"Heta."
"Pak-"
◆◆◆
Heta tidak menatap kearah Veya saat gadis itu memanggilnya sambil membawa beberapa bunga mawar yang beragam. Heta hanya fokus pada wanita di depannya yang juga sama terkejutnya dengan Heta.
"Heta." Sapa wanita itu lagi untuk memastikan jika yang di depannya adalah sosok yang dia kenali.
"Hai!" Jawab Heta kaku.
Wanita itu tersenyum lalu memandang Heta penuh kerinduan.
"Apa kabar?"
"Baik." Heta masih bersikap kaku, keterkejutan ini masih membuat Heta sulit untuk bertatap muka dengan wanita itu.
"Sudah lama tidak bertemu denganmu, kau sudah banyak berubah." Ucap wanita itu.
"Dan kau tidak berubah sama sekali, masih sama seperti dulu."
Veya berada diantara kedua orang itu merasa kesal setengah mati karena tidak diperhatikan, apa lagi Heta yang terlihat sangat tegang saat berhadapan dengan wanita ini.
"Pak!" Panggil Veya membuat Heta mengalihkan perhatiannya.
Heta dan wanita itu menoleh ke arah Veya. Wajah Veya sudah di tekuk karena tidak di dengar oleh Heta.
"Ini-"
"Mahasiswaku." Kata Heta cepat.
Wanita itu diam matanya memandang Veya dari ujung kaki hingga kepala, Veya merasa risih saat di tatap seperti itu. Wanita itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Veya.
"Halo, saya Talita." Wanita itu memperkenalkan diri kepada Veya.
"Veya." Balas Veya singkat lalu mengalihkan pandangannya pada Heta."Pak, mau yang ini."
"Yasudah, sana bayar." Kata Heta.
Veya merengut saat Heta menyuruhnya membayar bunga yang ada di tangannya itu membuat Heta kebingungan.
"Kenapa?"
"Nggak ingat bawa dompet. Bayarin dulu, besok saya ganti deh." Kata Veya dengan tatapan memelasnya.
Heta menatap horor Veya, baru saja dirinya baik pada gadis ini sekarang Veya sudah membuatnya susah dengan harus membayar bunga-bunga itu.
"Bagaimana jika bunga itu kamu bawa pulang tanpa harus membayar." ucap Talita.
Veya menatap heran Talita. "Nanti dimarahin kali kak sama pegawai sini, ntar dikira nyuri."
"Enggak kok, bunga itu buat kamu aja gratis nggak perlu bayar." Talita berusaha meyakinkan Veya.
"Emang kakak kenal sama yang punya toko ini? Nggak ah, kalo nggak bisa beli sekarang gak papa sih. Biar aku bilang sama penjaga tokonya untuk nyimpan ini bunga dulu." kata Veya.
"Ck, jangan malu-maluin. Udah sana bayar." Ucap Heta lalu memberikan lima lembar uang ratusan.
Veya tersenyum lalu berlalu dari hadapan Talita dan Heta. Wajahnya begitu senang saat mendapatkan uang untuk membayar bunga tersebut.
Talita menatap Heta tak percaya, laki-laki itu mau memberikan uangnya pada seorang mahasiswa. Setahunya dulu Heta memang baik tapi dia hanya baik pada orang terdekatnya saja, bahkan hanya ada dua wanita yang bisa merengek pada Heta.
"Kamu ngasih uang ke dia." tanya Talita.
Heta hanya mengangguk lalu menatap Veya yang sedang berada dikasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
RomanceHeta dan Veya dua kesatuan yang saling tolak menolak, dibalik sikap tolak-menolak mereka tanpa disadari keduanya mulai terbiasa dengan keadaan dan akhirnya saling jatuh cinta.