10 - curhat? -

200 50 2
                                    

Hai gais, ketemu lagi kita 🧤

Budayakan membaca dengan part yang urut yaa 😉

Sory typo:')

-Happy Reading-

***

Aya merasa kesal sekali karena merasa di bodohi oleh Edgar, karena ia untuk apa ia di suruh menunggunya lama lama?

Harusnya Aya sadar, toh yang mau di ajarin dia kenapa, Aya uang harus repot-repot menunggunya?

"Dasar! jadi orang nyebelin banget!!! Ihh kesel tau nggak!" Kesal Aya, yang kini sudah berada di kamarnya yang berada di lantai dua.

"Lagian juga ya, kenapa gue mau aja sih nungguin tuh orang bego! Jadikan kalo di sini siapa yang bego? Gue apa dia?" Bingung Aya dalam hati.

"Malah tadi yang nyamperin si Januar lagi! Orang nya nyebelin banget lagi, jijik gue!!"

Sedangkan kini di lantai bawah Vero sedang menuju ke dapur untuk pergi makan siang.

"Eh den Vero mau makan den?" Tanya bi Inah, yang selama ini telah menjabat sebagai asisten rumah tangga di keluarga besar Pradipta, selama kurang lebih 18 tahun.

"Iya bi, eh Aya mana bi? Belom turun ya?" Tanya Vero yang biasanya ia makan siang bersama adiknya.

"Iya den, nggak tau bibi dari tadi pulang sekolah bareng den Vero, kayaknya belum keluar." Jelas bisa Inah sembari menyiapkan hidangan makan siang.

"Oh gitu ya Bi? Yaudah Vero susul dulu ya" jawab Vero, seraya beranjak pergi dari kursinya menuju ke lantai dua dimana ada kamar Aya, yang berada persis di sebelah kamarnya.

Di depan pintu kamar Aya dan Vero hanya di bedakan dengan tulisan tangan dan foto mereka, jika di depan pintu kamar Vero tertulis ' yang punya kamar ini ganteng! Nggak kayak kamar sebelah! Katanya cantik!, Kalo gede pengen kuliah biar kaya papa!!'.  Sebenarnya Vero jika melihat kemasa lalunya ia sangat ingin sekali untuk merasakan apa itu kuliah, dan sekarang jika ia rasakan sungguh! Kuliah itu sangat menyiksa.

Sebaliknya di kamar Aya tertulis 'ini kamar Aya yang cantik, kalo mau masuk ketok pintu dulu!! Jangan kaya Abang!!'  Dan seperti itulah kata kata yang sempat di tuliskan Aya dulu, yang mungkin pernah ditempelkannya sejak ia kelas 2 SD.

Maka dari itu sekarang Vero terinspirasi dari kata kata Aya, kini Vero mencoba mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok...

Vero mengetuk ketuk pintu, berisyarat ada orang di luar

"Iya apaa!!!" Teriak Aya dari dalam kamar.

"Woy! Katanya Lo laper makan cepet!"

"Kagak gue udah kenyang!" Balas Aya dari dalam kamar.

"Kenyang? Makan apa? Sejak kapan kamar lo ada kulkasnya"bingung Vero

"Makan kesel!" Teriak Aya

"Yang bener aja Lo jadi orang! Buruan turun makan" kesal Vero

"Iya iya gue turun" balas Aya, yang sebenarnya ia malas turun untuk makan, tetapi memang ia sedang lapar, jadi mau bagaimana lagi sudah panggilan alam?

"Yaudah cepet!"

Kini Aya turun ke lantai bawah, yang memakai baju polos berwarna putih, dan celana Bali yang berbatas sedikit di atas lutut, itulah gaya hidup seorang Aya sebenarnya jika di rumah, tidak ada kesan feminim nya sama sekali, bahkan rambutnya pun ia ikat, tidak seperti cewek cewek pada umumnya.

"Cemberut amat tuh muka? Kenapa? Coba curhat." Tanya Vero yang kini sedang mengambil nasi yang akan disantap nya

"Lo tau nggak..."

"Nggak?"

"Ih jangan di potong dulu!!" Kesal Aya

"Yaudah apaa?"

"Gue itu sekarang di suruh jadi tutor matematika sama kepala sekolah!!"

"Loh ya bagus dong harusnya Lo bangga, bararti Lo itu pinter" jawab Vero

"Lah dari mana bangganya coba? Orang yang gue ajar itu kakak kelas gue? Ya mana gue tau kan?"

"Eh bego! Kalo kepala sekolah udah ngutus Lo buat jadi tutor, berarti sebenernya dia tau kalo Lo itu pinter! Udah ah gitu aja kok kesel! Kalo gue yang dapet kesempatan kek gitu, ya pasti gue seneng lah" cerocos Vero, yang malah membuat Aya menjadi tambah kesal.

Walaupun memang sudah menjadi kebiasaan mereka berdua hanya makan berdua tanpa kedua orang tuanya, sebenarnya bisa saja mama nya untuk melayaninya setiap hari, tapi kali ini mamanya sedang membuka cabang butik baru di luar pulau akhirnya ia harus turun tangan selama satu bulan penuh.

Selesai makan Aya langsung bergegas ingin pergi ke atas untuk ke kamar nya.
"Loh kok nonton TV? Katanya mau basket?" Tanya Aya

"Nggak ah males!"

"Dasar pemalas!" Ledek Aya

"Enak aja Lo bilang! Eh dari pada gabut ke mall yuk, gue mau cuci mata" ajak Vero yang seperti nya mendapat ide cemerlang

"Dasar nggak laku! Eh tapi boleh juga tuh, sekalian gue mau beli jangka sama busur" jawab Aya

"Yaudah ganti baju sekarang! Gue tunggu di bawah"

Kini Aya masuk ke kamarnya dan mencoba mencari cari setelan baju mana yang pas untuk di bawa ke mall dan ia menemukan baju yang sesuai dengan stylenya yaitu memakai celana jeans dengan atasan sweater polos berwarna putih berpadu dengan sepatu sneaker nya yang berwarna hitam putih dan yang terakhir tas kecil yang menyelempang di badannya yang  berwarna hitam.

Bedanya seperti biasa jika ia hendak pergi ia hanya merapihkan sedikit ikatan rambutnya dan memakai sedikit liptint yang sangat tipis bahkan mungkin tidak terlihat dan sedikit menggunakan bedak tabur.

Kini Aya turun menemui kakaknya yang sama style nya yaitu menggunakan celana jeans dan memakai baju polos berwarna hitam dan sepatu sneaker yang sama seperti Aya.

Sebenarnya, mungkin jika orang orang melihat tanpa tau mereka kakak beradik mungkin sudah mengiranya mereka telah berpacaran, karena jika keluar gayanya selalu sama tetapi itulah mereka.

***
To be continued 👐

Part ini gimana sih??

Aneh? Iya pasti 😣

Biarkanlah:v biar author semangat vote and coment dong!!😋

Tambah banyak yang ngevote tambah cepat pula author update😂

Typo merajalela📌


yuk reader 😋
Tinggal pencet itu bintang di bawah!

Effect Love Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang