Happy reading ☺
Maaf jika typo bertebaran"Maksudnya apaan ini panggilan sayang-sayangan. Kalian berdua udah pacaran?" Tanya Rhyta dengan kedua mata memicing sempurna seperti sedang menyelidiki sesuatu.
Digna dengan tingkat kesadaran yang masih 10% hanya memasang tampang melongo. Gugup? Tak perlu ditanya. Kaget? Yaiyalah. Bagaimana tidak? Bertemu seorang lelaki yang menyukaimu dan menyatakan cintanya padamu lalu kamu belum memberikan jawaban padanya walaupun pada akhirnya kamu akan menerimanya dan sekarang dengan kepercayaan diri tingkat dewa memanggilmu dengan kata "sayang" di depan teman-temanmu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Gimana ya jawabnya. Sebenarnya masih dalam proses sih" Ucap Ethan dengan nada suara yang terdengar sangat santai dan selalu saja disertai senyuman termanisnya.
Digna memberikan tatapan masam pada Ethan dan hanya ditanggapi balik dengan senyuman.
"WOW buat lo Than. Bakalan sejarah ni kalo Digna jadian sama lo. Ingat ya Na. Jangan sampe kemakan gombalan busuk dari dia." Ucap Andy sambil memasang tampang jijik ke arah Ethan seolah-olah Ethan adalah kumbang jelek yang sedang mendekati Digna, si kupu-kupu.
Digna hanya merona mendengarnya. Mulutnya kaku. Tak tahu kata-kata apa yang harus ia keluarkan. Kosong.
Hening.
1 detik
2 detik
5 detik..."Btw, kita jadi malming nggak?" Tanya Rhyta tiba-tiba
"Oh...iya gue lupa." Andy menepuk keningnya "Jadi. Nanti gue bareng Rhyta dan Ethan lo.." Andy sengaja menggantung kalimatnya sambil melirik Digna dengan senyum menggoda.
"Gue sih oke-oke aja. Nah kalo dia, mau nggak bareng sama gue?" Ethan menoleh ke arah gadis pujaannya
"Ehmm..gu..gue harus izin ke ortu dulu. Bisa nunggu nggak?" Tanya Digna
"Yaelah.. Masa pake ditanya lagi. Justru itu lebih penting. Gimana kalo gue sama Digna minta izin dulu. Nah..Kakak sama Kak Ethan tungguin kita berdua. Oke?" ucap Rhyta.
"Sip" serempak kedua lelaki itu
***
"Dia lucu banget sih. Kaku-nya belum hilang juga. Kayaknya gue butuh usaha yang extra ni dalam PDKT." Ethan bersandar pada motor sport merah miliknya.
"Kan udah gue bilang dari awal." Timpal Andy sambil memperbaiki rambutnya lewat kaca spion.
"Menurut gue, dia itu pasti tipe cewek yang setia dan kalo lo campakin dia kayak cewek-cewek lo yang lain, sumpah demi dewa neptunus lo nggak bakal nikah sampe tua" sambung Andy dengan tampang serius akhir kalimat."Serius banget ngucapin sumpahnya. Nggaklah. Tapi kalo kita nggak cocok ya..mau gimana lagi" Balas Ethan pasrah sambil memandang ke arah langit seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Maaf ya kalo kita lama" ucap Rhyta yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka berdua.
Kedua lelaki itu sontak terkejut dan membuat Rhyta dan Digna terbahak.
"Ehh...kalo mau datang tu ngasih kode dulu kek" Omel Andy sambil mengusap-usap dadanya.
"Hehe...Sorry" Kekeh Rhyta sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengah miliknya.
***
Kerlap-kerlip ibukota di malam hari mengalahkan kerlap-kerlip bintang di langit. Tak ada waktu untuk beristirahat. Roda dua, roda empat menunjukan siapakah yang paling bising diantara mereka. Deru mesin-mesin yang tak pernah diam menunjukan inilah identitas ibukota dengan segala keriuhannya di malam hari.Dua pasangan muda-mudi berbonceng ria membelah jalanan ibukota sambil sesekali tertawa kecil karena lelucon yang hadir diantara percakapan mereka, mungkin.
"Kak, kita mau kemana nih?" Tanya Rhyta dengan sedikit berteriak karena deru mesin-mesin kendaraan di malam hari yang menimbulkan bising.
"Ke tempat biasalah" jawab Andy santai sambil terus fokus membelah jalanan dengan motornya
"Jangan bilang kalo ke tempat biasa lo balapan liar sama teman-teman lo, kak" Pekik Rhyta sambil mencengkram erat bahu kakaknya. Mungkin kaget dengan jawaban kakaknya.
"Aduhh...jangan jadi macan dong dek. Nah itu lo tahu. Udah ah. Kita udah ketinggalan jauh tu sama Ethan dan Digna" Andy mempercepat laju motornya mengejar Ethan dan Digna yang sudah jauh di depan.
"Kak, ini kali pertama Digna ke tempat yang kayak gitu lho. Pokoknya kalo terjadi apa-apa sama dia, lo tanggung sendiri akibatnya" Omel Rhyta karena jawaban Andy yang terdengar santai.
"Ya...sekali-kali Digna tu perlu merasakan yang namanya kesenangan dunia. Jadi nggak papalah. Lagian ini juga bukan sesuatu yang berbahaya kok."
Rhyta hanya diam saja mendengar ocehan kakaknya sambil berdoa dalam hati agar semuanya baik-baik saja
***
"Emm...maaf. Tapi kamu bisa pelan-pelan bawa motornya nggak?" Ucap Digna takut-takut
"Sorry...sorry kalo lo ngerasa risih. Maaf ya gue nggak bisa kendaliin diri gue" Balas Ethan kemudian mulai memperlambat laju motornya.
"It's okay. Emm..boleh nanya nggak?"
Ethan tertawa kecil mendengar ucapan gadis itu. Lucu? Iyalah. Masa bertanya aja harus izin dulu, pikir Ethan.
"Selama pemerintah belum membuat UU tentang larangan bertanya, lo boleh nanya apa aja"Kekeh Ethan sambil melihat Digna dari lewat kaca spion.
Digna menjadi salah tingkah karena diperhatikan secara terang-terangan oleh Ethan. Untuk menghilangkan ke-salting-annya, Digna sengaja mendongak menatap langit dan berharap Ethan segera mengalihkan pandangannya ke tempat lain.
1 detik...
2 detik...Digna berusaha melihat dengan ekor matanya mencari tahu apakah bad boy itu masih melihatnya atau tidak.
"Mau nanya apa?" Tanya Ethan sedikit gemas karena Digna yang tak kunjung bertanya.
Gadis itu sedikit terkejut dengan suara lelaki itu kemudian mengatur kata-kata yang akan ia tanyakan pada lelaki itu.
"Emm....emm..
Ki..kita mau kemana nih? Tapi kalo kamu nggak mau jawab juga nggak papa" Digna memainkan jari-jari tangannya guna menetralisir rasa gugupnya."Kalo ke tempat balapan, gimana?" Tanya Ethan
Digna langsung mengalihkan perhatiannya dari jari-jari tangannya dan menatap Ethan lewat kaca spion dengan kedua bola matanya yanh sedikit membesar, kaget mungkin.
"Ki...kita beneran kesana? Nggak ada tempat lain lagi yang bisa dikunjungi gitu?" Tanya Digna dengan mata yang berkedip-kedip lucu yang menimbulkan kesan imut.
Ethan tertawa kecil melihat reaksi Digna kemudian memasang tampang sedikit menyesal " Sayangnya, nggak ada tu. Kenapa lo takut atau nggak pernah ke tempat kayak gitu?"
"Pernah sih. Waktu kecil. Dan 60% takut suasananya, 20% takut ketahuan, 20% lagi takut....pokoknya takut aja" Balas Digna lirih
"Yeee...kalo itu mah 100% takut dong. Tenang aja, ada gue kok. Lagian teman-teman kita jugz banyak yang kesana kok"
Digna berpikir sebentar, "Rhtya tahu soal ini nggak?"
"Emm...mungkin udah dikasih tahu Andy. Tapi dia udah biasa kesana kok"
Digna hanya meng 'O' kan jawaban Ethan dan berharap agar tidak terjadi apa-apa.
***
Semoga Suka
Please Vomment-nya
Makasi ☺

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy? Serius?
Novela JuvenilDigna Angelista, si cewek kaku pencinta novel romantis yang selalu memimpikan memiliki kekasih dengan karakter bad boy, posesif dan terkadang romantis seperti yang sering ia temukan dalam novel romantis, apakah akan sanggup jika hal yang ia impikan...