnya yang kena cubit Kwon Yuri.

"Lagian kamu gak bisa liat situasi dan kondisi. Orang lagi pada serius gini juga?" rutuk Yuri pada Yoona.

"Kemarilah Tiffany, mamah ingin melihatmu dari dekat" pinta nyonya Jung.

Tiffany menatap Jessica seakan meminta persetujuan. Dan Jessica memberikan anggukan kecil yang berati mengiyakannya.

Tiffany berjalan menuju nyonya Jung dengan sedikit gugup dan takut.

"Hmmmm,, inikah calon pendamping hidup putriku yang manja itu? Waahh,, benar-benar masih kecil,, tapi yaa dengan pemikiran yang dewasa. Kemari sayang, peluk mama mertuamu", nyonya Jung memeluk hangat Tiffany.

Tak terasa, air mata mengalir diwajah Jessica, tapi dengan cepat dihapusnya dan digantikan dengan senyuman kelegaan dan bahagia.

"Ayo semuanya,, silahkan menuju ruang makan. Saya yakin diantara kalian ada yang tiba-tiba merasa haus. Tidak usah segan, saya sebagai tuan rumah sudah menyediakan makanan kecil dan minuman untuk kalian semua. Silahkan!" tuan Jung mempersilahkan para tamu dadakan ke ruang makan.

Hei Tante,,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang