PART 4

5.8K 186 3
                                    

Ayey.. Update!
Mari baca dan berikan Vote juga Komentarnya 😍











Wajah Veya hari ini sungguh tidak tertata biasanya gadis itu memakai make up untuk menutupi wajah polosnya,namun hari ini Veya sama sekali tidak memakai make up entah mengapa hari ini Veya merasa malas untuk melakukan kegiatan apa pun.

Veya menjatuhkan kepalanya di atas meja kantin, kepalanya sungguh berat hari ini. Ditambah tadi pagi Veya merasa pusing dan juga muntah-muntah.

"Woy! Diem-diem bae." Clarissa menepuk pundak sahabatnya itu.

Veya hanya menggumam tidak jelas membuat Clarissa sedikit curiga.

"Vee, you okay?" Tanya Clarissa lalu meletakan punggung tangan kanannya ke dahi Veya.

Clarissa kaget saat merasakan suhu tubuh Veya begitu panas dan nafas gadis itu juga terasa panas.

"Kita keruang kesehatan sekarang." Kata Clarissa dengan wajah serius.

Veya tidak memiliki tenaga lagi untuk menolak,keadaannya sungguh sangat lemah. Clarissa membopong Veya menuju ruang kesehatan, sesekali terdengar keluhan dan sumpah serapah dari Clarissa karena berat badan sahabatnya itu.

"Gila! Ruang kesehatan jauh amat,badan gue udah mau remuk rasanya." Keluh Clarissa.

Veya yang mendengar itu hanya terkekeh, dalam hatinya dia mengejek Clarissa yang sekarang terlihat sangat kelelahan karena membopongnya.

Veya melepasakan pegangan Clarissa,dia mencoba berdiri sendiri.

"Eh, Vee. Kok dilepas,sini gue bopong lagi." kata Clarissa namun Veya menggelengkan kepalanya.

"Gue jalan sendiri aja." Lirih Veya.

Veya mencoba berjalan sendiri namun arah jalannya tidak teratur, Clarissa memperhatikan Veya dari belakang sesekali memegang tangan Veya jika dia ingin terjatuh. Namun bukan Veya namanya jika tidak keras kepala, gadis itu terus saja menolak bantuan Clarissa dengan alasan dia masih bisa jalan sendiri.

"Sumpah,Ve. Kalo Lu bukan sahabat gue dari zaman zigot udah gue tinggal dari tadi sih Elu." omel Clarissa frustasi melihat tingkah keras kepala Veya.

"Ck, tinggalin aja gue udah Car. Tinggalin." Ucap Veya dengan wajah nelangsa.

Bukannya prihatin tapi Clarissa merasa jijik pada sahabatnya itu.

"Bego."

Veya hanya terkekeh kepalanya semakin terasa pusing saja, walau begitu Veya tidak mau menunjukan rasa sakitnya. Veya tidak mau menambah ke khawatiran Clarissa pada dirinya. Veya terus berjalan sendiri dengan diiringi Clarissa, tanpa sadar Veya menabrak tubuh seseorang dan membuat dirinya limbung tak sadarkan diri.

"Veya!" teriak Clarissa.

🌷🌷🌷

Perlahan-lahan mata itu mulai terbuka, Veya mulai sadar dari pingsannya.

"Vee.. Udah sadar?" Clarissa mendekati Veya saat melihat sahabatnya itu mulai siuman.

Veya merasa pusing saat membuka matanya, Veya merasa asing dengan tempat yang kini di tempatinya.

"Gue dimana ?" Tanya Veya.

"Di rumah sakit."

Veya seketika bangun dari tempat tidur rumah sakit, dirinya kini menatap pakaian khas rumah sakot yang sudah melekat di tubuhnya.

"Anjirr!! Car.. Bantuin gue lepasin nih baju." Perintah Veya.

Clarissa bingung ini pertama kalinya Clarissa melihat sahabatnya itu seperti ini.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang