"Selamat pagi, Taehyung." Sapaan itulah yang aku dengar ketika menuju ruang makan yang kini telah terisi oleh empat orang lainnya.
"Selamat pagi, eomma, appa, Hoseok, Rena." Hangat, sungguh kehangatan yang aku damba sejak lama.
Setelah mendapat ijin dari Bu Raeha, aku menginap dua malam di rumah eomma. Jatah libur, kata beliau.
Perjalananku ke sekolah kini ditemani oleh dua adik tiriku. Ahn Hoseok, anak pertama eomma dengan Yeongseo kini menduduki kelas 5 SD, sedangkan Ahn Rena masih kelas 1 SD di sekolah yang sama. Namun aku tidak hanya ditemani mereka. Hana. Salah satu dari orang paling penting bagiku.
Kehidupan sekolahku berjalan lancar, tidak ada masalah berarti karena semua masalahku sudah terselesaikan dengan baik.
Istirahat tengah berlangsung, dan aku tengan menikmati makan siang yang Hana buatkan untukku. Ha... Kalau punya pacar saja sudah seenak ini, bagaimana jika dijadikan istri? Namun tiba-tiba sekelebat bayangan tentang betapa mengerikannya Hana ketika menjadi seorang ibu terlintas.
Tidak. Aku tidak akan menikahinya secepat itu. Ya—ya... itu masih memerlukan jalan yang lebih jauh dan memakan waktu lebih lama. Toh, aku masih SMA dan bukan itu yang harus aku pikirkan sekarang.
Yang jelas aku selalu beranggapan kalau Hana adalah gadis yang tepat untuk menutupi segala kekuranganku. Aku bersyukur dia ada di sini.
T RI NG ! T R I N G ! Ponselku bergetar di dalam sana, kurogoh sakuku dan nama Bu Raeha terpampang. "Siapa itu?" tanya Hana sambil melirik.
"Bu Raeha, aku angkat dulu, ya?" Hana mengangguk dan aku menerima panggilan Bu Raeha.
"Halo, Bu? Ada apa sampai meneleponku sekarang?"
"TAEHYUNG!?" Serunya di seberang telepon, entah terlalu semangat atau... beliau teriak?
"Iya, Bu, aku di sini!" Dan bodohnya aku tertular panik.
"Aku baru ingat kalau besok adalah ulang tahunku! Nanti malam kau tidak boleh menginap di rumah eomma mu! Aku memberimu perintah untuk memasak bersama Sejin untuk acaraku besok! Paham!?"
Mengerikan. Hanya itu yang bisa kupikirkan. "Ba—Baik! Apa saja yang ingin ibu makan?"
"Sediakan semua menu, dan lagi siapkan kira-kira untuk 14 orang, kita berpesta besok!"
"Eee—eh? Kenapa mendadak sekali? Dan lagi porsi sebanyak itu untuk siapa saja?"
"Rencanaku adalah, aku, suamiku, Sejin, ayahnya Sejin, kau, Hana, Jungkook, Jimin, dan... Siapa pacar barunya itu?"
"Han Biya? Entahlah dia mau datang atau tidak."
"Bicaralah padanya, dan dia harus datang! Lalu... tentu saja ibu kandungmu, ayah tirimu, dan kedua saudara tirimu! Mana bisa aku melewatkan mereka, kan!?"
"Jadi hanya tiga belas, ya?"
"Aku memerintahkanmu membuat empat belas porsi. Satu porsi yang lain, aku ingin putraku juga merasakan kegembiaraan yang aku rasakan tentang hari ulang tahunku. Tolong ya, Taehyung?"
D E G ! Seketika dadaku bergetar hebat, sesak sekali rasanya ketika mendengar Bu Raeha mengatakan itu. Ingin ku menangis saat teringat sosok Jin hyung yang asik dan perhatian. Kutahan isakku sebisa mungkin untuk tidak membuat Bu Raeha khawatir.
"Tentu, akan kubuatkan bersama Sejin hyung. Ibu tidak perlu khawatir. Sekarang beristirahatlah, dan siapkan berbagai permohonan untuk tiup lilin ibu besok, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's My WINGS [COMPLETED]
Fanfiction[ C O M P L E T E D ] ***KIM TAEHYUNG*** Segala cacat dalam hidup ini, aku pernah melakukannya. Ikan yang terus berenang dalam darahku, batu yang terus menumbuk kepalaku, dan kain hitam yang menutupi mataku. Tak ada lagi sayap. Sayap yang membawak...