#25 : Begin

102 16 16
                                    


Aku benar-benar mengikuti acara composing itu. Hanya berbekal keahlian bermain musik yang cetek dan masih sangat sederhana, aku memberanikan diri untuk menunjukkan pada orang lain mengenai kata-kata aneh yang ku dapatkan yang tanpa sadar seperti menceritakan tentang kehidupanku.

Berbagai macam orang ada di sana. Ada yang tinggi, ada yang pendek. Ada yang kulitnya cerah, ada yang kulitnya gelap. Ada yang berwajah manis, ada yang berwajah galak. Ada yang swag, ada yang letoy.

Tapi ini menakjubkan. Aku berada di ruangan yang sama dengan para composer muda hebat dari beberapa wilayah bagian negeri ini. aku mendapat nomor urut 25, sudah selesai dengan penampilanku tetapi aku masih ingin di sini dan menikmati musik lainnya.

"Kepada peserta nomor 45 di persilahkan untuk memutar musiknya." Begitulah yang MC katakan.

Seorang pria bergaya swag dengan hampir seluruh pakaiannya berwarna hitam menaiki panggung dan mulai menyetel musiknya. Seperti kontes bernyanyi, setiap composer diminta untuk menyanyikan lagunya sendiri.

Si nomor 45 mulai bernyanyi. Suaranya... Sangat... SWAG!

"Terima kasih telah mendengarkan, saya Min Yoongi dari Daegu." Lelaki bernama Min Yoongi itu membungkuk dan kemudian turun dari panggung.

Aku berlari menuju dirinya yang kulihat menjauhi tempat kontes. Dengan masker yang ia pasang lagi, sepertinya dia datang hanya untuk memenuhi keinginan seseorang. Jika dengan keinginannya sendiri, dia mungkin akan menetap beberapa lama.

"Tunggu, Min Yoongi-ssi!" aku berusaha meneriakkan namanya. Dia terhenti dan menoleh.

"Ya?" sahutnya singkat.

"A—Aku ingin menanyakan sesuatu, tentang musikmu!"

Dia menghadapku tanpa mengatakan satu katapun, tapi ia seperti memberikanku kesempatan untuk bertanya.

Ku tenggak air liurku susah payah dan mengepalkan tanganku kuat karena gugup. Rasanya seperti bertemu dengan atasan atau composer hebat dan aku melakukan kesalahan dalam pekerjaanku.

"Bagaimana kau bisa menciptakan musik yang hebat tadi? Itu terdengar kau memadukan kebencian, kekecewaan, tapi juga ada melodi yang membuatku merasa kau menyampaikan sesuatu yang lembut. Dan entah kenapa aku bisa mendengarnya. Apakah memang itu yang kau maksudkan dalam pembuatan musik mu?"

Min Yoongi terdiam. Dapat kurasa mulutnya menganga di balik masker hitam itu. Dilepasnya masker tersebut dan berjalan mendekatiku. "Sambil minum kopi sepertinya tidak buruk." Dan dia melewatiku begitu saja.

Kupenuhi permintaanmu, tuan Min Yoongi.

"Aku membuat musik untuk mengisi waktu. Tidak ada hal berarti dalam hidupku yang harus aku lakukan. Tapi jika tentang composing, itu terdengar seperti hal wajib bagiku. Aku ingin menuangkan segala curhatku di sana. Dan aku lebih lega jika orang lain juga mendengarnya dan merasakan apa yang aku rasakan. Singkatnya aku ingin membuat orang lain terbawa suasana dengan laguku. Simple, kan?"

"Kau mengatakannya dengan mudah, Min Yoongi-ssi. Tapi menurutku itu adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan dalam composing."

"Lalu kenapa kau membuat lagu mellow seperti tadi?"

"Aku hanya iseng. Aku tahu itu alasan yang tidak bisa diterima oleh composer hebat sepertimu. Tapi aku mendapatkan kata-kata aneh yang bahkan tak aku pahami artinya. Jadi aku membuat alunan dengan nada nada yang sederhana dan menyatukannya. Aku mengiktui ini atas saran temanku, dia ingin aku untuk terus semangat dalam hidupku, tanpa memikirkan masalah dengan serius."

"Jadi berita buruk tentangmu masih tersebar ya?" ujarnya tiba-tiba. Aku mendongak dan menatapnya heran.

"Ke—Kenapa kau tahu?"

Where's My WINGS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang