Happy reading
Di dalam kamarnya, selepas Eunji menidurkan Eunwoo. Ia tak langsung ikut mengistirahatkan tubuhnya meski ia sendiri merasa lelah karena penerbangannya. Entahlah? Mungkin karena sebentar lagi pagi akan menjelang atau memang karena pikirannya tengah melayang pada rencana Jungkook yang akan melamar putrinya, Eunji benar-benar tidak tahu.
Ia bahagia sekaligus sedih bercampur menjadi satu dalam dirinya. Eunji juga tidak mengerti. Pikirannya kacau dan ia merasa bahwa disaat seperti ini, ia membutuhkan sosok Chanyeol disisinya terlebih untuk Ahra yang notabenenya adalah putri kandungnya sendiri.
Hari besar dan begitu penting saat proses lamaran terjadi. Eunji berpikir bahwa Chanyeol juga berhak berada disekitar mereka meski kemungkinan terburuk akan terjadi yaitu Ahra tidak mau menerimanya. Lalu jika demikian, Eunji harus bagaimana? Disisi lain ia tidak mau egois terhadap Chanyeol tapi jika memikirkan kembali kondisi Ahra yang belum bisa melihat ayahnya. Eunji tidak mempunyai pilihan lain selain bungkam.
Terisak pelan dengan meremat bajunya sendiri. Eunji berusaha memantapkan keputusannya untuk tidak memberitahu Chanyeol akan kabar bahagia putri mereka. Memang pilu. Disaat semua orang akan tersenyum bahagia. Eunji memikirkan dan membayangkan betapa hancurnya Chanyeol yang seorang diri, tak mengetahui apapun bahkan kabar mengenai putrinya. Menyedihkan!.
Hanya kata maaflah yang mungkin akan terucap terus dalam hati maupun pikirannya. Meski berat apalagi Eunji masih sangat mencintai dan menghormati Chanyeol walau mereka telah berpisah namun ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhan menempatkannya diposisi yang sulit antara kesehatan putrinya atau peran Chanyeol sebagai seorang ayah. Apakah itu wajar? Mungkin, tapi itu begitu menyakitkan.
Lama, ia diam termenung sepi sendiri. Eunji menghembuskan nafasnya gusar seraya menatap lekat matahari terbit yang mulai menampakan dirinya dengan hati yang terus berharap akan ada sebuah keajaiban terjadi di kemudian hari. Eunji ingin semuanya bahagia, tidak terkecuali bagi orang-orang yang telah berbuat jahat padanya sekalipun.
------
"Bagaimana, apa semuanya sudah siap?" ujar Minah.
Taehyung maupun Jungkook, mereka kompak mengangguk membuat Minah gemas sendiri melihat tingkah keduanya sampai fokusnya teralihkan. Ia baru sadar bahwa Eunji dan Eunwoo tidak ada disekitar mereka.
"Dimana Eunji?" sambungnya.
"Mungkin, Eomma masih di kamarnya Mom. Sebentar, aku akan memanggilnya" balas Jungkook. Namun, belum sempat ia melangkah. Minah telah lebih dulu bersuara.
"Tidak nak, biarkan Mommy saja yang memanggil Eunji. Ingat! Ini hari besarmu. Kau harus menenangkan dirimu agar lebih rileks. Apa kau tidak menyadarinya? Debaran jantungmu terdengar begitu kencang sayang" tukas Minah tersenyum simpul seraya berjalan mendekati suaminya.
"Sayang, sepertinya putra kita sangat gugup" ia kembali terkekeh setelah itu, ia melangkah menuju kamar Eunji diikuti Taehyung.
Sampai di depan kamar yang mereka tuju, mereka masuk bersamaan dan terhenti saat mereka melihat Eunji tengah melamun, berdiri di depan jendela dengan tatapan kosong seraya menggendong Eunwoo yang telah rapi dengan pakaian formalnya.
Berjalan pelan, Minah mendekati Eunji. Ia tahu bahwa ada yang tengah mengganggu pikiran sahabatnya itu karena jika tidak. Tidak mungkin Eunji akan bersikap demikian apalagi hari ini adalah hari bahagia putrinya sendiri.
"Eunji" tegur Minah pelan. Eunji menoleh. Jujur, ia sedikit terkesiap menyadari kedatangan Minah dan Taehyung yang tak ia sadari.
"Ada apa? Kenapa kau terlihat murung?" sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Chanyeol & Jeong Eunji [OSN Season 2]
FanfictionStatus : Complete OSN SEASON 2 - Cerita lanjutan dari Park Chanyeol & Jeong Eunji Baca season 1 agar nyambung di work @Jej_NoviWilianti Chapter-chapter ganjil sengaja aku private jadi jangan heran kalo bagian-bagiannya ada yang hilang. Caranya : Kal...