PART 22

4.3K 136 5
                                    

Halo semua 🖐️
Pada kangen nggak sama cerita ini?
Maaf ya update-nya lama soalnya lagi sibuk.

Nah sekarang Aya update lagi, semoga kalian suka dan tetap Vote juga Komen cerita ini ya ♥ Karena itu adalah Semangat Aya untuk terus menulis ♥

Nah sekarang Aya update lagi, semoga kalian suka dan tetap Vote juga Komen cerita ini ya ♥ Karena itu adalah Semangat Aya untuk terus menulis ♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Your smile is more beautiful than flowers."

◆◆◆

Pelayan tadi kembali masuk ke dalam rumah menemui Heta yang menunggu di ruang tamu. Heta sesekali memandang foto-foto yang terpajang indah di dinding rumah besar milik keluarga Alterio, Heta menatap foto Samudra dan Veya saat kecil meski tidak berada di satu frame yang sama tapi foto mereka diletakkan berdampingan. Wajah imut Veya dan wajah datar Samudra sangat pas berada berdampingan, kedua kakak beradik itu terlihat sangat serasi.

"Maaf tuan, nona muda sebentar lagi akan kemari untuk menemui anda." ucap pelayan itu dan Heta hanya mengangguk.

Pelayan itu pamit untuk kembali melakukan pekerjaannya sedangkan Heta masih setia memandang foto Veya. Heta merogoh saku jasnya dan mengambil ponselnya untuk mengabadikan wajah imut Veya saat kecil, senyum gadis itu sungguh mempertegas kecantikannya yang alami.

"Mama udah pernah bilangkan kalau pulang itu sama supir."

Suara seseorang terdengar dari arah luar Heta dengan cepat memasukan kembali ponselnya lalu bergegas menuju sofa. Dari arah luar Heta dapat melihat tiga orang wanita sedang berjalan ke arahnya.

"Kamu ini dengerin mama nggak sih,Vee." tanya Dania mulai gemas pada putri bungsunya ini.

"Iya denger. Aduh Ma jangan ngomel terus dong." Veya mulai cemberut.

Dania mendekati Heta yang sedang duduk, Heta menjadi sedikit canggung saat berhadapan dengan Dania masalahnya ini adalah kali pertama dia datang kerumah ini sendirian.

"Heta,maafkan Veya anak itu suka pelupa." Ucap Dania penuh rasa penyesalan.

"Tidak apa-apa tante." balas Heta.

Dania tersenyum "Kamu sudah lama menunggu jadi tante merasa tidak enak."

"Tidak apa,tan. Saya hanya ingin menyapa saja sepertinya ada tamu lebih baik saya pulang." pamit Heta sopan.

"Tunggu dulu, tolong jangan buru-buru. Kita makan siang bersama saja."

"Tidak usah repot-repot tante." kata Heta merasa tidak enak.

"Tuh kan pak Heta aja nggak mau makan disini kenapa dipaksa sih." Ucap Veya yang dihadiahi tatapan tajam

Dania beralih menatap Heta dan menggelengkan kepalanya. "Enggak,pokoknya kamu makan siang dulu disini baru kamu boleh pulang. Anggap saja ini adalah balasan untuk kamu yang udah nungguin Veya lama."

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang