Nadya menoleh kearah Vito yang sedari tadi hanya duduk dengan menatap kosong jalanan dari balkon kamar Nadya.
Nadya memilih menunduk, sungguh ia sangat merutuki ucapan nya tadi.
"Ma—"
"Ternyata emang bener ya dugaan gua, selama ini lo gapernah sayang sama gua." Potong Vito cepat.
"Engga gitu, Vit." Balas Nadya pasrah.
"Nad, tujuan gua untuk ngemilikin lo tuh cuman biar lo ga disakitin sama playboy bajingan itu!"
Nadya mengigit bibir bawahnya mendengar ucapan Vito yang membentaknya.
"Gua sayang sama lo Nadya! Selama ini lo anggep gua apa?"
Nadya terdiam, mulut nya mendadak terkunci.
"Lo emang nganggep gue cuma pelampiasan!" Vito beranjak, namun lengan nya ditahan oleh Nadya yang memberanikan diri menatap kedua manik mata Vito.
"Jangan pergi." Ujar Nadya getir.
"Percuma." Vito menghentakkan lengan nya sehingga cekalan Nadya lepas.
Nadya menengok menatap Vito yang keluar dari kamar nya berikut dengan bantingan pintu yang cukup keras.
Tangisan Nadya akhirnya luruh, ia mencengkram celana dengan kedua tangan nya kuat kuat.
"aaaaarghss!" Ia mengerang frustasi.
Nadya menghapus air mata dengan telapak tangan nya, "gua bakalan bikin lo gapernah terlihat lagi sama mata gua Devan!"
—————
"Udah dong Nad.. gausah dipikirin lagi ya?" Ujar Vina menenangkan sahabat nya.
Nadya mengangkat kedua ujung bibirnya untuk tersenyum, walaupun itu palsu, "iyaa Vin.."
"Nah gitu dong! Senyum kek, kan adem diliatnya." Vina mendadak ceria.
Nadya terkekeh, lalu ia beranjak dari tempat duduknya.
"Eh mau kemana?" Tanya Vina
"Toilet."
"Mau gue anter?"
Nadya menggelengkan kepalanya dan langsung melengos keluar dari kelas yang kebetulan kelas x IPA 2 sedang jamkos.
Ia menutup pintu di salah satu bilik toilet, Nadya hanya ingin duduk saja sendirian di tempat yang hening. Nadya mencoba membuka room chatnya dengan Vito.
Nadya Aretha: "maaf."
Nadya menghela nafasnya karena chat nya tak kunjung dibalas, ia pun keluar dari bilik toilet dan mencuci wajahnya di wastafel. Nadya memandang wajahnya di cermin sekilas sebelum keluar dari toilet.
Nadya berjalan gontai, pikirannya tak ada habis nya memikirkan Vito, dalam hatinya ia mengumpat pada Devan.
"Aduh!"
Nadya yang hampir jatuh tersandung langsung dicekal oleh seseorang.
Hening seketika saat Nadya dan Devan saling bertatapan.
"Maaf." Ujar Devan.
Nadya mendengus sesaat ia melangkahkan kakinya untuk pergi, dan lengannya pun dicekal lagi oleh Devan.
"Ada urusan apa lagi?" Tanya Nadya datar.
Hening lagi, Devan hanya menatap Nadya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Nadya pun melepas cekalan Devan dengan sekali hentakan, "lo!" Nadya menunjuk wajah Devan dengan jari telunjuknya.
"Lo gausah nampakin diri lo lagi depan gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN BAPER!
Jugendliteratur"asal lo tau nad, gua itu cinta sama lo tulus." -Devan "Lo mainin hati cewek seenaknya aja! Lo pikir hati gua ini bola basket? Yang seenaknya lo driblle!?" -Nadya Nadya, sudah tidak percaya lagi dengan kata cinta. cukup, hanya sekali baginya untuk t...