#5 : Begin

181 20 12
                                    

Aku masuk sekolah untuk hari keduaku. Aku bertemu lagi dengan orang-orang yang sama dengan hari kemarin. Hari ini aku berjalan sendirian di koridor menuju kelasku, karena Jin hyung segera ke kelasnya begitu sampai sekolah, katanya agar bisa duduk paling belakang, kenapa ya?

Entahlah yang penting aku harus segera ke kelas, meletakkan tas dan tidur di atas meja.

D O E N G ! ! !

Nyatanya, aku tidak bisa menjalankan niat awalku. Begitu pantatku menyentuh bangku nyaman itu, kerumunan siswa perempuan mendatangiku. Dan lagi, mereka berisik.

"Kamu Kim Taehyung ya? Namamu sangat indah dan pas di lidah kami." Ujar salah satu di antara mereka.

'Oe oe... kalian pikir aku makanan, hah?' gerutuku dalam hati, pasti gerutu itu terlukis di wajahku karena alisku bergerak naik turun dalam menanggapinya.

"Nama itu terdengar tampan seperti orangnya." Lanjut anak itu lagi.

Aku mencoba tersenyum, walau hanya sedikit. "Benarkah? Aku senang kau merasa begitu."

"Jika ingin tersenyum, lakukan dengan benar dong!" suara gadis lain terdengar. Dia tidak berada di antara kerumunan di hadapanku. "Lakukan seperti ini!" Kemudian dia tersenyum. Senyumnya sangat tulus, indah, cantik, dan... aku tidak bisa berkata-kata lagi.

"Arraeseo!?" bentaknya kemudian. Gila! Apa yang dia pikirkan, sih? Tadi dia tersenyum manis padaku, tapi kemudian wajah garangnya muncul tiba-tiba.

"Eoh?" tatapku bingung.

"Hahaha... Pabo Taehyung! Jika kau tersenyum, tarik kedua sisi bibirmu ke atas seperti ini. Biasanya matamu akan menyipit dengan sendirinya, lakukan dengan tulus jangan terpaksa. Kau tahu, senyummu tadi sangat tidak simetris! Hanya sisi bibir sebelah kananmu yang terangkat dan membuatmu terlihat sombong, tuan Kim!" jelasnya panjang kali lebar kali tinggi.

"Eh? Senyumku tidak simetris? Apa itu?"

"Tidak kusangka kau sebodoh ini, Taehyung-ah. Simetris itu saat kedua sisi sama panjang dan sama besar, baik kemiringan dan lainnya. Kau itu kelahiran tahun berapa, sih?" tanyanya.

"Tahun 1995." Begitu jawabku menanggapi anak perempuan tadi. Tapi entah kenapa semua ornag yang bisa mendengarnya langsung menatapku dengan heran dan terkejut.

"Ka-Kau kelahiran 1995?"Tanya orang di sekelilingku.

"Kau lebih tua dari kami, seharusnya kau di tingkat 2, kan? Apa kau tinggal kelas di tahun pertamamu yang lalu?" Tanya Yoonji.

Aku melihat anak-anak di dekatku. Mereka mulai berbisik lagi, membicarakan hal yang tidak aku mengerti lagi.

"Jika dia memang tinggal kelas, kenapa ia masih hidup?"

"Ya, kenapa tubuhnya tetap terlihat baik-baik saja?"

"Kakakku yang mendapat nilai di bawah 70 saja tubuhnya akan dipenuhi memar. Orang tua Taehyung pasti tidak sayang padanya."

Kenapa mereka mengatakan hal mengerikan seperti itu? Mereka tidak mengenalku, dan tidak tahu apapun tentang aku selain namaku. Jadi aku rasa mereka seharusnya tutup mulut dan tidak mencampuri urusan orang lain.

"Ini adalah tahun pertamaku, karena suatu hambatan aku baru bisa memulainya sekarnag. Mohon bantuannya, semua." Aku berdiri dan membungkuk di hadapan teman-temanku.

"Itu bukan masalah." Kata salah satu dari mereka. Setelah menjawab seperti itu mereka pergi dari mejaku dan menuju bangkunya masing-masing. Meski begitu, bisikan tidak menyenangkan selalu mengincar telingaku.

Where's My WINGS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang