Isi hati Nadya

397 17 5
                                    

"Ayo Nad dribble terus! Yah kerebut, eh gece Nad rebut Nad!! Yak terus! Shoot Nad! Yes! Masuk!" Seru Devan menjadi supporter Nadya yang sedang bermain basket.

Nadya pun terduduk.

"Udah ah sell capek tau." Keluh Nadya

"Ok" balas sella yang lanjut bermain bola basket.

Nadya pun mengipaskan dirinya dengan telapak tangannya.

"Nih." Tawar Devan menyodorkan air mineral ke Nadya.

"Makasih." Ujar Nadya yang langsung mengambil air nya dan langsung meminumnya.

Devan ikut terduduk,
Dan menatap Nadya dalam.

Nadya yang merasa dirinya ditatap, ia pun menatap balik Devan.

"Kenapa?" Tanya Nadya.

"Ga gapapa, hehe." Jawab Devan.

"Trus? Ngapain lo liatin gue?" Tanya Nadya lagi.

"Ya itu gara gara lu lah." Jawab Devan.

"Kok gue!?" Tanya Nadya, kini nadanya naik 1 oktav.

"Abisnya sih lu cantik, udah gitu jago main basket, pinter lagi, ya jadi... gua liatin lo mulu deh." Ujar Devan dengan kekehannya.

Nadya pun tersenyum tipis,
Lalu menggelengkan kepalanya.

"Gak, gua gaboleh baper. Gak boleh!" Gumam Nadya.

"Loh kok diem? Ciee yang baper hahaha." Ledek Devan.

Pipi Nadya kini memerah. Ia sudah tidak tahan lagi.

"Udah ah, cape ngomong sama lu mulu." Geram Nadya yang beranjak pergi meninggalkan Devan sendiri.

"Nadya! Oi Nadya!" Panggil Devan.

Nadya pun berlari menuju toilet perempuan, dan langsung memasuki bilik toilet.
Ia pun tersenyum kesenangan, pipi nya sudah seperti tomat.

"Gua kenapa sih? Kok seneng ya di gituin sama Devan?" Gumam nya.

Senyumannya memudar, menjadi tatapan kesal.

"Nadya! Apaansih lo! Kenapa lo jadi baper gini!? Kok lu jadi gampang baper sih? Gak gabisaa! Lo gaboleh baper!" Ucap nya memaki diri sendiri.

Nadya keluar dari bilik toilet, mencuci muka nya, lalu berlari lagi menuju lapangan.

Rintik rintik hujan pun turun, Sudah setengah jam Nadya menunggu angkot di halte, tapi tak kunjung ada.

Tiba tiba, motor sport yang dikendarai oleh seorang laki laki menepi kan motornya, lalu membuka kaca helm nya.

"Ayo naik, udah hujan nih, ntar lo sakit." Ujar Vito.

Nadya menatap ragu, tapi mau gimana lagi dang, tar kalo Nadya keujanan sakit lagi.

Nadya menaiki motor Vito.

Motor sport Vito membelah ibukota Jakarta sore hari ini, disertai dengan rintik hujan yang terus membesar.

"Duh tambah deres lagi, neduh dulu aja yuk?" Tawar Vito.

JANGAN BAPER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang