Hari ini suasana rumah terlihat ramai karena beberapa hari ini Samudra tinggal dirumah, Veya pun sudah mulai terbiasa dengan suasana rumah.
Dania sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya seperti biasa Jonathan selalu lebih dulu berada diruang makan di ikuti Samudra, putra mereka. Dania melihat kedua pria beda usia itu sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing membuat senyum terukir di bibir Dania.
'Tidak aku sangka akhirnya semua kembali seperti dulu, seharusnya aku memang tidak pergi dari Jonathan.'
Setetes air mata jatuh di pipi Dania membuat para pelayan yang berada di dapur menatap nyonya rumah mereka tanpa ada yang berani bertanya. Jonathan mengalihkan pandangannya ke arah Dania dengan cepat wanita itu menghapus air matanya lalu tersenyum manis pada Jonathan.
Dania berjalan menuju meja makan dan duduk disamping putranya, tangannya dengan terampil mengambil satu persatu lauk yang tersaji untuk kedua pria hebatnya. Jonathan dan Samudra menyantap hidangan yang disediakan oleh Dania.
"Dimana Veya? Apa dia belum bangun juga ?" tanya Dania pada pelayan.
"Nona Veya sudah bangun, nyonya. Tapi dia menerima telpon dari seseorang dan berkata akan turun sebentar lagi." jawab pelayan itu.
Sarapan sudah selesai tapi Veya belum juga turun dari kamarnya, Dania penasaran dan pergi ke kamar Veya. Beberapa kali Dania mengetuk pintu kamar putrinya tapi tidak ada sahutan sama sekali dari dalam Dania pun memilih untuk masuk dan ternyata pintu tidak dikunci.
Saat memasuki kamar Veya semuanya terlihat sudah rapi dan tidak ada tanda-tanda orang di dalamnya. Perasaan Dania tiba-tiba saja tidak enak, Dania memeriksa kamar mandi dan ruang ganti tapi tidak ada Veya di dalamnya. Pikiran Dania semakin tidak karuan dia berlari keluar untuk memanggil suami dan putranya.
Jonathan dan Samudra berlari keatas saat mendengar teriakan Dania, beberapa pelayan dan pengawal pun ikut keatas saat mendengar teriakan.
"Sayang,ada apa ? Kenapa kau berteriak." tanya Jonathan.
Air mata Dania tumpah begitu saja dan langsung memeluk Jonathan. "Veya.. Dia pergi,Jo."
Tubuh Jonathan menegang, Samudra langsung masuk ke kamar Veya dan memeriksa seluruh kamar tapi tidak menemukan Veya sama sekali. Samudra keluar dari kamar Veya tatapannya jatuh pada sang Papa yang masih diam sambil memeluk Mamanya.
"Veya. Putriku,Jo." isakan Dania membuat hati Jonathan sakit.
Baru saja merasakan kebahagiaan tiba-tiba Veya pergi tanpa sebuah alasan. Jonathan pikir sekarang saatnya bagi dirinya untuk bahagia bersama istri dan anak-anaknya tapi kenyataannya tidak.
"Samudra akan cari Veya. Papa dan mama tenang saja dirumah." kata Samudra.
Jonathan hanya mengangguk. "Bawa kembali adikmu."
Samudra pergi dari rumah dan mencari Veya ke kampusnya, hatinya terus bertanya kenapa Veya bisa pergi begitu saja disaat mereka tidak memiliki masalah apa pun.
◇◇◇
Samudra sudah berada di dalam gedung Universitas Kalingga, kakinya berjalan menuju ruangan dosen fakultas hukum. Setiap kali samudra bertemu dengan mahasiswa dia selalu bertanya apakah mereka melihat Veya atau tidak dan semua menjawab tidak.
Kini Samudra berada di depan pintu ruangan salah satu dosen Veya, Samudra masuk ke dalam ruangan itu dan melihat Heta sedang sibuk di meja kerjanya.
"Maaf mengganggu." ucap Samudra.
Heta menatap Samudra yang kini sudah ada di depannya. Membuat Heta terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
RomanceHeta dan Veya dua kesatuan yang saling tolak menolak, dibalik sikap tolak-menolak mereka tanpa disadari keduanya mulai terbiasa dengan keadaan dan akhirnya saling jatuh cinta.