13

2.2K 94 0
                                    

Jisoo menggeliat saat merasa hari telah menjelang pagi, manik merahnya terbuka menampakkan sosok pria berwajah damai ketika sedang tidur. Pria yang membuatnya jatuh hati terlalu dalam, pria yang mempunyai hati baik walaupun terlihat acuh dari depan, Jisoo bersyukur antara gemas dan takut setiap melihat wajah taeyong yang setampan itu, apalagi setiap tidak sengaja bertatap mata dengan mata Taeyong yang tegas dan serasa mengintimidasi karena dukungan alis sempurna vampir berkasta tinggi itu.
"Damai.." Bisik Jisoo yang berhadap wajah dengan wajah Taeyong yang tertidur lelap.
"Sedamai itukah?.." Jisoo terkesiap saat mata merah Taeyong terbuka tepat didepan matanya, Pipi Jisoo yang baru saja terasa dingin tiba tiba menjadi merah.
"A-a kau s-udah bangun?" Taeyong sedikit tersenyum melihat wajah Jisoo yang terlihat jelas sedang salah tingkah, Taeyong lebih mendekatkan wajahnya kewajah Jisoo hingga gadis itu memundurkan kepalanya.
"Kenapa?" Tanya Jisoo menatap tak tau kewajah Taeyong yang sangat dekat dengan wajahnya.
"Kiss morning.." Jisoo melirik sudut sudut ruangan kamar tempatnya bermain cinta dengan Taeyong dan nihil tidak ada jam dinding yang tertangkap penglihatanya.
"Sekarang masih terlalu dini untuk bangun sayang.." Ucap Taeyong sekali lagi.
"Darimana kau tau? Bahkan disini tidak ada jam dinding.." Balas Jisoo tak mau kalah, Tanpa basa basi Taeyong melingkarkan tanganya untuk menahan kepala Jisoo agar Jisoo tidak bisa memundurkan kepalanya, "Tae!! Apa yang kau-mmmpphh.." Taeyong mencium bibir Jisoo masih dengan nafsu yang besar, Jisoo membelalakkan matanya karena tindakan tiba tiba Taeyong. "Kugigit atau buka bibirmu?" Tanya Taeyong mengangkat satu alisnya keatas dan itu membuat tubuh Jisoo merinding. "Emm..semalam kau sudah melakukanya..." Taeyong tidak menghiraukan alasan yang dibuat Jisoo, Lembut namun penuh nafsu itulah yang dirasakan kedua vampir berbeda kelamin itu.
"Asshh.." Desah Jisoo saat merasakan bibir bawahnya digigit sedikit oleh Taeyong hingga Jisoo membuka mulutnya dan lidah vampir laki laki itu bebas menikmati setiap kecap lidah Jisoo yang dituntutnya untuk bermain bersama lidah Taeyong.
Lagi lagi Taeyong merasakan rangsangan karena menyentuh tubuh Jisoo, dengan gerakan cepat Taeyong memposisikan tubuhnya hingga berada tepat diatas Jisoo dengan satu tangan menjadi tumpuan dan satu tangan bebas menelusuri setiap inci tubuh Jisoo. Jisoo hanya dapat menurut setiap perlakuan yang Taeyong suguhkan pada tubuhnya lagi pula untuk apa dia melawan toh yang melakukan itu suaminya sendiri. "Ayo bermain lagi sayang..." Bisik Taeyong sembari menurunkan kepalanya dan membenamkanya keceruk leher Jisoo hingga terdengar lenguhan dari bibir tipis Jisoo, tanda manusia yang baru saja menjadi vampir itu menikmati segala sentuhan yang diberikan kepadanya.

####
Jisoo melangkahkan kakinya menuruni ranjang dengan sedikit tertatih, terasa nyeri diantara selangkanganya saat dipakai untuk berjalan, sampai sampai sesekali Jisoo harus mencari dinding untuk ia jadikan senderan tanganya agar tidak terjatuh. Taeyong yang melihat cara berjalan istrinya langsung sigap berjalan mendekati Jisoo setelah memakai kaos polos dan celana pendek rumahan, ia mengangkat tubuh Jisoo kedalam gendonganya walaupun istrinya itu sedikit terkejut.
"Astaga!" Ucap Jisoo yang sedikit terkejut karena gendongan tiba tiba Taeyong. "Apa sakit sekali? Sampai sampai kau seperti disiksa seperti itu?" Tanya Taeyong disela berjalanya menuju kamar mandi.
"Tentu saja!! Kau tidak merasakanya!" Balas Jisoo sedikit menggerutu, Taeyong terkekeh meliihat bibir manyun Jisoo ingin rasanya mengecup bibir merah itu tanpa jeda sekalipun. "Karena itu kodratmu sebagai seorang istri" Balas Taeyong tak mau kalah, Namun Jisoo lebih tak mau kalah.
"Tapi seharusnya kau tidak melakukanya dengan kasar!!" Balas Jisoo lagi, Taeyong menurunkan tubuh Jisoo yang hanya memakai piyama tidur bertali dipinggangnya.
"Itu karena tubuhmu yang selalu membangkitkan nafsuku Ji.." Jisoo mencubit pipi tirus Taeyong lalu mendorong tubuh vampir laki laki itu keluar dari kamar mandi namun nihil..kekuatan tubuh Taeyong tetaplah lebih besar daripada kekuatanya. "Tae!! Keluar!! Aku ingin mandi.." Taeyong mengangkat satu alisnya ohh..jangan lagi!! Pikir Jisoo.
"Kalau begitu kita mandi bersama.." Dengan enteng dan tanpa mau Taeyong selalu mengatakan tentang mandi bersama, tubuh Jisoo terlalu merangsang, berciuman lama, dan selalu kata kata fulgar yang dikeluarkan Taeyong semenjak vampir itu menikahi Jisoo.
"Aku malu! Aku mandi duluan baru kau.." Elak Jisoo sesekali meringis merasakan nyeri yang tertinggal karena aktivitas panasnya semalam bersama Taeyong. "Kalau aku tidak mau kau mau apa huh?" Jisoo memutar bola matanya malas.
"Yasudah kau mandi dulu baru aku!" Taeyong tetap diam mengatakan tidak pada istrinya itu. "Tae.. aku butuh ketenangan sebentar saja..tolong mengertilah suamiku.." Ucap Jisoo mencoba agar kali ini Taeyong menuruti perkataanya, dan senyuman indah melengkung dari bibir Taeyong. "Baiklah.. aku tunggu dan jangan lama lama sayang.." Ucap Taeyong lalu menutup pintu karena kasihan melihat istrinya yang terlihat tengah kesakitan karena perbuatanya semalam dan pagi ini.. entah sudah berapakali Taeyong terangsang karena Jisoo.
Taeyong membalikan badanya setelah menutup pintu, ia berjalan dan mencoba merapikan ranjangnya sembari sedikit tersenyum mengingat kejadaian semalaman bersama istri tercintanya itu.
Tak butuh waktu lama ketukan pintu menyadarkan lamunan Taeyong dan dengan malas Taeyong membuka pintu itu sedikit, seorang pelayan perempuan yang masih muda dibawah umur Jisoo terlihat membawa keranjang besar sekira ukuran tubuhnya.
"Tuan Taeyong, saya Chou Zi, saya diperintahkan nyonya  YeHanuntuk membersihkan kamar tuan.." Ucap gadis itu dengan nada sangat sangat sopan, mungkin jika didunia manusia umur Chou Zi sekitar 18 tahun dia adalah seorang pelayan berasal dari negeri Gradalf yaitu negeri para sejenis elf tinggal dan kebanyakan para pelayan di istana Hazen adalah para kaum elf namun ada beberapa dari bangsa werewolf dan vampir sendiri, Raja sengaja memilih oara elf untuk dijadikan pelayan diistana utama karena fikiran elf itu mudah sekali dibaca oleh para vampir dan kesetiaan tinggi merekalah yang menyebabkan Raja begitu percaya.
"Masuk!" Balas Taeyong singkat dengan nada bicara dingin, Gadis belia itu mulai melangkahkan kakinya kedalam kamar sang Tuan muda lalu mulai membersihkan ranjang dan debu debu dikamar mewah itu dengan raut wajah yang jelas menampakkan ketakutan karena tatapan mengintimidasi yang diberikan Taeyong disetiap pekerjaanya.
"Aku ingin semuanya rapi!" Ucap Taeyong dengan acuh lalu mendudukan pantatnya sembari membaca buku yang tertumpuk dimeja yang berjarak beberapa meter dengan ranjangnya, dengan sangat hati hati dan berusaha serapi mungkin Chou Zi merapikan setiap sudut kamar Taeyong dan Jisoo.
"Tuan saya sudah selesai, Jika anda ingin sarapan anda bisa turun dengan nyonya..atau saya antarkan kemari sarapan anda?" Taeyong memutar kursinya lalu merendahkan buku yang menutupi wajahnya.
"Aku akan turun.. kau dan pelayan lain siapkan sarapan kami!"  Jawab Taeyong lalu memutar badanya kembali dan fokus pada buku yang berada ditangan kananya.
"Baik Tuan.." Chou Zi menundukkan kepalanya lalu pergi keluar dari kamar Taeyong, Sebenarnya dia sangat menyukai Tuanya itu bahkan sampai saat ini namun apa dayanya sebagai seorang pelayan rendah di Istana yang dipimpin Raja, setelah menutup pintu besar itu dia menghela nafasnya dan pergi menuruni tangga panjang untuk pergi kedapur dan selalu seperti itu setiap hari.

1jam kemudian.....
Jisoo keluar dari kamar mandi dengan piyama berwarna abu abu yang melilit tubuhnya sampai kebawah lutut dan handuk yang melingkari kepalanya. "Rapi sekali..kau yang merapikan semua ini Tae?" Taeyong yang mendengar suara Jisoo langsung memutar badanya dan mendapati istrinya itu masih sedikit tertatih, mungkin tidak sembuh secepat itu..pikir Taeyong namun dalam batin.
"Bukan aku tapi pelayan.. apa masih sakit?" Jisoo memutar bola matanya dan berjalan pelan pelan lalu mendudukkan pantatnya kemeja rias yang terlihat sangat tua.
"Tentu saja.. Tae kau kan seorang vampir laki laki.. lalu kenapa ada meja rias tua dikamarmu?" Taeyong memutar lagi arah kursinya kearah Jisoo yang berada diseberang ranjang.
"Semula ini bukan kamarku..namun kamar Seolji noona sebelum dia meninggalkan kastil ini dan menetap di Pack suaminya.. dan meja rias itu milik Mama.. aku menyimpanya karena aku merasa bahwa Mama selalu ada saat aku teridur walaupun sebenarnya kau tau sendiri..aku terlahir dan beliau meninggal.."
Sisir yang semula hampir menyentuh rambut lurus Jisoo terhenti, Jisoo berjalan mendekati Taeyong dan memeluk suaminya.
"Jangan sedih.." Ucapnya sembari menepuk nepuk punggung Taeyong yang tetap kokoh walaupun suasana hatinya kalut karena pembicaraan tentang sang mama.  "Hmm..tenanglah aku tak selemah itu!" Balas Taeyong memeluk istrinya erat erat dan mencium pucuk kepala Jisoo dengan sayang.

######
Anyeong!! Shap.. yang ini bikin fikiran jernihh..

Okay.. jangan lupa vommen ya reeders tolongg:'(

I Love Your Body!![TaeyongXJisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang