Happy Reading 😊
Maaf jika typo bertebaran ✌"Besok kan libur, kamu ada acara gitu nggak?" Tanya Ethan ketika mereka sudah tiba di rumah Digna.
"Emang kenapa?" Tanya Digna sambil berusaha melepaskan pengait helmnya namun dia agak kesusahan sehingga Ethan dengan cekatan membantunya melepaskan.
"Aku pengen ngajak hangout bareng sama teman-temanku."
"Yaa..nggak bisa. Besok tuh aku udah ada jadwal buat bersih-bersih. Nggak papa kan?"
"Ohh..ya udah. Nggak papa kok. Aku balik sekarang ya. Bye" Ucap Ethan sedikit kecewa kemudian seperti biasa tangannya mengacak-acak rambut pacarnya dan berlalu pergi dengan motornya.
***
Jam dinding yang menempel di bagian atas pintu kamar Digna menunjukan pukul 23:00.Laptop bergambar apel setengah gigit itu masih setia menayangkan drama korea berjudul Goblin untuk dinikmati pemiliknya, siapa lagi jika bukan Digna. Mimik wajah serius, tersenyum, tertawa kecil dan sedikit jeritan tertahan memenuhi kamar itu. Sesekali mata gadis itu tertuju pada jam dinding. "Tinggal satu jam lagi." Gumamnya sambil tersenyum kecil.
Entah apa maksud dari kalimat itu hingga membuatnya tersenyum. Di sudut kamar yang lain, seorang lelaki remaja sedang memetik senar gitarnya sesekali mengecek ponselnya. Beberapa chat memenuhi aplikasi berwarna hijau, whatsapp. Baik itu dari grup ataupun chat pribadi, hanya ditanggapi sekenanya saja. Ia berulang kali men- scroll chat itu berulang-ulang menunggu chat dari seseorang namun hingga pukul 23:50 tidak ada satu pun chat dari orang tersebut. Apalagi besok ada hari ulang tahunnya, hari spesialnya, ia berharap orang pertama yang mengucapkan untuk dirinya adalah orang itu, namun sepertinya orang itu benar-benar lupa. Atau mungkin ia tidak tahu karena mereka tidak pernah membicarakan hal-hal seperti itu selama pacaran. Ahh..sudahlah..Jika sudah seperti, mungkin ucapan dari siapapun tidak ada yang penting baginya. Sungguh..ia tidak pernah mengalami perasaan seperti ini. Perasaan ketika berada pada zona dimana ia mencintai seseorang hingga seperti ini. Hanya gadis itu satu-satunya orang yang membuatnya hingga sampai pada zona ini. Tidak ada yang spesial dari gadis itu. Cuma gadis biasa yang sedikit gila namun terbungkus rapat oleh kekakuannya, cuma gadis biasa yang jarang menyisir rambutnya, cuma gadis biasa tanpa riasan make up sama sekali, benar-benar biasa. Lelaki itu tersenyum geli membayangkan hal gila apa saja yang sudah ia lakukan bersama gadis itu, lebih tepatnya, gadisnya.
Panggilan video call di ponselnya membuyarkan lamunannya, dengan sedikit malas ia mengambil ponselnya dan melihat siapa orang itu. Tertera nama kontak "Digna❤". Senyuman yang begitu lebar seketika tampak di wajahnya. Dengan cepat ia menjawab video call tersebut. Seketika muncul wajah gadis itu.
"Kok lama jawabnya.? Aku nungguin sampe 15 detik lho" sambar Digna dengan pertanyaan tanpa salam sekali. Benar-benar..
"Ahahaha..Ucap salam dulu kek..Tumben malam-malam vc. Kesambet apa?" Tanya Ethan sedikit tersenyum kecil
"Jadi gini aku tuh mau daftar buat ikut lomba nyanyi gitu..Nah sebenarnya aku mau minta pendapat yang lain sih tapi mereka udah pada tidur trus kamu kan masih online jadi ya gitu deh" Jelas Digna
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy? Serius?
Teen FictionDigna Angelista, si cewek kaku pencinta novel romantis yang selalu memimpikan memiliki kekasih dengan karakter bad boy, posesif dan terkadang romantis seperti yang sering ia temukan dalam novel romantis, apakah akan sanggup jika hal yang ia impikan...