Selamat bermalam Sabtu semua 💞
Jangan lupa Vote dan Komentarnya, Kritik dan Saran sangat membantu 💕-----------------------------------------------------------
Pagi ini Heta bersiap untuk kembali pada rutinitas mengajarnya. Dengan pakaian formalnya, jas berwarna biru malam dengan dasi yang senada, jika dilihat Heta tidak cocok untuk menjadi dosen melainkan menjadi seorang CEO muda.
Heta baru saja keluar dari Apartemen ketika dia ingat bahwa kemarin dia belum mengambil tugas hukuman yang dia berikan pada salah satu mahasiswa yang terlambat dipelajarannya.
Heta menghembuskan nafasnya, jika mengingat bagaimana saat Heta menyuruh gadis itu mengerjakan hukumannya dengan berbagai alasan gadis itu menolaknya sampai Heta harus mengeluarkan ancaman untuk membuat gadis itu patuh padanya.
"Ini tugasmu." Heta memberikan selembar kertas yang bertuliskan tugas untuk mahasiswanya yang terlambat.
Gadis itu melongo menatap kertas yang bertulisan tugas untuknya.
"Yang bener aja, ini surat permohonan maaf harus banget sampai 13 lembar." protes gadis itu.
Heta menaikan sebelah alisnya,berani juga ini mahasiswa memprotes dirinya.
"Kamu Protes?" Tanya Heta.
"Ya iyalah, bapak kira saya buat kesalahan sefatal apa sampai harus diberi hukuman sebegininya." Jawab gadis itu dengan nada sedikit tinggi.
Heta terkejut dibuatnya, dia baru pertama kali bertemu dengan mahasiswa yang berani memprotes dan menjawab pertanyaannya seperti ini.
Heta berdehem untuk menetralisirkan rasa kesalnya. "Kerjakan saja sekarang!" perintah Heta.
Gadis itu menggelengkan kepalanya kuat. "Nggak!" Tolak gadis itu mentah-mentah.
Heta menatap marah pada gadis itu. "Kamu membantah perintah saya?!"
"Perintah bapak nggak masuk akal,jadi sorry sorry aja nih ya! Saya nggak bakal ngerjain." Ucap gadis itu sambil meletakkan kertas itu kembali ke meja Heta.
Heta hampir saja kehilangan kesabarannya,ingin sekali dirinya memaki gadis didepannya namun Heta tahu jika itu bukanlah sikap seorang pria sejati.
Heta menghembuskan nafasnya dengan perlahan, mengatur denyutan nadinya yang mulai panas akibat menahan amarah.
"Baiklah! Jika kau tidak mau maka tidak usah di kerjakan,Nona.."
"Veya Sifabella." Jawab Gadis bernama Veya itu.
Heta hanya mengangguk, Veya.. Nama yang menurut Heta tidak asing ditelinganya.
"Baiklah,Nona Veya.. Kau tidak perlu mengerjakan tugas hukumanmu." Putus Heta.
Veya menatap Heta dengan pandangan bersinar. "Beneran ? Asyik! Akhirnya.. Thank you, s-"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
RomanceHeta dan Veya dua kesatuan yang saling tolak menolak, dibalik sikap tolak-menolak mereka tanpa disadari keduanya mulai terbiasa dengan keadaan dan akhirnya saling jatuh cinta.