Perasaan

230 10 1
                                    

"Sampai kapan aku harus menunggu mu kembali?"
- Nadya .

Senja di ibukota Jakarta sore hari ini sangatlah indah, angin nya yang sejuk dan langitnya yang berwarna gradasi kuning, orange dan pink. Tetapi tidak sesejuk dan seindah hati Nadya sore hari ini. Disinilah dia, dirumah pohon miliknya dan Devan. Ia duduk di ujung rumah pohon, kakinya ia ayunkan dan matanya menatap langit senja yang sangat indah. Untung saja ia masih hafal jalan menuju kesini.

"Lo bener Van, disini beneran bikin tenang." Nadya tersenyum miring. "Lebih tenang lagi kalo ada lo disamping gua sekarang."
Sambungnya.

"Kalo lu lagi stress banget, lu dateng aja kesini. Dijamin stress lu hilang."

"Masa?"

"Ih iya, trus nih ya. Kalo lu lagi kesel, lu teriak sekenceng mungkin disini, pasti kesel lu berkurang."

"Berkurang?"

"Iya, keselnya berubah jadi ngeselin."

"Lucu ego hahaha."

"Pokoknya, ditempat ini cuman boleh ada lu sama gua."

"Kenapa gitu?"

"Karena kita ditakdirkan bersama."
Devan menangkup pipi Nadya

Nadya tersenyum dengan debaran jantungnya sudah seperti maraton.

"Sok tahu."

"Emang tahu wle." Devan melepaskan tangannya dari pipi Nadya.

"Ngawur ah."

"Serius dan beribu ribu rius. Gue cinta, sayang dan nyaman sama lo! Nadya Aretha Salsabila, calon masa depan gue."

"Gua.." Nadya menggantung kalimatnya.

"Gua tau, belom sepenuhnya hati lu untuk gua. But, that's ok. Gue akan tetap cinta, sayang dan nyaman sama lu. Gua tunggu lu cinta, sayang dan nyaman sama gua."

"Tes!" Sebulir air mata lolos dari mata Nadya yang tidak bisa ia bendung lagi.

"Kenapa lo dikecewakan lagi oleh cowo Nad!? Kenapa!? Padahal kemaren lo udah berprinsip bahwa lo bakal hanya cinta sama cowo yang tulus aja! Kenapaa!?" Nadya berteriak dan terisak.

"Mana yang katanya bakal sama gue terus!? Mana yang katanya bakal selalu ada untuk gue!? Mana!? Manaa!?" Nadya semakin terisak.

"Ini udah seminggu lu hilang gitu aja, Devan. Sampe kapan gua harus nunggu lu kembali!?"

"Lo kemana Devano Saputra!? Iya! Moodbooster gua!" Nadya semakin terisak berteriak kepada semesta senja itu. Ia berharap Devan sedang rindu kepada sosok dirinya juga, dan ia berharap Devan baik baik saja dimana pun dia berada.

———

Kringgg!! Kringgggg!!
Bel istirahat berbunyi..

Nadya tidak langsung keluar dari kelas, ia menutup bukunya lalu memasang earphone ke telinga nya. Dan mendengarkan musik, sesekali kepala nya berangguk angguk menikmati musik itu.

JANGAN BAPER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang