-15-

1K 68 3
                                    

Jisoo kesal karena lelah kesana kemari satu hari ini bahkan sekarang menjelang malam!! Dimana Taeyong?! Pergi kemana suaminya itu?! Jisoo terus melangkahkan kakinya menyusuri hampir keseluruh lantai kastil ke3!! Bahkan dia menyuruh beberapa wizzard untuk mencari keberadaan Taeyong.
"Maaf nyonya..kami tidak bisa merasakan keberadaan Tuan Taeyong.." Jisoo menghela nafasnya pelan dan mengangguk, 5 wizzard pendeteksi keberadaan kekuatan yang tadi bersimpuh didepan kaki Jisoo kembali menegakkan tubuh mereka dan pergi. "Baiklah..kalau begitu! Rasakan akibatmu nanti Tae!" Jisoo yang berdiri dilantai tertinggi kastil ke3 memutuskan untuk turun dan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Jisoo menapakkan kakinya menuruni setiap anak tangga yang panjang sebenarnya.
Beberapa pelayan yang tidak sengaja bertemu dengan Jisoo menundukkan kepalanya sembari memasang senyum manis tanda mereka menghormati sangat istri dari Tuan mereka.
"Nyonya!!" Jisoo menoleh dan ternyata Chou Zi yang memanggilnya, Jisoo menghentikkan langkahnya dan berdiri tepat dianak tangga yang satu tingkat lebih tinggi dari Chou Zi.
"Ada apa? Apa terjadi hal genting?" Chou Zi menyerahkan kalung cantik berwarna putih dengan liontin berwarna merah pekat ditengahnya. Jisoo yang tidak tau apa apa langsung mengernyitkan dahinya.
"Emm..ini sebagai rasa terimakasih saya,, mungkin ini tak seberapa saya mohon terimalah nyonya.." Jisoo memberdirikan Chou Zi yang duduk dengan melipat kedua kakinya kebelakang menghadap Jisoo. "Iya baiklah..aku terima tapi kau jangan bersimpuh seperti itu, aku merasa tidak enak..ayo berdiri.." Chou Zi tersenyum kepada Jisoo dan menyerahkan kalung pemberian kakeknya yang mulai diambil oleh Jisoo.
"Terimakasih sudah menerima tanda terimakasih saya.." Jisoo mengangguk menepuk bahu Chou Zi dan kembali melanjutkan perjalananya menuruni anak tangga panjang itu. "Hah..hah..kenapa aku tidak bisa melesat cepat seperti Taeyong?! Dasar lambat.." Rutu Jisoo. "Tae kau dimana?!!!!" Jisoo sedikit berlari menuruni tangga itu dengan cepat.

#####
Jisoo menghempaskan tubuhnya kasar diatas ranjang berwarna serba putih itu, tanpa senyuman ataupun kegembiraan, seharian lelah kesana kemari mencari Taeyong seperti kehilangan nyawanya ketika tidak melihat tubuh tinggi tegap dan manik yang dapat berubah berubah serta alis tajam yang mempertegas garis wajah suaminya itu! Membayangkan itu semua Jisoo sedikit tersenyum namun juga marah.
Daripada menunggu Taeyong yang tidak jelas kemana, Jisoo memutuskan untuk berendam dibathup yang berisikan air panas, Jisoo mulai menggulung keatas rambutnya yang terurai lalu melangkahkan kakinya kedalam kamar mandi.

######
Seluruh tubuh Jisoo terasa lebih rileks ketika bersentuhan dengan air panas dan menghirup aroma aroma menenangkan yang berasal dari beberapa jenis bunga dan lilin madu.
"Huufftt.." Netra merah Jisoo terasa sangat berat untuk dibuka, kantuknya menyerang begitu saja dan menguasai seluruh indera penglihatanya.

Taeyong membuka pintu kamarnya setelah puas menikmati satu harinya ditempatnya dulu ia sering kunjungi, Tanpa aba aba hidung mancungnya menghirup aroma yang sungguh membuatnya mabuk, wewangian Jisoo itulah yang dirasakan indra penciumanya, Taeyong melepaskan jaketnya membuangnya kesembarang tempat dan masih mengenakan kaos hitam polos serta celana pensil robek dibagian lutut panjang.
Dengan usil dia membuka pintu kamar mandi dan BINGGOO...
Netra birunya menangkap tubuh polos Jisoo sedang berendam dalam bathup bertabur mawar dan beberapa jenis bunga wangian lain dengan mata tertutup sepertinya 'istrinya itu tertidur' , Taeyong melesat berada tepat diatas kepala Jisoo.
Taeyong memperhatikan wajah teduh Jisoo saat tertidur, Taeyong merendahkan tubuhnya hingga berada disamping kepala Jisoo dan membelai wajah cantik istrinya.
"Emm.." Serasa ada sesuatu yang menyentuh pipinya, Jisoo membuka matanya dan..
"AAAAAAA!!!!"

#####
"Apa yang kau lakukan disini?!" Tanya Jisoo dengan nada kesal, ia merendahakan tubuhnya masuk lebih dalam dibathup.
"Melihatmu tidur..aku rindu denganmu karena seharian tidak bertemu sayang.." Jisoo memanyunkan bibirnya tanda marah dan kesal dengan sikap Taeyong. "Kenapa bibirmu kau cibikkan? Mau kucium?" Goda Taeyong namun Jisoo hanya mendecak.
"Ambilkan aku handuk itu!" Taeyong mengangkat satu alisnya, kelihatanya istrinya itu sangaat marah hingga merajuk. "Kau memerintahku?" Jisoo terus meluruskan pandanganya tanpa menatap sedikitpun wajah Taeyong.
"Tae!!" Taeyong menarik sudut bibirnya lalu mengangkat satu tanganya dan..shuutt handuk berwarna putih itu sudah berada ditanganya tanpa menyentuhnya.
Jisoo mengambil handuk itu lalu melilitkannya secepat kilat agar Taeyong tidak melihat tubuhnya secara telanjang.
"Kau tid-" Darr.. Dengan agak kasar Jisoo menutup pintu kamar mandi yang masih ada Taeyong sebenarnya didalam, ia sedikit menengguk salivanya karena takut kekesalanya juga mengundang kemarahan Taeyong.
"Astaga.. dia benar benar merajuk.." Taeyong tersenyum miring karena yaa..lucu saja sekarang Jisoo benar benar berada ditanganya sebagai orang yang sangat mencintai Taeyong hingga satu hari tidak Taeyong temui istrinya itu sudah merajuk berat.

"Jadi kau benar benar merajuk?" Jisoo masih diam memunggungi Taeyong yang terbaring kearahnya.
"Baiklah..sudah tiga jam kau marah..kalau begitu aku keluar saja, mencari mainan diluar.." Kaki Taeyong yang hampir menyentuh lantai tertahan karena tangan Jisoo menahan erat bahu Taeyong, vampir laki laki itu tersenyum khas.
Taeyong mengangkat satu alisnya menatap netra Jisoo.
"Kau ini!! Seharusnya kau itu membujukku supaya tidak marah Tae!"Taeyong tersenyum lagi saat mendengar ucapan Jisoo, "Aku rasa sudah tiga jam aku melakukan pembujukan.. Kau mau kuajak bermain?" Jisoo menyatukan alisnya, bermain? Bermain dimana malam malam seperti ini?
"Bermain apa?" Astaga!! Polos sekali istrinya itu, ingin sekali Taeyong menerkam Jisoo malam ini dan menikmati tubuh indah istrinya.
"Mau atau tidak? Jika tidak aku akan pergi sendiri" Jisoo memicingkan matanya, mendengar kalimat terakhir Taeyong.
"Kupukul kalau tidak mengajakku!" Ancam Jisoo yang terdengar sangat sangat lucu di gendang pendengaran Taeyong.
"Sini.." Jisoo menurut ketika bahunya ditarik tangan Taeyong untuk mendekatkan telinganya kebibir Taeyong.
"Bermain diranjang semalaman ini denganku!" Mata Jisoo membulat sempurna ketika mendengar bisikan yang membuat telinganya geli, cekatan kepalanya menjauh dari wajah Taeyong.
"Tae!! Kau ini!" Taeyong tertawa puas melihat pipi bak tomat Jisoo karena aksinya.
"Kenapa? Kau bilang mau bermain..ayo kita lakukan.." Dengan sigap Jisoo mundur dan menyilangkan kedua tanganya didepan dada saat Taeyong hampir memposisikan Jisoo dibawahnya.
"Aaa!! Tae!! Jangan!" Taeyong sengaja menampakkan wajah sexynya dan terus mendekati tubuh Jisoo yang memundurkan diri karena masih dalam mode merajuk.
"Ayolah sayang..aku rindu bibir mungilmu itu.." Jisoo dengan spontan melemparkan bantal yang berada tepat disampingnya kearah Taeyong.
"Jika mendekat seka-" Dalam waktu 2detik sebelum Jisoo menyelesaikan kalimatnya tangan Taeyong menekan bahu Jisoo agar tubuh Jisoo berada dibawah tubuhnya.
"Sekarang kau mau apa?" Bukan lagi pink pipi Jisoo namun merag semerah tomat.
"Lepas Tae!" Taeyong mengecup bibir Jisoo lama dan pelan pelan menuntun agar Jisoo mau membuka mulutnya.

#####
Chou Zi melangkahkan kakinya untuk menuju kelantai atas kastil ke3, dengan wajah pucatnya ia menaikki setiap anak tangga yang berjejer berurutan bagai menunggu giliran untuk ditapaki, dengan hati hati ia terus melangkahkan kakinya menuju keatap kastil dengan keranjang besarnya.
Matanya memanas hampir meneteskan air mata yang berdesakan ingin meloloskan diri melewati pipi usang gadis elf berdarah Cina itu.

"Mungkin inilah nasib seorang sepertiku.." Kakinya lantas menaiki tangga terakhir dan membuka penutup atap kecil.
Pemandangan selalu saja mendung mendung dan mendung! Kapan Chou Zi bisa bertemu dengan kedua orang tuanya??
Ia mendudukkan pantatnya
Setelah menaiki atap, pandanganya setiap malam selalu sama hanya tatapan kosong tanpa niatan sekalipun.
Tanganya terangkat dan sulur sulur dari pepohonan yang berada dibawah Kastil melilit indah ditanganya.
"Ibu..kekuatanmu selalu anggun, kau berkorban ini semua hanya demi anak haram sepertiku!! Kenapa?!" Sulur sulur anggun berwarna hijau itu perlahan mengendur dan mengelilingi tubuh Chou Zi. Ya inilah kekuatan tersembunyi Chou Zi, mengendalikan alam.
Sebenarnya dirinya adalah orang yang paling dicari didataran Cina karena kekuatanya! sang ibu yang bernama Ming Zi menyelamat Chou Zi ketika hampir dibunuh oleh beberapa suruhan orang istana Elf yang akan membunuh Chou Zi dan diambil Chi-nya untuk dipersembahkan kepada sang ratu biadap!!

#####
Haiii reeders..
Ketambahan satu lagi nih namanya Chou Zi...
Minta saran!! Aing bingung bgtt..mau jadiin si Chou Zi ini antagonis apa protagonis??

Huuufffttt.....keabisan idee

                       x-(

O IYA JANGAN LUPA VOMMEN..AING MOHOONN BANGET YAA...

I Love Your Body!![TaeyongXJisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang