After Story 5

2.5K 350 32
                                    

Happy reading...
.
.
.
.
.

Chenle melihat diruang tamunya sudah ada Kim Jisung. Chenle menghampiri dengan wajah tersenyum.

"Jisung?" Jisung menengok kearah Chenle, berdiri dan langsung memberikan senyumnya.

"Om Jisunggg!!!" Jie sedikit berlari dan memeluk kaki Jisung. Jisung langsung menggendong Jie.

"Duduk Sung"

Jisung langsung duduk dan menurunkan Jie kembali.

"Ada apa ya Sung?" tanya Chenle pelan.

"Loh, bukannya aku emang biasa dateng ke rumah kamu ya?"

Chenle gelagapan bingung mau bertanya apa. Tidak seperti biasanya, kali ini Chenle malah canggung saat bersama Kim Jisung.

"Oh...Jadi, sekarang harus ada alasan ya kalo aku mau main kerumah ini?"

"Ng-nggak gitu juga sih, ya...Aku cuma nanya, takutnya ada hal penting aja gituuu"

"Kok kamu aneh sih Le? ada apa? cerita aja kali" Jisung mencoba untuk menanyakan apa yang terjadi pada Chenle.

"Nggak ada apa-apa kok"

"Bohong kamu"

Chenle memang tidak bisa berbohong. Sekalinya berbohong ia tidak bisa mengelak.

Chenle hanya takut jika Kim Jisung tau bahwa Park Jisung ada di China.

Chenle memang memiliki rumah sendiri. Ia tinggal bersama Jie dan para pelayan dirumah ini.

Chenle bekerja sebagai seorang Sekretaris di kantor milik ayahnya. Bosnya kalian mau tau? Bosnya adalah Lucas. Kalian harus tau bagaimana susahnya menjadi sekretaris Lucas.

Lucas sendiri sudah menikah dengan orang asal Korea. Kim Jungwoo namanya. Ia tadinya adalah pelajar pindahan dari Korea Selatan yang bertemu dengan Lucas.

Entah bagaimana cara Jungwoo merawat Lucas.

"Aku ambilin minum?" Tanya Chenle kepada Jisung.

"Kan biasanya juga aku mengambil sendiri Le, kamu kenapa sih?" Chenle  menggeleng keras.

Jie kelihatan sedang memperhatikan Chenle dan Jisung dalam diam.

" Mommy kenapa sih?"

"Loh emang kenapa?" Jie juga ikut menggeleng.







•••°•••





Jisung sedang menatap laptopnya, kelihatannya sangat serius sekali. Somi sudah memakai pakaian rapi.

"Kamu mau kemana Som?" tanya Jisung tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop itu.

"A-aah, ma-mau jalan jalan....Iya jalan-jalan"

Jisung mengalihkan perhatiannya pada Somi, 'kenapa Somi gugup?'  pikir Jisung.

"Perlu ditemenin?"

"Nggak usah...Takut ganggu kamu"

"Gak ganggu kok, orang aku lagi main catur nih" Jisung melihatkan layar laptopnya yang sedang menampilkan permainan catur.

"Yaudah lanjutin aja, e...Aku berangkat ya"

"Yaudah deh" Jisung melihat layar laptopnya lagi.

Somi keluar dari kamar hotel Jisung perlahan. Berjalan dengan langkah lebarnya. Berhenti di depan hotel dan menyetop taksi.






•••°•••







Jisung sudah bosan dengan permainan caturnya. Karena Somi tidak ada, Jisung memutuskan untuk menelpon Chenle.

Ponsel Chenle aktif, tapi telpon dari Jisung tidak kunjung diangkat. Baru saja Jisung ingin menutupnya, panggilan itu diangkat, tapi bukan suara Chenle yang terdengar.

"Halo....??"

Sepertinya ini suara Jie, "Jie?" tanya Jisung pelan.

"Iya"

"Mommy kamu ada Jie?"

"Ada...Lagi ngobrol didepan" ucap Jie pelan.

"Oh..Lagi sibuk ya?"

"Gak juga kok om, ini siapa ya?"

"Ahh, kenalin nama om....Jisung, Yang waktu itu pernah kamu tabrak ditaman"

"Ohh...Om yang tinggi itu ya, bentar ya om...Mau Jie panggilin dulu Mommy nya"

Terdengar suara kecil, sepertinya itu suara ponsel yang ditaro diatas meja.

Jisung menunggu.

"Halo?"

"Ahh, halo Chenle....Lagi sibuk ya?" tanya Jisung.

"Nggak, ada apa telpon?"

"Gak ada apa-apa sih, kangen aja..."

"Alahhh, ada-ada aja deh"

"Kapan-kapan ketemuan yuk"

"Boleh aja...Kapan?"

"Nanti aku atur deh, yaudah layanin dulu sana tamunya"

"Hm"

Ponsel ditutup oleh Jisung sendiri. Jisung tidak sabar untuk bertemu Chenle. Jisung harus pintar-pintar menyembunyikan ini dari Somi.








•••°•••




Seorang gadis dengan perawakan model ini tengah berada disalah satu rumah sederhana.

"Siapa??!"

Wanita ini meringis ketika teriakan terdengar dari dalam rumah itu.

Seorang nenek keluar dari rumah itu. Ia sedikit memicingkan matanya untuk melihat wanita itu.

"Apa kabar nenek Chai?"

"Yakk!! kamu yang dulu nitipin anak sama saya kann!!" Nenek itu tampak menunjuk wanita ini dengan tongkat yang dipakainya.

"I-iya nek..."

"Mau apa kamu?!"

"Aduhh nek, jangan marah-marah terus dong..."

Nenek itu tampak menurunkan tongkatnya. "Mau apa kamu kesini lagi?"

"Aku...Mau liat anak aku nek"

"Liat anak kamu? gak ada dia udah gak ada"

Muka wanita ini seketika memucat. "Kemana anak aku nenek Chai?"

"Sudah diambil orang hahaa" nenek Chai ini malah tertawa.

"Diambil orang?"

"Iya dia diadopsi orang kaya"

"Nenek Chai kenapa gak bilang aku dulu sihh"

"Kemana aja kamu 4 tahun ini, disini nenek ngurus anak kamu sendirian, kamu sendiri gak kasian apa sama nenek yang udah tua gini!"

"Sejak kapan diadopsinya nek?"

"Dua tahun yang lalu mungkin"

"Nenek jahatt! itukan anak aku"

"Oh masih kamu anggap anak kamu? dikirain udah lupa, udah nenek gak punya urusan lagi sama kamu"

Setelah itu Nenek Chai masuk kembali kedalam rumahnya dan menutupnya dengan kencang sehingga wanita ini sedikit terlonjak.

"Dasar nenek mata duitan, padahal selama ini gue selalu ngasih dia uang buat ngurus anak gue, cih"

Wanita itu langsung meninggalkan rumah itu dan memutuskan untuk kembali.




















TBC

Kalo aku bikin cerita baru ada yang baca gakk? 😂


ONE MORE CHANCE; CHENSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang