Part 11

144 9 13
                                    

Happy Reading ☺
Maaf jika typo bertebaran

"Akhirnya lo nyampe juga. Kita udah nungguin dari tadi ni" Ucap salah seorang laki-laki yang seumuran dengan Ethan saat motornya memasuki kawasan balap liar tersebut.

Dibelakang motor Ethan, motor milik Andy menyusul mencari tempat parkir. Ya, namanya juga kawasan balapan jadi tak heran jika dari jarak dua puluh meter sudah terdengar bunyi motor dimana-mana. Digna yang merasa asing dengan suasana tersebut langsung menutupi kedua telinganya.

"Udah berapa putaran?" Ucap Ethan yang masih duduk manis di jok motornya bersama dengan Digna.

"Udah 3 putaran. Selesai ini, lo sama Bima tanding. Dia yang minta. Kayanya mau uji nyali tu. Btw, siapa nih?" Tanya lelaki itu sambil mengarahkan pandangannya ke arah Digna. Digna yang ditatap seintens itu langsung menundukkan kepalanya dan memainkan jari-jari tangannya.

Ethan menampilkan raut wajah kesal karena tatapan memuja yang lelaki itu berikan pada Digna.

"Cewek gue. Tatapannya biasa aja dong." Ucap Ethan yang terkandung nada kesal di dalamnya. Dan sontak saja ucapan Ethan membuat kedua bola mata Digna membulat sempurna karena rasa terkejut

Lelaki itu mendengus mendengar ucapan Ethan kemudian  berlalu pergi meninggalkan mereka namun sesekali ia masih berbalik menatap Digna.

"Kok kamu bilang aku pacar kamu? Aku kan belum kasih jawaban." Gerutu Digna dengan bibir yang mengerucut.

Ethan turun dari motornya membuat motor itu sedikit bergoyang sehingga dengan sigap Digna memegang lengan Ethan agar tak jatuh dari motor.
Ethan semakin merapatkan dirinya pada Digna agar Digna lebih mudah memegangnya.
Dengan posisi seperti ini, mereka bagaikan sepasang kekasih yang sedang memadu kasih.

"Ya. Makanya kasih jawaban sekarang dong. Ayo..kita pacaran yuk." Bujuk Ethan  dengan kedua tangannya yang masing-masing sudah bertengger indah di sisi badan Digna seolah-olah menunjukan pada semua orang yang di tempat itu bahwa Digna itu miliknya.

Digna yang baru menyadari keintimannya dengan Ethan langsung melepas tangannya dari lengan Ethan dan berusaha turun dari motor.

"Sorry. Tadi tu aku nggak sengaja" Ucap Digna lirih

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Gimana? Kita pacaran sekarang yuk. Kalo nggak nyaman kan tinggal putus aja." Tanpa rasa malu sedikitpun, Ethan menggenggam tangan Digna.

Digna yang merasa risih berusaha melepaskan genggaman tangan itu namun Ethan semakin mempererat genggamannya.

"Kamu kok maksa gini. Kan nanti aku kasih jawabannya"

"Bukan maksa. Tapi gue ngerasa digantung aja. Udah deh, lo tinggal bilang aja atau kasih syarat apa gitu jadi gue nggak ngerasa digantungin kayak gini"

Digna berpikir sebentar mendengar ucapan Ethan. Syarat? Syarat apa coba? Kemudian ia mendapat sebuah ide.

"Kamu tanding sebentar lagi kan?" Tanya Digna memastikan

Ethan mengangguk mengiyakan

"Oke. Kalo kamu kalah tanding, kita pacaran malam ini juga" Ucap Digna mantap.

Ethan melongo mendengar jawaban Digna. Seumur-umur dia baru mendapat syarat seperti itu. Biasanya kan harus menang tapi yang ini harus kalah. Sedangkan lawannya adalah orang yang sangat mudah dikalahkan. Ethan sudah tiga kali balapan dengan Bima dan dia yang selalu menang. Gampang untuk membuat dirinya kalah. Namun jika dia kalah, reputasinya bisa hancur. Masa harus kalah sama kutu kupret?

"Serius? Gue harus kalah dari kutu kupret itu? Nggak ada syarat lain apa? Menang kek." keluh Ethan sambil mengacak-acak rambutnya

Digna tersenyum kecil melihat tingkah Ethan. "Nggak ada. Kalo nggak mau, nggak papa. Gampang kan?" Ucap Digna yang terdengar santai.

Aku berharap kamu mau, batin Digna. Hahaha... Ternyata mulut dan hati seorang gadis kaku juga bisa saling bertolak belakang.

Double shit. Gadis pujaannya memang benar-benar menyebalkan. Okelah, demi cinta, kelajuan motor harus dikurangi. Malu juga nggak papa lah. Anggap aja hari ini si dewi Fortuna berpihak pada Bimo. Malu dikit juga nggak papa lah. Yang penting nggak digantungin lagi, pikir Ethan.

"Oke. Gue pegang janji lo" Ucap Ethan sedikit lesuh.

"I always keep my words" Ucap Digna dengan tersenyum manis.

Ethan yang gemas melihat senyumnya, mengacak-acak rambut Digna.

"Kayak orang pacaran aja."

Sebuah suara yang terdengar maskulin membuat mereka berdua menoleh. Ternyata dua kakak-beradik Andy dan Rhyta yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Gue nyariin lo daritadi. Eh..ternyata lagi mesra-mesraan sama kak Ethan." Ucap Rhyta memasang wajah cemberut.

"Anak-anak udah pada nungguin lo tu. Buruan. Putaran ketiga udah selesai nih. Kalahin Bimo ya" Ucap Andy penuh semangat sambil menepuk-nepuk bahu Ethan.

"Gue nggak janji bakal ngalahin dia atau nggak. Kita lihat aja. Rhyta sayang, jagain dia ya." Ucap Ethan sambil mengelus lembut pipi Rhyta.

Rhyta yang dielus seperti itu secara refleks menutup mulutnya  dan kedua pipinya sudah seperti kepiting rebus.

Ethan dan Andy langsung bergegas ke arena balapan meninggalkan Digna yang masih terpaku melihat Rhyta yang sedang dalam euforia.

"Na, kak Ethan ngelus pipi gue. Rasanya kayak dielus-elus sama Kim Hyun Joong" Rhyta memegang kedua pipinya dengan mata yang berbinar-binar.

Digna memutar bola matanya menanggapi sahabatnya yang terkesan sangat berlebihan itu.

"Yuk, kita nonton Kak Ethan balapan. Dia nggak pernah kalah lawan Bimo. Dia selalu menang. Gue harap malam ini dia menang lagi." Rhyta menggenggam tangan Digna dan mengajaknya ke arena balapan.

"Seriusan dia nggak pernah kalah?" Tanya Digna sedikit kaget

"Emang kenapa?" Tanya Rhyta dengan kening yang berkerut

"Nggak pa-pa. Dia hebat"Balas Digna yang terkesan lesuh

Kalo dia nggak pernah kalah, kira-kira malam ini dia mau kalah nggak ya buat aku? Pasti dia nggak mau. Emangnya siapa aku. Padahal...Stop Digna. Kamu nggak suka sama dia, batin Digna.

Di arena balapan sudah banyak orang yang berkumpul untuk menonton. Rata-rata anak-anak sekolahan yang seumuran dengan mereka. Semua menyorak-nyorakan nama Ethan dan Bima. Namun nama Ethan lebih mendapat tempat di hati mereka. Digna dan Rhyta sudah berdiri diantara mereka. Digna tak pernah tahu jika Rhyta bisa seheboh dan segila ini. Saat baru sampai Rhyta langsung menyerukan nama Ethan dengan suaranya yang ya....sangat melengking membuat kuping Digna sakit. Disamping kanan-kiri mereka banyak perempuan seumuran mereka dengan make up yang sedikit menor dan pakaian kurang bahan. Ternyata dunia malam kayak gini ya, pikir Digna yang baru kali pertama malam minggu.

Bunyi motor Ethan dan Bimo memenuhi arena itu. Digna memperhatikan Ethan dengan tatapan memuja. Bagaimana tidak? Ethan dengan kaos warna putih dibalut jacket bomber dengan celana jeans panjang dan sepatu converse ditambah helm yang ia kenakan. Benar-benar mempesona. Begitu terpesonanya ia terhadap Ethan hingga ia tak sadar mata si Bad boy  itu juga sedang menatap ke arahnya. Digna gelagapan sendiri saat kesadaran kembali menguasainya membuat ia sengaja melihat ke lain tempat yang pada akhirnya membuat Ethan tersenyum dari balik helm yang ia kenakan.

***
Semoga Suka
Please Vomment-nya
Makasih ☺

Bad Boy? Serius?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang