Jessica tidak bisa fokus dengan kerjaannya. Dia lebih banyak melamun. Mengapa masalah yang dia hadapi saat ini seperti berlomba hadir untuk menguji kekuatan hati dan ketelitiannya dalam berfikir.Dokumen yg harus dipelajarinya hanya dipandanginya dgn tatapan kosong.
toktok...
"Masuk", Jessica memerintahkan yg mengetuk pintu kantornya untuk masuk.
"Bu, ada orang yang ingin bertemu dengan ibu", lapor sekretaris Choi pada Jessica.
"Oh.. Suruh dia masuk!" Jessica menyuruh orang itu masuk dengan harapan memang orang itu yg dia tunggu dan membawa kabar baik.
Tak lama, masuklah orang yg ditunggu2 oleh Jessica.
Dengan tak sabar, Jessica langsung bertanya hasilnya.
"Bagaimana? Apa yang kamu dapatkan, Merlin?" tanya Jessica.
Orang tersebut tersenyum penuh arti sambil mengelurkan amplop coklat besar dari dalam tas ranselnya.
"Sesuai permintaan ibu. Saya berhasil mendapatkannya", orang yg bernama Merlin itu tersenyum dan menyerahkan amplop tersebut pada Jessica.
Dengan semangat Jessica mengambil dan membuka amplop tersebut. Dia mengeluarkan sejumlah foto dari amplop tersebut.
Jessica mengamati satu persatu foto itu. Perlahan Jessica mulai menebak arah yg akan dijelaskan oleh Merlin. Jessica mengerutkan alisnya.
"Dia pernah satu sekolahan dan satu kelas dengan ibu. Namanya ... "
"Ergi Sebastian Arnoldi, putra William Arnoldi", Jessica dan Merlin menyebutkan nama yg sama.
Jessica bungkam dan menurunkan foto2 tersebut. Jessica tidak habis fikir dengan hal yg baru saja dia ketahui.
"Tapi bagaimana mungkin dia..... Itu tidak mungkin...... Tapi untuk apa..... Aaagghh..", Jessica mencoba mencerna tapi menolak sendiri jawabannya.
"Well, untuk ibu ketahui, Ergi Sebastian Arnoldi selama ini tinggal di London. Dia bersekolah dan sempat mengurus perusahaan ayahnya di sana. Namun entah mengapa, menurut yang saya dengar, dia baru kemari beberapa bulan yang lalu dan tinggal di apartement didaerah, yaaahh bisa dibilang yang tidak sesuai dengan keadaan ekonominya. Dia bisa saja tinggal di kondomonium yang dikembangkan oleh ayahnya. Tapi dia justru tidak tinggal disitu. Dan banyak kejanggalan-kejanggalan yang saya rasa ibu mau mendengarnya", senyum Merlin penuh misteri.
Jessica menelpon sekretaris Choi,"Miss Choi, tolong pesankan pizza ukuran besar, dengan toping daging asap, jagung dan sosis, pinggirannya keju, dan minumannya cocacola. Oh iya, kalau kamu mau, pesan saja sekalian untuk anda, miss Choi. Aku bakal agak lama didalam ruangan ini. Terima kasih," perintah Jessica pada miss Choi. Dan sekretaris Choi tersenyum lebar menerima tawaran dari si bos.
(Uugghh,, untung sudah gak puasa.. bisa ngiler sendiri🤤)Dikediaman Tiffany..
"Ayah, mengapa ayah seperti memaksakan aku untuk selalu bersama Regi? Ayah tahu kalau aku paling tidak suka dipaksa? Dimana sifat ayah yang selalu menghargai privacy seseorang?" Tiffany sudah tidak tahan untuk selalu bertemu dan bertemu dengan Regi. Tiffany sungguh-sungguh sangat malas untuk berpura2 baik padahal mulutnya sudah sangat ingin berkata pedas.
Ayah Tiffany yg akan meminum teh hangat, berhenti sebentar melirik Tiffany lalu melanjutkan menikmati seduhan teh kesukaannya.
"Aahhh,, heemm", ayah Tiffany yang sedang menikmati sore santainya dengan ditemani teh hangat, hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan putri bungsunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei Tante,,
RomanceTak ada yang aneh dalam hidupku. Dataaaarrr,, Hingga datar itu dibuat bergelombang oleh seorang "tante". Huuuhh,, aku,, Tiffany yang notabene adalah gadis yang normal bergeser menjadi Takk Normal gara2 Tante Jessica yang asli super menggoda mataku,,