2. Pegawai Baru

17K 830 25
                                    

Ralia’s pov
06:00 WIB

“Ralia, cobalah. Bagaimana menurutmu?” Mbak Maya menyodorkan sendok berisi kuah cap jay. Sekarang aku dan Mbak Maya memasak bersama untuk sarapan, kami berdua sepakat memasak makanan si kembar.

Sejujurnya aku merasa bersalah dengan Mbak Maya, karena sikapnya yang tak acuh membuatku berpikiran bahwa ia tak lagi peduli pada si kembar. Nyatanya dialah yang mengajakku memasak cap jay bersama.

“Sudah pas, Mbak.”

Mbak Maya tersenyum, tampak puas dengan racikannya. “Anak-anak pasti menyukainya.”

“Tentu saja mereka pasti menyukai apapun yang dibuat Bunda.” Aku mengaduk susu untuk si kembar. Mbak Maya mengangguk dan mematikan kompor, dia mengambil mangkuk besar dan menyiapkan cap jaynya.

“Mama~~” suara Alvan berjalan mendekatiku dengan mengucek matanya. Tidak salah lagi, si kecil Alvan masih saja mengantuk dan sekarang rewel.

“Kenapa sayang?” aku berjongkok membuat Alvan memelukku erat.

“Alvan, lihatlah Bunda membuat sesuatu untukmu dan Kak Alvin. Kau pasti akan sangat menyukainya.”

“Apa, Bunda?”

“Cobalah.” Mbak Maya menyuapkan potongan sosis dan brokoli pada Alvan yang melahapnya.

“Kau suka?” Alvan mengangguk dan tersenyum.

“Sini, cuci wajahmu dulu. Lalu Bunda akan menyuapimu dengan makanan ini.” Mbak Maya menyodorkan kedua tangannya, tanpa pikir panjang Alvan melompat memeluk Bundanya. Mbak Maya tersenyum lebar dan menghujani wajah Alvan dengan ciuman.

Siapa yang tidak senang melihat pemandangan ini?

“Ayo ke kamar mandi dulu.” Mbak Maya menggendong Alvan menuju kamar mandi dapur. Aku melihat Mbak Maya dengan sabar meladeni Alvan yang banyak bertanya tentang makanan yang tadi ia makan.

Pandanganku teralih ke arah 2 gelas susu, 1 rasa cokelat kesukaan Alvin dan satunya rasa pisang kesukaan Alvan. Aku membawa nampan ke meja makan dimana sudah tersedia buah-buahan dan nasi yang di siapkan Tika.

Di meja makan aku melihat Alvin sedang asyik mewarnai dengan Mas Indra yang mengarahkan. Keduanya sangat dekat dan tak terpisahkan. “Lihatlah, susu cokelat milik Alvin sudah siap.” suara Mas Indra mengalihkan pandangan Alvin.

“Waaah!” Kedua matanya berbinar tak lupa dengan bertepuk tangan.

“Minum setelah makan nasi ya.” kataku membuat Alvin cemberut.

“Ya, Ma. Nanti Papa yang akan menyuapi Kakak Alvin.” Mas Indra mengelus rambut putra pertamanya. Alvin melihat papanya dan mengangguk senang, Papa adalah favorit Alvin.

“Nah, cap jay buatan Bunda Maya sudah siap!” Tika membawa mangkuk berisi cap jay buatan Mbak Maya.

“Lihatlah, bukankah ini sangat lezat?” Lily membuka piring di depan Alvin yang tampak tidak tertarik.

“Ayo makan bersama!” Mbak Maya menggendong Alvan ke meja makan. Aku membuka piring di hadapan Mas Indra dan mengisinya dengan nasi beserta lauk. 

Second Love : Separuh NyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang