Keadaan kampus sama seperti hari-hari sebelumnya,banyak mahasiswa yang datang dan pergi. Begitu pun keadaan kantin terlihat banyak mahasiswa yang datang untuk makan atau sekedar bersantai dan mahasiswa yang pergi saat urusan dikantin selesai, terkecuali Veya. Gadis itu sejak pagi sudah berada di Kantin dengan laptop di depannya. Wajahnya terlihat serius namun sedikit lucu.
"Huh! Gila ini tugas kok gue nggak paham samsek sih." Keluh Veya lalu mengacak rambutnya sendiri.
Tadi malam seharusnya tugas itu sudah selesai namun Veya tergiur drama korea terbaru yang di rekomendasikan oleh Clarissa yang berujung dirinya tak mengerjakan tugas. Dalam hati Veya bersumpah tidak akan teledor tentang tugas-tugasnya apa lagi tugas yang bersangkutan dengan Heta,dan sialnya tugas yang belum dia kerjakan itu adalah tugas dari Heta.
"Mati gue,nggak ngumpulin tugas auto ditendang dari kelas." Veya kembali berkutat dengan Laptopnya sebelum pelajaran Heta di mulai.
**
Veya baru saja keluar dari kelas saat mata kuliahnya selesai, Veya berjalan dengan tergesa-gesa dan beberapa kali menabrak teman sekelasnya.
"Woy Vee hati-hati dong!" Teriak laki-laki berambut kriting.
"Iya,sorry-sorry Pang." Veya terus berlari hingga kedepan gerbang kampus. Dia langsung mencari taksi.
Veya mendapatkan Taksi lalu masuk kedalamnya,Veya menyebutkan sebuah alamat kepada supir taksi itu. Di perjalanan wajah cantik Veya terlihat murung dan gelisah, matanya menatap keluar dari taksi pandangan Veya menyapu bersih pemandangan yang ada selama perjalanan hingga rasa kantuk membawanya pergi ke alam mimpi.
"Mbak.. Mbak udah sampai mbak." Panggil seseorang membuat Veya membuka matanya.
Veya menatap ke luar jendela disana sudah terlihat pemandangan yang asri, lalu Veya menatap supir taksi yang membawanya.
"Udah sampai pak?" Tanya Veya.
"Iya mbak,udah dari tadi." Jawab supir taksi itu.
Veya tersenyum lalu memberikan beberapa lembar uang ratusan pada supir taksi itu. "Makasih,Pak."
"Eh,mbak ini ada kembaliannya."
Veya menoleh. "Nggak usah pak,buat bapak aja."
Veya langsung keluar dari taksi dan berjalan kearah pagar besar yang menjulang tinggi. Veya terus berjalan hingga dirinya berdiri tepat di depan pagar besar itu.
Veya tersenyum pahit karena setelah sekian lama dia harus kembali ke tempat yang dipenuhi dengan kenangan buruk masa lalunya. Veya menekan bel dipagar rumah itu saat seseorang menanyakan siapa dirinya.
"Ini..Aku,Veya." jawab Veya setengah ragu.
Pagar besar itu terbuka dan menampilkan pemandangan sebuah rumah besar bernuansa Eropa dan taman-taman bunga disekitar rumah itu.
Beberapa penjaga yang ada disana berkumpul dan memberi hormat kepada Veya, salah satu penjaga yang sudah berumur mendekat ke arah Veya wajahnya memancarkan senyum bahagia saat melihat Veya.
"Senang anda kembali,Nona." Ucapnya dengan senyuman.
Veya hanya membalas dengan senyuman tanpa menjawab sang penjaga.
"Tuan Besar dan Nyonya sudah menunggu anda. Mari saya antar." Lanjut penjaga itu.
Veya dan penjaga itu memasuki rumah dan didalam Veya kembali disambut dengan para pelayan dan pencaga yang berada didalam rumah.
Penjaga tua itu mengantarkan Veya menuju ruang tamu besar dirumah itu dan sesampainya disana Veya semakin gugup, rasanya ingin mundur saja dan kembali kerumah keluarga Heta.
Veya berhenti didepan ruang tamu itu dan menatap penjaga yang membawanya. Seakan mengerti dengan tatapan mata Veya sang penjaga lebih dulu masuk keruang tamu dan berbicara dengan sang majikan, beberapa saat setelah penjaga berbicara dengan pemilik rumah penjaga tua itu pun kembali mendekati Veya.
"Nona,Tuan dan Nyonya sudah menunggu anda. Silahkan." ucap Penjaga itu.
**
Beberapa kali Heta terus menerus memeriksa handphone nya dengan gelisah, sejak 3 jam lalu Heta menjadi tidak tenang setelah mendengar kabar jika Veya belum juga pulang kerumah orang tuanya.
Gadis itu membuat Heta menjadi kalang kabut karena bingung harus mencarinya kemana, dia sudah menghubungi Clarissa yang Heta tahu adalah sahabat dekat Veya dan ternyata Veya tidak bertemu dengannya. Heta juga menghubungi Celine dan jawaban yang sama juga dia dengar dari Celine.
Heta mendudukan dirinya disofa dan menjambak rambutnya kasar. "Veya kemana kamu. Jangan buat saya pusing." Heta putus asa saat tidak menemukan kabar tentang Veya.
Pintu ruangan Heta terbuka dan menampilkan sosok Celine yang raut wajahnya terlihat sangat kacau.
"Kau masih belum mendapatkan kabar ?" Tanya Celine to the point.
Heta menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kau masih disini! Cepat sana cari Veya,jika anak itu kenapa-kenapa bagaimana!?" Kesal Celine pada Heta.
Heta berdiri dari tempatnya lalu berjalan menuju pintu keluar saat ponselnya berbunyi. Heta melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Mama." gumam Heta
Celine mendekati Heta. "Angkat saja,siapa tau itu penting."
Heta menekan tanda hijau di ponselnya. "Halo.."
"Sayang..."
-Bersambung-
Maaf gaes ceritanya pendek, Next Chapter bakalan lebih panjang dari ini.. So,stay tune aja yahh wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
RomanceHeta dan Veya dua kesatuan yang saling tolak menolak, dibalik sikap tolak-menolak mereka tanpa disadari keduanya mulai terbiasa dengan keadaan dan akhirnya saling jatuh cinta.