-NADI 19-

135 5 1
                                    

Kini Azell dan Azka tengah berada di salah satu pojok kafe tempat biasa mereka bersama sebelum Putra menghilang. Tak ada yang mulai, semua sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Ekhmem.." deheman Putra tak membuat Azell mengalihkan pandangannya

"Zell, lo masih marah?"

"Apa pastas gue jawab?"bukannya menjawab Azell malah baik bertanya. Dia bingung harus bersikap seperti apa, semua tak seperti dulu lagi. Yang semula canda tawa berubah menjadi canggung.

"Gue tau gue salah. Tapi gue pergi karna ada alesan, gue-"

"Dan gue disini sama lo buat dengerin alesan busuk lo. Dan mohon jangan memperlambat waktu, karna hidup gue bukan cuma ngurusin lo"

Azell memotong ucapan Azka. Tak disangka Azel yang sangat ramah berubah menjadi Azell yang ketus. Azka tahu jika dialah penyebab Azell berubah dan dialah yang harus merubah Azell seperti dulu. Azell yang ramah, Azell yang lembut, Azell yang dia cintai dulu.

"Oke gue paham. lo tau kakek Sam? Dia meninggal karna pembunuhan. Dia dibunuh oleh saingannya di perusahaan karna kakek Sam memenangkan tender. Dan lo nenek Rami terkena serangan jantung. Dia koma, sebelum dia koma dia berpesan kalo gue harus jadi penerus perusahaan kakek Sam dan dia juga minta kalo gue harus jagain dia"

"Disitulah gue bimbang harus dateng ke lo atau jagain nenek Rami dan jadi penerus."

"Gue udah berkali- kali mau jelasin semua ke lo, tapi kondisi yang gak memungkinkan gue buat ninggalin Nenek Rami"

"Gue sayang lo Zell tapi gue juga sayang sama nenek Rami. Lo tau kan kalo dia yang ngurusin gue dari kecil"

"Lalu ayah lo?"

"Dia juga jadi korban saat mencoba menyelamatkan kakek Sam"

"Sorry , gue ga tau kalo kakek Sam dan Ayah lo udah ga ada"

"Iya ga papa"

"ehh kok jadi melow gini. Ayo dimakan makanannya keburu dingin lo Zell"

"Ehh iya"

Azell tak menyangka jik itu lah alasan Putra meninggalkannya. Jika dia di posisi seberat itu pasti dia juga bingung harus berbuat apa.

"Put, gue boleh nanya sesuatu?"

"Emm boleh kok nanya aja"

"Maaf sebelumnya, gimana kabar nenek Rami?" tanya Azel serba salah

"Dia sehat di masih di California, dia yang nyuruh gue buat balik ke Indonesia dan memuin lo. Dia juga minta maaf karna dia, gue harus pergi"

"Ahh tak apa"

"Zell"

"Hmm''

"Lo masih sayang sama gue kan?"

"Uhukk Uhukk"

Azell terbatuk akibat ucapan Azka. Jus yang ada di depannya ludes begitu saja. Handphone yang semula diam kini bergetar. Azell langsung mengangkat dan menjauhi Azka setelah dia meminta maaf.

Tak lama kemudian Azell kembali dan langsung menyambar tasnya. Dia pergi begitu saja meninggalkan Azka yang berteriak memanggil namanya.

***

Disina lah taman komplek tempat seseorang berada dengan kepala yang menengadah melihat langit yang mulai berubah warna. Setelah mengetahui dimana kafe tempat biasa Azka dan Azell bertemu, Renal tidak pergi kesana, melainkan dia pergi ke taman komplek depan tepatnya komplek rumah Azell. Dia binggung dengan hatinya sendiri harus bagaimana pergi mencari tau apa yang mereka lakukan atau dia disini mencoba menenangkan hati. Alasan Renal ada disini hanya tidak ingin melihat Azka dan Azell bersama, dia tidak ingin hatinya di hancurkan oleh api cemburu.

Suara petir menyadarkan Renal, awan yang semulanya cerah berganti dengan awan mendung yang akan menurunkan hujan. Jika dikondisikan mungkin seperti ini lah kondisi hati Renal. Seluruh baju yang dikenakan Renal basah oleh derasnya air hujan. Bukannya mencari tempat untuk meneduh, Renal justru berdiri dengan mata menutup dan tangan yang di rentangkan ke sini kanan dan kiri seolah menikmati apa hujan sebagai penenangnya saat ini.

"Apa gue harus nyerah gitu aja?" etah kepada siapa pertanyaan tersebut diucapkan

"Apa yang harus gue Lakukan?"

"Gue sayang sama lo Zell apa lo gak tau kalo gue sayang sama lo"

"GUE SAYANG LO ZELL GUE BENER BENER UDAH JATUH CINTA SAMA LO!!"

Renal meluapkan semua perasaan yang ada di hatinya. Dia bener bener kecewa kenapa dia bisa sangat frustasi. Dia lelah harus memendam semua itu. Air matanya mengalir dibawah hujan yang semakin deras.

Renal melajukan motornya dengan emosi yang menguasai hati dan pikirannya. Kecepatan motornya ia tambah, sepi mungkin karna waktu sudah menunjukan pukul 10 malam dan itu membuat renal tambah leluasa untuk menguasai jalanan. Bahkan lampu merah tidak dapat menghentikan Renal begitu saja.

BRAKKK!!!

TINNNN!!!

Suara hantaman dan klakson para pengendara beradu dengan suara hantaman akibat seorang pengendara motor menerobos lampu merah dan menabrak sebuah mobil yang melintas didepannya. Renal terpental dan terguling menabrak trotoar. Seketika kesadarannya hilang bersamaan bau amis darah yang keluar dari tubuh Renal.

"jangan tinggalin gue zell"

Itu lah  kalimat yang sempat Renal ucapkan sebelum dia kehilangan kesadarannya. Hanya cewe tersebut yang bisa ia ingat dan selalu dia ingat.

***
Yuhuuu update!!!
Berapa lama ga update?
Maafkan autor yang sok sibuk ini😂

Mohon dukungannya kawan
Bantu share sama temen temen
Jangan lupa vote dan komen setelah membaca
Satu vote sangat berharga bagi autor

See you next time👋👋

Nadi√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang