PART 5

5.7K 165 15
                                    

|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Happy Reading,bby 😘😍

Sudah tiga hari Veya dirawat dan yang selama dirawat tidak ada pengunjung yang datang selain Bunda dan juga Clarissa.

Diruang rawat Veya terlihat banyak bunga dan juga buah-buahan, beberapa buah-buahan dibawa oleh Bunda dan juga Clarissa,namun ada beberapa buket bunga dan juga beberapa buah-buahan yang lain datang dari seseorang yang tidak Veya kenal. Selama 2 hari kurir selalu datang saat pagi,siang dan juga sore untuk mengirimkan bunga dan juga buah.

Veya sedang menonton siaran TV untuk mengusir rasa bosannya,namun rasa bosan itu tidak kunjung hilang. Matanya memandang tumpukan buket bunga yang berada di sofa pojok, Veya turun dari ranjangnya lalu mendekati sofa itu. Tangan Veya mengambil salah satu buket bunga mawar putih yang terletak di sofa.

"Siapa yah yang ngirim semua bunga ini?"

Veya tersenyum saat menyadari jika semua bunga yang dikirim adalah bunga mawar putih kesukaannya, entah karna apa hati Veya menghangat saat mencium harum mawar putih itu. Hatinya yang beberapa hari lalu terluka hanya dengan mencium aroma mawar putih saja bisa mengembalikan perasaannya.

"Mawar putih memiliki banyak arti." Suara seorang laki-laki membuat Veya membalikan badannya.

Veya terkejut saat melihat siapa orang itu. "Pak Heta." Ucap Veya.

Heta hanya menatap Veya dengan datar,menurut Heta gadis di depannya ini tidak menunjukan ciri-ciri orang yang sedang sakit. Heta menatap Veya dari atas sampai bawah membuat Veya risih dibuatnya.

"Ngapain ngeliatnya kayak begitu sih." Kesal Veya.

Heta menaikan sebelah alisnya. "Masalah ?"

"Yaiyalah."

Heta menghembuskan nafasnya dan mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Saya datang ingin menjenguk kamu." Ucap Heta.

"Nggak nanya." Ketus Veya, lagi pula bagi Veya dirinya tidak mengharapkan Dosen Killer ini yang datang menjenguknya.

"Kamu tidak terlihat sakit."

Veya terkejut mendengar pernyataan Heta, Ayolah! Jika dia tidak sakit mana mungkin dirinya ada ditempat ini.

"Pak,mending pulang. Nggak guna juga disini." Ucap Veya to the point.

Heta menggelengkan kepalanya. Dirinya datang kesini ingin memastikan sesuatu tentang seseorang jadi Heta tidak akan pulang sampai dirinya mendapatkan apa yang dia cari.

"Saya mau disini sampai orang tuamu datang."

Veya membelalakan matanya menatap Heta tak percaya, bagaimana mungkin seorang Veya tahan berlama-lama bersama Dosen Killer seperti Heta.

"Ngapain sih! Udahlah pulang aja,orang tua saya nggak bakal kemari." Ketus Veya.

"Tidak akan kemari ?" Heta mengerinyitkan dahinya, rasa penasaran muncul dalam benaknya.

Veya menganggukan kepalanya. "Nah mending pulang deh." Usir Veya secara terang-terangan.

"Tidak. Saya akan tetap disini." Kukuh Heta.

Kesabaran Veya yang hanya tinggal seujung kuku habislah sudah, Veya menatap Heta yang sejak datang dengan se enaknya duduk santai di sofa ruang rawatnya. Tangan Veya terulur untuk menarik lengan besar Heta lalu menyeretnya keluar.

Veya pikir ini akan berguna namun semuanya sia-sia Heta tidak bergerak dari tempatnya sama sekali. Kekuatan Veya tak sebanding dengan kekuatan Heta.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang