Pagi yang suram untuk Veya. Veya tidak membayangkan jika dirinya akan berada di posisi serumit ini, jujur saja dia lebih suka tinggal sendiri dari pada harus tinggal dengan kakeknya yang teramat sangat jahat baginya.
Veya melamun dibalkon kamarnya saat pelayan memanggilnya untuk sarapan, Veya pun turun dari lantai dua rumah kakeknya saat mendengar keributan. Saat dirinya berada ditangga paling akhir Veya melihat dua orang wanita beda usia baru saja di tampar oleh kakeknya. Kedua wanita itu terlihat begitu kacau, salah satu dari mereka menangis menahan sakit diwajahnya.
"APA YANG KU KATAKAN PADA KALIAN! JANGAN PERNAH MEMBUAT MASALAH!" Bentak Michael, Kakek Veya.
"Maaf,kek."
"MAAF ? Heh, kata maaf bahkan tidak pantas untuk kau ucapkan." Sinis Michael.
Kedua wanita itu menangis sambil menahan rasa sakit akibat tamparan Michael. Veya hanya mampu melihat dari kejauhan dia tidak mau menambah rasa kebencian kedua orang itu padanya. Damien baru saja tiba di rumah setelah semalaman bekerja dan sesampainya dirumah dirinya menyaksikan anak dan isterinya sedang berlutut di depan ayahnya sendiri.
"Vivian! Vania!" Damien langsung menghampiri kedua wanita itu. Damien membawa Vivian dan Vania berdiri, Damien menatap ayahnya penuh amarah.
"Cukup,Yah! Apa masih kurang menyiksa anak dan istriku selama ini?" Tanya Damien.
"Aku tidak puas! Sampai kedua wanita ini enyah dari hadapanku." Jawab Michael dingin.
"Apa salah mereka padamu ? Mereka berdua juga menantu dan cucumu sendiri."
Michael tersenyum sinis. "Perlu ku katakan jika cucuku hanyalah Veya dan menantuku adalah Dania."
Damien tertawa sumbang saat mendengar kata-kata dari sang ayah.
"Sejak kapan ayah mengakui Dania sebagai menantu? Ayah hanya memanfaatkan Dania karena keluarganya merupakan orang terpandang di negara ini bukan ?"
Veya terkejut mendengar semua itu jadi selama ini Mamanya hanya di manfaatkan oleh Michael.
"Ayah masih memerlukan Dania karena koneksi keluarganya yang begitu luas. Tapi ayah lupa kalau Dania bukan lagi istriku dan Veya.. Dia bukanlah putriku." lanjut Damien.
Michael bangkit dari duduknya lalu mendekati Damien. Tangan Michael mencengkram bahu Damien dengan kencang membuat Damien meringis kesakitan.
"Veya adalah putrimu mengerti." desis Michael.
"Kakek." panggil Veya.
Michael, Damien, Vivian dan Vania mengarahkan pandangan pada Veya yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Oh,cucuku sudah bangun.Ada apa sayang?" tanya Michael lembut.
Veya menatap kakeknya mengumpulkan keberanian untuk mengatakan hal yang mungkin akan melukai banyak orang dirumah ini.
"Veya.. Veya ingin-"
Michael dan lainnya menunggu ucapan selanjutnya dari Veya yang menggantung.
"Veya ingin pulang kerumah orang tua Veya." ucap Veya.
Michael yang awalnya tersenyum kini terlihat marah dan murka. Damien langsung menarik Veya agar berlindung di belakang tubuhnya.
"Katakan sekali lagi!" perintah Michael.
Veya menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.
"Veya mau pulang kerumah orang tua Veya."
PRANG!!!
Vas bunga yang ada diruang keluarga pecah akibat terlempar tongkat Michael. Veya, Vivian dan Vania berlindung di belakang Damien.
"KAU TIDAK BISA KELUAR DARI RUMAH INI,VEYA!" teriak Michael.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
RomanceHeta dan Veya dua kesatuan yang saling tolak menolak, dibalik sikap tolak-menolak mereka tanpa disadari keduanya mulai terbiasa dengan keadaan dan akhirnya saling jatuh cinta.