Bingung (2)

320 15 0
                                    

Motor sport Vito berhenti di pekarangan rumah perempuan yang ditumpanginya.
"Udah nyampe nih Nad."

Nadya pun turun dari motor itu.
"Mampir dulu yuk Vit."
"Hmm yaudah, boleh."
Vito melepas helm nya lalu turun dari motornya.

Vito dan Nadya berjalan memasuki ruang tamu rumah Nadya.

"Assalamualaikum Ma, Nadya pulang."
"Walaikumsalam, eh? Ada tamu." Balas Hanny.
Vito mencium punggung tangan Hanny. "Halo tante, saya Vito. Teman Nadya."
"Ooh Vito, ayo mari duduk."

Mereka terduduk di sofa.
"Sebentar yaa tante ambilkan minum dulu." Hanny bergegas menuju dapur.

Vito mengedarkan pandangannya.
"Rumah lo bagus Nad."
"Makasih Vit hehe."

"Assalamualaikum, cindy pulang. Eh! Ada cogan, eh tamu deng." Mata Cindy langsung tertuju pada Vito.
"Woi sopan dikit kek." Cibir Nadya.

Cindy ikut duduk di sofa.
"Aku boleh kan disini?"
"Hm." Nadya datar.

Hanny pun datang membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan.
"Cindy.. udah pulang nak?"
"Udah lah Ma, ga liat aku disini hahaha."
"Yasudah, Vito ini diminum dulu ya." Hanny meletakkan nampan itu di meja.
"Iya tante makasih."

Nadya beranjak "Vit gua ke toilet ya bentar."
Vito mengangguk.

"Oalah jadi ini si kak Vito? Gila, ganteng banget yaa.." gumam Cindy.
Cindy berdehem "ngg kak, temen nya kak Nadya?"
"Iya."
"Hehe kenalin, adek nya kak Nadya." Cindy menyodorkan tangan ke Vito.
"Gua Vito, calon pacarnya Nadya." Vito menjabat tangan Cindy.

"Edan, kok nyesek yak kak Vito ngomul gitu? Baru mau gua gebet, huh." Gumam Cindy.
"Kok bengong?"
"Ga gapapa kok kak haha."
"Tar cantiknya ilang loh." Vito terkekeh.
"Haha bisa aja kak."

"Ciee akrab banget nih." Celetuk Nadya tiba tiba.
"Yoi lah, kapan lagi gitu yakan ngobrol sama calon pacar ceunah." Cindy menekankan kata 'calon pacar'
Nadya menggaruk tengkuknya.
Vito hanya tersenyum tipis.

——-

"Yaudah deh Nad, gua pulang dulu, bye cantik!" Vito langsung menyalakan mesin motornya.
"Ya Vit, hati hati."
Vito mengangguk lalu meninggalkan pekarangan rumah Nadya.

Nadya berjalan menaiki tangga.Ia pun melihat Cindy sedang senyam senyum sendiri di depan kamarnya.
"Oi lu ngapa?"
Cindy terkejut "hah? Ng engga, gapapa yaudah deh gua masuk dulu. Cindy masuk ke kamarnya.
Aneh, tuh curut lagi kenapa sih? Oh, palingan abis jadian lagi. Memang dasar playgirl, kalo dihitung sih mungkin mantan nya udah ada se laut.
Nadya masuk ke kamarnya, dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia pun menatap langit langit kamar.

"Kalo diliat liat, Vito asik juga sih, tulus lagi, jauh sama Devan yang kayaknya cuman bullshit doang. Apa gua buka hati aja ya buat Vito? Arghh bingung! Devan juga hari ini ga ngechat gua lagi, mungkin bener aja omongan dia cuman bullshit. Dasar player." Mulut Nadya tak ada henti henti nya nyinyir, biarlah, Nadya paling jarang galau kayak gini.

——-

Nadya dan Vina tengah asyik berbincang di meja kantin.
"Hai, boleh gabung ga?" Tanya seorang gadis.
"Eh bella, boleh kok! Duduk aja." Ujar Nadya, Cindy pun ikut duduk.
"Vin, kenalin ini Bella temen basket gue. Bella kenalin ini Vina sahabat gue."
"Bella." Bella menyodorkan tangannya.
"Vina." Vina menjabat tangan Bella sekilas sambil tersenyum kikuk.

"Ngg, kalian berduaan aja?"
"Iya nih Bel, kalo lo gabung, gabung aja sama kita, tiap hari juga boleh kok. Iya kan Vin?"
Vina menatap Nadya masam, lalu ia tersenyum miring.
"Iya."
"Eh? Makasih Vina.. Nadya.. Gua bingung gitu, soalnya punya temen pada jahat semua hehe." Bella terkekeh.
"Yaudah Bel, sama kita aja santuy ae." Nadya terkekeh, Bella pun juga, Vina hanya tersenyum tipis.
"Btw nanti latihan basket gasih?"
"Iya latihan, jam 3 sore." Nadya memakan makanan nya.

JANGAN BAPER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang