Alasan ia pergi

250 14 0
                                    


"Niatku ingin membuatmu bahagia, namun mengapa kini terasa menyakitkan?"
-Devan.

————————

Mama.. mama baik deh, cantik lagi." Puji Cindy memijat bahu sang ibu.

Hanny heran "tumben, kamu kesambet apa jadi baik gini sama Mama?"

"Yaa gapapa Ma, ehehe.." Cindy nyengir.

"Kamu mau apaa?" Tanya Hanny yang sudah paham betul sikap Cindy jika menginginkan sesuatu.

Cindy berubah posisi, yang tadinya ia berdiri di belakang sofa sembari memijat ibu nya. Kini ia duduk di sebelah Hanny.

"Ma, di Sephora ada makeup terbaru limited edition.. Cindy boleh kan Ma?" Cindy memainkan ujung rambutnya.

Hanny terkekeh "memangnya harga nya berapa?"

"Satu juta doang kok Ma, tapi itu udah dapet banyak. Isinya ada eyeshadow pallete trus ada lipgloss trus.. ada mascara sama highlighter, itu rare banget Ma, Cindy gamau ketinggalan." Cindy memasang puppy eyesnya.

Hanny berfikir panjang, "gaboleh." Ucapnya sedikit tegas.

Cindy cemberut "yah.. Mama mah, gak asik."

"Kecuali kalo Mama nitip makeup juga di Sephora."

Mata Cindy berbinar "beneran Ma?"

Hanny mengangguk, Cindy langsung memeluknya.

"Makasih Mama! Mama paling baik sedunia, yaudah! Cindy mau siap siap dulu, abis itu Cindy langsung ke PIK deh." Cindy berlari kecil menuju kamarnya.

Hanny menggeleng gelengkan kepalanya.

"Watch attack! Maniac! Savage!"

Suara game mobile itu terdengar dari kamar seorang laki laki yakni, Dimas.

Cindy mengintip, "bang, anterin Cindy yuk!"

Stera dan Dimas menoleh "mau kemana Dy?" Tanya Stera.

"Eh iya, lupa kalo ada Kak Stera" Cindy terkekeh "Kak, ke PIK yuk! Kakak tau kan kalo Sephora lagi banyak discount."

Stera mengangguk "yuk, sekalian nih mau beli primer. Punyaku habis." Ia beralih menatap Dimas, "sayang.. yuk?"

Dimas menatap datar "hadeh.. iyadeh."

"Yes!" Seru Cindy dan Stera kegirangan.

————

Jakarta, 27 Januari 2019.

Disaat orang orang berencana untuk pergi hari minggu ini, namun tidak untuk Devan. Ia lebih memilih duduk di pinggir rooftop gedung sebuah perusahaan yang sama sekali ia tidak ketahui, sudah lebih dari tiga jam Devan termenung disini.

Ia memejamkan mata, merutuki perbuatan bodoh nya untuk memberi sebuah kejutan untuk Nadya.

Devan mengambil handphone iphone 5s nya yang tergeletak di meja buffet nya.

Ia menatap sebuah notif pesan.

Alexander: "hey bro, wassup?"

Jari nya tergerak mengetikkan sebuah pesan.

Devano Saputra: "great."
Devano Saputra: "duh di chat sama atlet basket jadi malu."

JANGAN BAPER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang