35 - so(k) sweet -

67 3 0
                                    

-Happy Reading-

Rasanya hari ini berada di kelas rasanya lama sekali, mengerjakan tugas bahasa Inggris yang rasanya tak selesai-selesai, dan kali ini otaknya sedang tidak sinkron dengan keadaan yang sedang terjadi. Tepat pukul 14.00 Edgar segera mengemasi barang-barang sekolahnya kedalam tas. Tak banyak, hanya satu batang pulpen dan satu buku pelajaran serbaguna, hanya itu barang yang ia bawa ke sekolah setiap hari. Karena semua buku-buku paket dan pendamping ia tinggal di dalam laci.

"Gue keluar dulu bentar." Ucapnya kepada Varrel. "Loh, nggak langsung ke kantin belakang?"

"Ada urusan, suruh anak-anak kumpul di kantin, nanti gue ke sana." Edgar menggendong tas ransel dibelakang punggungnya hanya dengan satu bahu saja. "Sama Aya?" Langkah Edgar tertahan sejenak mendengar sahutan Januar. Edgar mengangguk dan tersenyum samar.

"Lo sebenarnya suka kan sama dia?" Varrel berujar singkat, yang membuat Edgar duduk di atas meja. "Gue juga nggak tau,,," Ucapnya tertahan. ",,,tapi mungkin."

"Gar, gue tau lo pasti suka sama Aya, kalo lo beneran suka, perjuangin sampai titik darah penghabisan, buang jauh-jauh ego lo, dan satu pesan dari gue, jangan bikin dia kecewa, karena gue tau, dia cewe baik-baik." Entah kata-kata itu tiba-tiba keluar dari mulut seorang Januar Angga sang Playboy kelas kakap.

"Alah!! Sok ngomong kek gitu, padahal sendirinya mainin cewek." Galaksi menyenggol Januar. "Nah, maka dari itu gue nasehatin Edgar, udah diantara kita cuma gue aja yang playboy, lagian mantan-mantan gue aja yang gampang cinta, secara kan gue ganteng." Ujarnya menyombongkan diri.

"Hilih amit-amit!"  Gelak tawa mulai terdengar diantara keempatnya. "Yaudah bro, gue cabut dulu." Edgar melangkah keluar kelas, yang keadaanya sudah sepi. "Semangat bro!" Ucap Galaksi dari dalam kelas.

***

"Ay, mau bareng nggak? Kalo nggak, gue mau nganter Budi." Ucap Keylan menghampiri nya, untung saja tadi Keylan kembali disaat yang tepat, kalau tidak kembali ke kelas bisa-bisa ulangan sendirian di ruang guru, kan bisa berabe.

"Nganter Budi kemana?"

"Mau ngambil baju tidur, rencananya gue mau nginep di rumah Keylan."  Sudah sangat lama sekali rasanya Budi tidak bermalam dirumah Keylan. Mereka berdua memang begitu, ketika cowok-cowok lain sibuk dengan dunianya sendiri, eh, mereka justru main nginep-nginepan.

"Ya udah, gue pulang naik angkot aja." Beruntunglah Aya, karena ia tidak usah mencari alasan untuk tidak ikut pulang bersama Keylan, mengingat ia harus bertemu dengan Edgar.

"Ya udah, kita berdua duluan sist, sampai ketemu nanti malam. Dah." Lambaian tangan Budi, dibalas oleh Aya singkat. "Ay, lo mau kita tungguin nggak?" Tanya Terra.

"Kalian duluan aja." Teman-temannya mengangguk dan mulai menggendong ranselnya keluar kelas. Aya menyapu sendiri, karena anak-anak yang lain berjanji akan menyapu di pagi hari. Padahal oksigen di pagi hari sangat bagus, jika tidak bercampur dengan debu dan sampah yang disapu.

Aya menunduk, menyapu kolong-kolong  dibawah meja, dan ketika ia menegapkan badannya... "Cewek, kalo nyapu itu yang bersih, biar suaminya ganteng,kayak gue."  Bum! Edgar sudah duduk di atas meja yang sedang ia sapu.

"Ish! Bikin kaget tau nggak! Lagian jadi orang kepedean banget."

"Hehehe, nyapu nya kok sendirian? Mau gue bantuin?" Aya melotot seketika.

Effect Love Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang