Park Chanyeol & Jeong Eunji [OSN Season 2]

59. OSN Season 2

Happy reading

"Apa katamu? Operasi gabungan. Apa kau sedang bercanda dokter Min?" ucap pria paruh baya itu seraya menautkan kedua alisnya.

Ia kembali sibuk menandatangani berkas-berkas yang ada di hadapannya. Sedangkan dokter Min, pria yang sedaritadi menunduk itu, mengangguk pelan sebelum telinganya kembali mendengar ucapan dari direktur rumah sakit ASAN tempatnya bekerja.

"Kau tahu jelas bahwa tidak ada prosedur seperti itu di rumah sakit manapun. Sudahlah, aku sibuk. Jangan pernah membawa berita tak jelas lagi padaku atau---"

"Putra anda" ucapnya terhenti. Ia mengangkat kepalanya.

"Dokter Ahn Jaehyun yang memberikan kebijakan itu dan operasi gabungan antara operasi cesar dan operasi transplantasi jantung itu telah berlangsung selama 8 jam---"

Bbraakk...

"Omong kosong macam apa ini?" geramnya.

"Di-- direktur---"

"HENTIKAN OPERASI ITU SEKARANG JUGA SEBELUM KITA SEMUA HANCUR"

"ta-- ta-- tapi---"

"APA KAU TULI HAH?"

"Ba-- ba-- baiklah direktur tapi---"

"PERGI" bentaknya lagi.

Dokter Min langsung berlari keluar sedang, pria paruh baya itu meraih gelas kaca yang ada di hadapannya lalu membantingnya hingga gelas itu pecah menjadi berkeping-keping.

"Apa yang kau lakukan Ahn?" geramnya dengan nafas memburu.

Terlihat jelas bahwa pria paruh baya itu tak bisa mengendalikan emosinya. Ia membanting semua yang ada dihadapannya hingga aksinya terhenti ketika bingkai foto putra kesayangannya Ahn Jaehyun terjatuh dari atas meja kerja.

Ia duduk perlahan lalu meraih foto itu dan memisahkannya dari pecahan bingkai kaca tersebut. Sejenak ia terdiam. Dipandangnya lekat foto itu dengan pandangan sayu.

"Ayah tak pernah mengajarkanmu bersikap ceroboh seperti ini nak" lirihnya.

Disisi lain. Langkah dokter Min terhenti. Ia membuka pintu ruang operasi itu dengan cepat namun ia langsung terdiam kaku ketika kedua matanya melihat tim medis yang bersangkutan dengan operasi itu semuanya terdiam seraya mengangkat kedua tangannya. Menandakan bahwa operasinya telah selesai.

"Son Wendy, pasien dengan riwayat obstetrical hemorrhage/pendarahan pada kandungan. Dinyatakan meninggal pada pukul 18.00 KST" ucap salah satu dokter yang terlibat seraya menutup wajah pucat Wendy dengan kain putih.

Nafas memburu dokter Min seketika tercekat mendengar lantunan kata mengerikan itu. Ia berharap bahwa apa yang terdengar di telinganya barusan hanyalah sebuah angin saja.

Tak lama, semua dokter dan suster yang ada di ruangan itu beralih keluar satu persatu namun masih tak menyadari keberadaan dokter Min yang berada di sekitar mereka.