Happy reading guys
***
Seperti biasa, rutinitas hari-hari anak sekolah adalah bangun pagi dan bersiap bergegas menuju tempat untuk menimba ilmu, bertemu kekasih, makan gorengan 2 bilangnya 1, dan masih banyak lagi.
Sudah dua hari, Aya memutuskan untuk tidak berangkat, mungkin juga untuk beberapa hari kedepan, ia mengalami depresi, tidak terlalu parah memang, tapi perlu beberapa hari untuk istirahat, dan tidak bertemu dengan orang-orang.
Baru saja Keylan menaruh tasnya diatas kursi langsung diserbu beribu-ribu pertanyaan.
"Aya nggak berangkat lagi?"
"Dia belum sembuh?"
"Makin parah nggak sih?"
"Dia nggak papa kan Lan?"
"Hust! Diem, pusing gua! Yang jelas Aya itu nggak papa, udah cukup. Jean siniin buku Fisika Lo, belum ngerjain gua, hehe." Jean menyerahkan buku tulisnya padanya, dengan hati yang sebenarnya tidak ikhlas, bagaimana bisa, ia semalaman memikirkan jawaban dan hanya di copy paste begitu saja?
Jean mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya, dan mengetikkan beberapa pesan lalu ia kirimkan pada kekasihnya, Varrel.
***
Jam istirahat yang dinanti nanti pun tiba, bel berdering dan semua orang datang ketempat makan."Rel? Kantin yok!" Seru Januar.
"Duluan aja, gua mau telpon Edgar bentar." Sahutnya, Januar mengacungkan jempolnya dan berjalan keluar bersama kawan yang lain.
📞📞
"Hallo, kenapa rel?" Ucap seseorang dari sebrang sana.
"Gimana kaki? Sehat?"
"Ya,, gini, mungkin besok gua berangkat."
"Emm, gini gua dapat pesen dari cewek gua, katanya Aya sakit."
"Serius lo?"
"Lo nggak tau?"
"Baru tau gua, soalnya tiap gua telpon nggak aktif nomornya."
"Yaudah samperin gih, siapa tau sembuh."
"Oke, thanks infonya." Edgar mematikan telponnya secara sepihak, dan bergegas ke kamar mandi.
***
Pukul 17.00
Bel rumah berbunyi, Verro bergegas membuka pintu untuk siapa tahu yang ada diluar sana.
"Ey, bro lama banget nggak ketemu!" Verro langsung memeluk singkat Edgar.
"Iya, gimana bang sehat? Bukannya kemaren nggak dirumah ya?"
"Alhamdulillah, ya gitu denger adek gua sakit, gua langsung balik. Lo pasti mau ketemu adek gua kan?" Tanyanya. Edgar mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Effect Love Bad Boys
Teen Fiction- Effect Love Bad Boys - "Terkadang seseorang berperan menjadi antagonis bukan karena kemauan, melainkan karena keadaan yang memaksa." Dua manusia, dua kepribadian, seperti halnya Edgar Grady Abasya seorang Famous di SMA Nusa Bangsa, yang menyukai a...