Note : Jangan dibaca kalo emang gak suka atau gak tertarik lagi sama ff ini atau ff aku yang lain! Ninggalin komen yg bikin gak mood, nyusahin readers lain... Kasihan, aku sih happy2 aja gak update, itung2 liburan dan lurusin otak yang bengkok hihi 👻 so kalo ada uneg2... Aku minta, jangan dikeluarin... Mau itu kolom komentar bebas berpendapat tapi aku tetep berhak batasin apa yang seharusnya gak ngenakin di aku... Aku juga manusia coy, punya hati dan perasaan... Sentil dikit bisa galau, resah, gundah, dan gelisah.
*Aku sih gak minta dikasihanin tapi, mungkin harus aku tekanin bahwa aku update seminggu hampir 3 cerita dengan alur, konflik, dan suasana hati berbeda. Cobalah ngertiin dikit. Itu sulit coy, gak segampang narik upil. Aku punya tanggung jawab lebih bukan hanya di ff ini aja so ingetlah selalu pesan aku diatas, gak ada kok author lain jg yang mau baca komentar bikin mood anjlok maka, jadilah readers bae jangan kaya netizen.
Happy reading
Park Chanyeol. Laki-laki itu tertegun diam didepan ruang ICU, tempat putrinya kini dirawat. Malam itu, pasca operasi. Ahra dinyatakan selamat, setelah sebelumnya mereka dibuat panik karena Ahra mengalami serangan jantung tapi berkat kegigihan Dr. Ahn kini Ahra baik-baik saja.
Chanyeol menunduk, ia bersyukur sekaligus merintih, menyeka air matanya. Jangan ditanya berapa banyak penyesalan yang telah bersarang dalam dirinya saat ini? Begitu banyak. Ia menyesal sampai ruang nafas di dadanya mampu membuatnya sesak tak tertahan.
Keluarganya hancur. Chanyeol tak belajar dari kesalahan masa lalu malah terus menanam hingga semuanya berakhir, ia masih bersikap angkuh dan tak tahu diri. Seenaknya menyakiti Eunji bahkan sampai ke buah cinta mereka menanggung akibatnya, Ahra hampir meregang nyawa tak lain karena ulahnya.
Chanyeol beringsut. Lama, ia memikirkan semua kesalahan-kesalahannya. Ia bangkit lalu memposisikan dirinya tepat didepan jendela. Di dalam, ia melihat Eunji, istrinya masih setia disana, menunggu putri mereka sadar dengan sabar.
Hati Chanyeol kembali membuncah. Rasa ingin memperbaiki semua ada dalam hatinya bahkan sangat besar. Chanyeol bertekad, ia akan kembali berjuang. Sudah cukup kebodohannya selama ini benar-benar membuatnya hancur. Chanyeol tak mau kehilangan Eunji maupun Ahra. Mereka berdua keluarganya dan Chanyeol menyayanginya.
Disisi lain, Chanyeol tak menyadari jika sedaritadi gerak-geriknya selalu diperhatikan oleh Dr. Ahn dan Dr. Kim. Mereka tak bermaksud apa-apa, hanya saja takut jika Chanyeol berbuat nekat dan kembali menyakiti kedua wanita lemah itu.
Ahn Jaehyun menepuk pelan bahu Myungsoo. "Sudah cukup, kita kembali saja. Kurasa Chanyeol juga tak akan berani menyakiti Eunji maupun Ahra setelah semua kejadian ini" serunya.
Myungsoo mengangguk. "Aku berharap dia merenungkan dan menyadari semua kesalahannya" balasnya.
Kedua dokter itu berbalik dan berjalan kembali ke ruangannya masing-masing. Hari yang melelahkan tapi mereka tetap bersyukur semuanya telah selesai.
-----
Hari berganti. 3 hari sudah Ahra berada di ruang ICU dan semalam, beruntung kondisinya semakin membaik hingga ia bisa dipindahkan ke ruang rawat.
"Eunji, lihat apa yang aku bawa?" seru Chanyeol.
Ia masuk dengan antusias. "Ini makanan kesukaanmu. Tadi sebelum berangkat kesini, aku membelikannya di jalan agar kita bisa sarapan bersama" ungkap Chanyeol.
Tangannya sibuk menyiapkan semua makanan diatas meja. Eunji diam tak menyahut, wanita itu masih sibuk membersihkan tubuh Ahra yang masih belum sadarkan diri.
"Eunji"
"..."
Wanita itu masih diam. Perlahan, Chanyeol mendekat. Ia meraih handuk yang tengah dipegang Eunji lalu memutar kursi roda istrinya pelan.
Chanyeol tersenyum lembut. "Biar aku saja, kau makanlah dulu" ucapnya.
Ia mendorong kursi roda itu menuju meja lalu berbalik menggantikan tugas Eunji. Eunji sendiri masih diam. Sejenak, ia menatap semua makanan yang tertata rapi dihadapannya sebelum kembali menoleh, memperhatikan Chanyeol. Akhir-akhir ini pria itu berubah. Tak pernah memaksa lagi, selalu bersikap ramah, lembut, dan perhatian padanya maupun Ahra bahkan ke semua orang tak terkecuali keluarganya sendiri.
Di rumah sakit pun, Eunji tak jarang melihat Chanyeol mulai memperhatikan kondisi Chorong. Entah kenapa? Eunji masih belum memahaminya malah hal itu membuatnya bingung, disaat rasa ingin membenci itu datang menggebu. Kenapa Chanyeol berubah? Kenapa laki-laki itu begitu tega membolak-balikkan perasaannya?
Chanyeol menoleh, ia tersenyum ramah padanya. Eunji terkesiap, buru-buru ia memalingkan wajahnya acuh membuat Chanyeol menunduk sedih. Ia tahu bahwa sangat sulit untuk mendapat maaf dari istrinya namun ia akan tetap berusaha.
Chanyeol bangkit, ia berjalan mendekati Eunji. Disana, ia berlutut dihadapan istrinya. "Kenapa tak dimakan?" Chanyeol mengusap pipi Eunji.
"Mau aku suapi?" sambungnya.
Ia meraih makanan kesukaan Eunji dan berniat menyuapi istrinya sebelum tangannya di tepis kasar hingga sendok ditangannya terjatuh bersamaan dengan makanan yang ikut terhempas berserakan dilantai.
"Pergilah, aku tak lapar" tukas Eunji.
Terdengar begitu dingin sampai Chanyeol tak sanggup lagi berkata apapun. Eunji bergeser, ia mendorong kursi rodanya mendekati Ahra. Chanyeol memperhatikannya lalu beralih melihat nasib makanannya yang tak dihargai sedikitpun.
Chanyeol harus sabar. Pikirnya, ia menghembuskan nafasnya berat lalu membereskan semuanya. Setelah selesai, ia pamit untuk pergi ke kantor, memperbaiki semua kekacauan yang terjadi.
Ia mendekat, berniat mencium kening istrinya tapi, lagi-lagi Eunji menghindar. Chanyeol tetap tersenyum menerima sikap acuh itu. Ia bangkit lalu berjalan keluar berniat membuka pintu namun berbarengan dengannya. Sehun datang, kedua laki-laki itu saling tatap dalam diam sebentar sebelum Sehun menerobos masuk, mengabaikan Chanyeol yang berbalik memperhatikan istrinya menyambutnya dengan baik berbeda dengannya.
"Kau datang?" seru Eunji.
Sehun tersenyum riang. "Tentu saja, kau tahu? Betapa sulitnya aku kabur? Aku harus menyelinap diam-diam untuk bisa kesini tapi untunglah berhasil dan ini" ia mengangkat box ditangannya tingi-tinggi. "Makanan kesukaanmu, aku membawakannya?" tukasnya.
"Berikan padaku, biar aku siapkan" balas Eunji. Tangannya terulur meminta box itu namun Sehun menggeleng.
"Biar aku saja, kau tak boleh bekerja berat. Ingat! agar cepat sembuh" cela Sehun.
Kini giliran Eunji yang menggeleng. "Itu bukan pekerjaan berat, Sehun. Hanya menyiapkan makanan."
"Hoho, jangan membantah. Seharusnya kau merasa tersanjung bisa dilayani oleh artis terkenal sepertiku. Orang-orang diluar bahkan berebut hanya untuk berfoto denganku" Sehun menyombongkan dirinya dengan aksen candaan.
"Oh iya, Eunji. Doakan agar comeback exo kali ini sukses yah. Aku sedikit takut karena popularitas kami sedikit menurun pasca wajib militer yang kami jalani" jelas Sehun.
Mereka tak menghiraukan Chanyeol yang masih berdiri di ambang pintu, mendengarkan semuanya hingga pria itu meremas kuat plastik makanan yang sempat ia bawa.
"Eunji" panggil Chanyeol. Wanita itu menoleh begitupun dengan Sehun. Chanyeol tersenyum. "Aku pamit dan pulang nanti, aku usahakan cepat dan jangan lupa minum obatmu" serunya sebelum ia melangkah dan menutup pintu itu pelan-pelan.
Di luar, Chanyeol tak langsung pergi. Ia diam disana, menyandarkan dirinya di balik pintu seraya memegangi dadanya. Kini, ia tahu apa yang dirasakan Eunji saat ia bersama Wendy dulu. Air mata Chanyeol tanpa sadar mengalir. Sesakit inikah? Pikirnya.
TBC
Mulai sekarang, aku update gak akan beraturan lagi seperti biasa. Efek masih bt dan itu ngaruh ke tulisan. Dasar dari cerita adalah suasana hati. Ide ngalir tapi hati seret. Apa yang bisa dilakuin? Gak ada. Ketahuilah bahwa cerita itu punya rasa masing-masing. Kalo kalian author dan punya projek cerita on going lebih dari satu, pasti tahu rasanya hoho 👻
Dukungannya terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Chanyeol & Jeong Eunji [OSN Season 2]
FanfictionStatus : Complete OSN SEASON 2 - Cerita lanjutan dari Park Chanyeol & Jeong Eunji Baca season 1 agar nyambung di work @Jej_NoviWilianti Chapter-chapter ganjil sengaja aku private jadi jangan heran kalo bagian-bagiannya ada yang hilang. Caranya : Kal...