PART 18

3.9K 128 4
                                    

Hola, Aya back!
Maaf kalau updatenya lama,soalnya keluarga lagi dalam fase berduka karena kepergian Nenek 😢

Selamat membaca, jangan lupa Vote dan komentarnya.
Karena komentar dari kalian sungguh berharga untuk semangat Aya dalam menulis 💕💕

♥Happy Reading♥






●●●

"Aku harus segera menemui Veya. Putriku pasti sedang disekap oleh mereka." ucap Dania.

Jonathan dan Samudra menahan Dania yang ingin beranjak pergi menemui Veya. Ya! Kini keluarganya tahu dimana keberadaan Veya berkat surat yang ditemukan oleh Clarissa dikamar Veya. Surat yang berisi ancaman untuk Damien, daddy Veya.

Keluarga besar Jonathan bingung kenapa surat ancaman itu harus sampai ke tangan Veya padahal mereka sudah lama tidak bertemu. Jonathan bahkan memarahi seluruh pelayan yang bertugas pada hari dimana surat itu sampai kerumah mereka.

"Dengarkan aku dulu sayang." Jonathan kini berbicara kepada Dania, memberikan pengertian pada sang istri.

"Kita tidak mungkin langsung kesana, mereka tidak akan membiarkan kita menemui Veya. Kau sangat mengenal mantan mertuamu itu Dania."

Dania terus menangis karena memikirkan putrinya, pikirannya menjadi kacau apa lagi saat surat berisi ancaman itu yang menjadi penyebab putrinya menghilang. Veya memang marah pada Damien tapi Dania tahu jika putrinya itu tidak bisa melihat daddy nya terluka dan menderita.

"Lalu kita harus bagaimana ? Putriku disana menjadi sandera mereka." ucap Dania.

"Kita akan membebaskannya, aku sudah menyuruh semua anak buahku untuk menyelamatkan Veya. Dia juga putriku, malaikat keluarga ini." kata Jonathan.

Clarissa yang ada disana merasa kasihan pada Dania, setelah memberitahu tentang surat yang dia temukan Dania semakin panik dan terus menangis. Samudra melihat perubahan wajah dari Clarissa lantas langsung menarik tangan gadis itu agar menjauh dari keluarganya.

Kini Samudra dan Clarissa berada di taman belakang, Clarissa masih diam karena terlalu syok dengan perlakuan Samudra dan dirinya juga harus menstabilkan detak jantung yang tak karuan akibat ulah Samudra.

"Kau baik-baik saja?" tanya Samudra karena sejak mereka sampai di taman belakang Samudra tidak mendengar suara dari Clarissa sama sekali.

Clarissa menggelengkan kepalanya lalu matanya menatap Samudra. " Jantungku sedang tidak baik-baik saja."

"Kau sakit? Mau aku bawa ke rumah sakit atau ku panggilkan dokter?" Samudra mulai khawatir.

Clarissa tersenyum lalu menggelengkan kepalanya kembali. " Saya nggak sakit tapi jantung saya deg-deg an terus."

Samudra mengerinyit tak paham dengan omongan Clarissa. "Maksudmu ?"

"Ck, saya itu lagi terkejut." jawab Clarissa dengan wajah yang di tekuk.

'Gila ini abangnya Veya, ganteng-ganteng tapi lemot!'

Samudra memandang lurus ke arah kolam ikan, matanya terlihat sayu mungkin karena terlalu memikirkan Veya membuat Samudra tidak bisa tidur. Clarissa yang memperhatikan itu membuat dirinya memikirkan banyak hal untuk menolong keluarga Veya, kebahagiaan Veya tidak boleh sebentar saja Clarissa ingin kebahagiaan sahabatnya itu dapat dirasakan selamanya.

"Emm.. Gimana kalau kita buat rencana." Clarissa mencoba memberikan ide.

"Rencana?" bingung Samudra.

Clarissa mengangguk. "Iya, rencana buat bebasin Veya."

"Bagaimana bisa." tanya Samudra.

Clarissa mendekati Samudra lalu membisikan idenya, namun Samudra tidak yakin dengan rencana Clarissa.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang