BAB 13

3.9K 308 4
                                    

Dokter Betty—Dokter pribadi Damian—yang mengobati luka Damian telah menyelesaikan tugasnya, wanita itu menulis beberapa resep yang tidak ditanggapi oleh pasiennya. Pria itu menyimpan resep di atas meja tanpa mau melihat isinya, Chaterin meringis menunjukan tatapan minta maaf saat Dokter Betty sudah berjalan menuju pintu.

"Dia adalah pria yang sangat keras kepala, mungkin dia pernah mengalami banyak luka dan mengalami banyak rasa sakit. Tapi jika lukanya tidak diobati dan resep obat yang kuberikan tidak diminum, aku khawatir luka ditangannya akan menjadi sangat serius." Dokter dengan rambut sebahu warna coklat tua itu tersenyum dan memastikan Chaterin mendengarkan nasehatnya.

"Oke, aku akan membujuknya agar minum resep obat darimu," jawab Chaterin pasrah.

"Aku rasa kau bisa melakukannya dengan baik," Dokter itu menunjukan tatapan penuh harap sebelum akhirnya tubuh rampingya menghilang di balik pintu.

Chaterin mendesah saat dia berbalik dan berjalan menuju kamar Spencer tempat Damian di rawat. Saat dia melangkah masuk matanya langsung menangkap raut malas pada wajah Damian, pria itu berdiri di tepi kasur tanpa mengenakan atasan. Chaterin menelan ludah, matanya mengamati bentuk tubuh Damian yang terpahat sempurna. Dada bidang dengan otot perut yang kekar, bentuk V di daerah sana membuatnya terlihat luar biasa.
Sementara di tangan kirinya terdapat sebuah tato tribal dengan ukiran yang rumit. Tangan Chaterin terasa gatal, dia ingin menelusuri lekuk tubuh itu dengan jarinya. Mengusap otot perut yang terlihat sekeras bata, mengelus ukiran tato itu dan membelai dada bidang yang terlihat menggoda dan seakan memanggilnya untuk mendekat.

'Oh Tuhan dia sangat mengagumkan' erang Chaterin dalam hati.

Lamunanya terhenti saat dia mendengar Damian berdesis, alis kirinya terangkat naik sementara bibirnya mengukir sebuah seringai, menunjukan keangkuhan seorang Damian Fitzgeral kepala keamanan di seluruh daratan Amerika. Dengan membayangkan saja, Chaterin sudah bisa menebak, pasti sudah banyak gadis yang melorotkan celana dalamnya tanpa diminta. Dia tahu pria di depannya sanggup membuat wanita manapun merasa terbakar hanya dengan melihatnya saja. Dan entah sudah berapa banyak wanita yang berakhir di tempat tidurnya.

"Menikmati pemandangan Miss? Apakah aku perlu membuka celanaku agar kau dapat melihat tubuhku secara jelas?" Damian mendekat, matanya berkilat geli saat melihat Chaterin melotot.

"Tidak, aku tadi hanya terkejut saat melihatmu tidak mengenakan baju," Chaterin berjalan ke sisi lain. Dia berusaha mengalihkan pikiran dari otot perut Damian yang terlihat lezat untuk dikecap oleh lidahnya, dan hal itu membuat tubuhnya terasa panas dan terbakar.

"Baiklah jika kau tidak mau mengakuinya," Damian berkata acuh, dia kembali ke atas ranjang.
Menjatuhkan tubuh, terlentang tanpa rasa malu, dia terlihat seperti ikan segar yang siap untuk dimakan. Satu tangannya menjadi alas di atas kepala, sementara tangan yang lain diselipkan ke dalam saku celana. Membuat sesuatu di antara celah pahanya semakin terlihat menonjol.

"Berhenti bersikap kekanakan Sir!" Chaterin mendengus, tangannya meraih resep obat yang tergeletak di atas meja. Sementara itu Damian terkikik menyaksikan gadis di hadapanya menjadi salah tingkah.

"Kemarilah, kita harus menyelesaikan banyak hal," memiringkan tubuh, kemudian dia menepuk tempat kosong di sampingnya. Untuk beberapa saat Chaterin hanya berdiri di tempat semula, dia terlihat enggan untuk mendekat.

Namun akhirnya dia melangkah setelah Damian berjanji tidak akan mengigitnya, lelucon itu cukup ampuh untuk mencairkan ketegangan di antara mereka. Setelah memposisikan diri dengan baik, Chaterin memenuhi penciumannya dengan aroma Damian yang memabukan. Posisi mereka sudah berbaring dengan tubuh saling menghadap. Damian tidak dapat menghindar saat jantungnya bersuara seperti kaki kuda tengah pacuan. Aroma Chaterin yang begitu manis membuatnya menelan ludah, aroma bunga dan vanilla bercampur dan membuat Damian harus menahan diri agar tidak merobek kamisol berenda yang dipakai gadis di hadapannya.

Surrender To Destiny [Surrender Series #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang